Dalam sistem imun, reseptor Fas dan ligannya (FasL) memegang peranan penting. Protein transmembran ini tidak hanya berperan dalam mengatur respons imun, tetapi juga berperan penting dalam proses apoptosis. FasL terutama diekspresikan oleh limfosit T agresif, monosit, sel pembunuh alami, dan sel lainnya. FasL dapat mengikat reseptor Fas dan memicu transmisi sinyal kematian sel. Kepentingannya tidak dapat diabaikan.
Sebagai protein transmembran tipe II, FasL termasuk dalam superfamili faktor nekrosis tumor (TNFSF) dan dapat hadir dalam bentuk homotrimer. Fitur struktural ini merupakan dasar penting untuk operasi normalnya.
Ciri-ciri struktural FasL meliputi domain intraseluler yang panjang, daerah mirip batang, dan domain transmembran, di mana domain homologi faktor nekrosis tumor (THD) bertanggung jawab atas pembentukan homotrimernya. Reseptor Fas terletak pada kromosom manusia 10 dan kromosom tikus 19. Gennya mengekspresikan banyak isoform, terutama protein transmembran tipe 1.
Jalur pensinyalan reseptor Fas terutama terlibat dalam memicu apoptosis. Ketika FasL yang terkait membran berikatan dengan reseptor Fas pada sel-sel di dekatnya, hal itu mengarah pada pembentukan trimer reseptor, yang membentuk kompleks pensinyalan pemicu kematian (DISC). Interaksi ini memungkinkan kompleks pensinyalan apoptosis untuk memulai program kematian sel lebih lanjut.
Dalam pembentukan DISC dan jalur apoptosis berikutnya, aktivasi caspase-8 merupakan proses kunci yang mengarah pada apoptosis sel secara menyeluruh. Kompleksitas proses ini tidak dapat diabaikan.
Apoptosis yang dipicu oleh pengikatan reseptor Fas ke FasL memiliki beberapa fungsi dalam mengatur sistem imun, seperti:
Mekanisme apoptosis yang diinduksi Fas mungkin memainkan peran penting dalam toleransi imun antara janin dan ibu, tetapi saat ini tidak ada bukti bahwa kegagalan sistem ini akan menyebabkan cacat kehamilan.
Ketika apoptosis yang dimediasi Fas tidak berfungsi, hal itu dapat menyebabkan pembentukan tumor atau resistensi obat pada tumor yang ada. Mutasi gen Fas terkait dengan sindrom limfoproliferatif autoimun (ALPS), dan bahkan penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa apoptosis sel T yang diinduksi oleh FasL dapat menjadi mekanisme baru bagi tumor untuk lolos dari pengawasan imun.
Dalam proses mempelajari reseptor Fas dan FasL, manusia semakin memahami dampak mendalamnya pada regulasi sistem imun dan perkembangan penyakit. Ini melibatkan tidak hanya ilmu dasar, tetapi juga aplikasi klinis di masa mendatang. Apakah Anda ingin tahu lebih banyak tentang potensi protein utama ini dalam mengobati tumor atau penyakit autoimun?