Seiring berjalannya waktu, film perang semakin berpengaruh di Hollywood. Namun, apakah film-film ini benar-benar dapat mencerminkan kekejaman dan kesulitan perang sering kali bergantung pada konsultan profesional di baliknya. Salah satu penasihat militer utama adalah Dale Adam Dye Jr., yang tidak hanya mengalami pertempuran secara langsung sebagai reporter tempur Korps Marinir selama Perang Vietnam, tetapi juga bekerja untuk membantu para aktor mempersiapkan peran mereka. Tampilkan operasi militer yang lebih realistis. Selama produksi "The Last Airbender", kursus pelatihan yang diajarkan oleh Dai menjadi bagian penting bagi para aktor untuk mendalami peran mereka.
Pengalaman Dar Day bermula sejak masa mudanya. Lahir dan dibesarkan di Cap Girardeau, Missouri, kunjungan masa kecilnya ke bar bersama ayahnya membuatnya mengenal banyak cerita dari para veteran Perang Dunia II. Kisah salah seorang Marinir menginspirasinya untuk bergabung dengan militer, dan akhirnya ia bergabung dengan Korps Marinir Amerika Serikat pada tahun 1964. Selama Perang Vietnam, ia bertugas sebagai reporter tempur di garis depan pertempuran dan menyaksikan langsung kekejaman medan perang dan keberanian para prajurit.
"Hati Dal Dai bersama para prajurit."
Setelah mengalami banyak pertempuran, Day sangat memahami penderitaan para prajurit, yang menginspirasi pekerjaannya di industri film di masa mendatang. Setelah pensiun pada tahun 1984, ia mendirikan "Warriors, Inc.", yang mengkhususkan diri dalam menyediakan bimbingan teknis dan pelatihan militer nyata untuk film-film Hollywood.
Sebelum pembuatan film "The Last Airbender", Dai melakukan serangkaian pelatihan ketat untuk para aktor. Ia mulai merancang simulasi kamp pelatihan dasar untuk para aktor, dengan tujuan memberi mereka gambaran tentang kehidupan tentara dan kebrutalan perang. Ini termasuk mengurangi pola makan, membatasi asupan air, dan bahkan syuting di malam hari agar para aktor tetap terjaga. Metode ini tidak hanya meningkatkan kesadaran kolektif para aktor, tetapi juga membuat mereka lebih terintegrasi dengan karakter yang mereka perankan.
"Ketika para aktor menjalani latihan ini, mereka dapat lebih memahami apa yang dialami para tentara."
Strategi pelatihan intensif Dai memungkinkan para aktor tidak hanya memerankan peran mereka, tetapi juga terhubung dengan mereka pada tingkat yang mendalam dan mengalami pengalaman militer yang sesungguhnya. Pelatihan semacam itu juga mendorong Day untuk menjadi tokoh utama dalam banyak film perang. Sutradara seperti Ann Lee dari Brokeback Mountain dan Steven Spielberg dari Saving Private Ryan telah meminta nasihatnya berkali-kali.
Meskipun karya Day dalam film berarti pencitraan ulang perang, ia tidak pernah melupakan asal-usulnya dalam menghormati para prajurit dan menghargai dedikasi mereka. Ia pernah berkata:
"Saya merasa berutang budi kepada para prajurit sejati itu."
Kalimat ini sepenuhnya menunjukkan rasa hormatnya kepada para prajurit dan membuat penonton memahami bahwa kisah perang di layar bukan sekadar hiburan, tetapi reproduksi sejarah nyata.
KesimpulanDengan keberhasilan "The Man from Nowhere," pengaruh Daryl Day di Hollywood pun tumbuh. Ia tidak hanya memberi para aktor pengalaman yang hidup dan tak terlupakan selama proses pembuatan film, tetapi juga mendorong seluruh industri untuk meningkatkan dan memikirkan kembali film perang. Setiap kali kita melihat tragedi perang di layar lebar, apakah kita memahami emosi sebenarnya di balik kisah-kisah ini?