Di bidang psikologi saat ini, metode penilaian kecemasan telah berubah secara signifikan. Di antaranya, munculnya State-Trait Anxiety Inventory (STAI) tidak diragukan lagi merupakan revolusi penting. Skala ini dikembangkan oleh psikolog Charles Spielberger dan rekan-rekannya pada tahun 1983 untuk membedakan antara kecemasan jangka pendek (kecemasan keadaan) dan kecemasan jangka panjang (kecemasan sifat).
Kecemasan didefinisikan lebih dari sekadar emosi; itu adalah hasil interaksi dengan keadaan eksternal dan sifat batin seseorang.
STAI berisi 40 item laporan diri, dan subjek diminta untuk menilai mereka pada skala Likert 4 poin. Pertanyaan-pertanyaan ini dibagi menjadi dua bagian: bagian pertama digunakan untuk menilai kecemasan keadaan (S-anxiety), yang merupakan kecemasan yang dirasakan pada saat tertentu; Bagian kedua digunakan untuk mengukur sifat kecemasan (T-anxiety), yang merupakan perasaan umum jangka panjang. Kecemasan. Metode pengukuran ganda ini menjadikan STAI sebagai alat penilaian kecemasan yang lebih komprehensif.
Kecemasan keadaan dapat dianggap sebagai respons langsung, yang sering kali muncul sebagai respons terhadap tantangan, ujian, atau konflik interpersonal. Perasaan ini dapat berupa ketakutan, kegugupan, dan kegelisahan. Sebaliknya, kecemasan sifat lebih seperti nada emosional pribadi yang terus ada dalam kehidupan sehari-hari.
"Kecemasan keadaan dan kecemasan sifat bukan hanya dua keadaan kecemasan yang berbeda, tetapi metode penilaiannya juga memberi tahu kita cara melakukan intervensi medis sesuai dengan kebutuhan pasien yang berbeda."
STAI telah direvisi berkali-kali, dan versi yang paling umum digunakan adalah Formulir Y. Versi ini lebih mengoptimalkan pengaturan pertanyaan dan meningkatkan keandalan pembedaan faktor kecemasan. Selain itu, STAI juga memiliki skala untuk anak-anak, STAIC, yang cocok untuk anak-anak berusia 9 hingga 12 tahun, yang memungkinkan semakin banyak kelompok usia untuk mendapatkan manfaat dari tes ini.
Dalam hal penilaian, skor untuk setiap jenis kecemasan berkisar antara 20 hingga 80, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan kecemasan yang lebih parah. Pertanyaan dalam skala tersebut meliputi "Saya merasa khawatir" dan "Saya merasa aman", yang masing-masing mengukur ada atau tidaknya kecemasan, yang membantu dokter mendiagnosis kondisi pasien dengan lebih akurat.
Berbagai aplikasi STAI menjadikannya alat penting untuk diagnosis klinis. Baik dalam psikiatri, penyakit dalam, atau diagnosis bedah, alat ini membantu dokter mengidentifikasi berbagai manifestasi kecemasan dan depresi sehingga dapat mengembangkan rencana perawatan secara akurat. Pada saat yang sama, STAI juga telah banyak digunakan dalam berbagai proyek penelitian untuk membantu para akademisi membandingkan respons kecemasan dari berbagai kelompok etnis dan kelompok usia.
Menghadapi lingkungan sosial dan kondisi psikologis yang terus berubah, studi tentang kecemasan menjadi semakin penting. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman yang mendalam tentang kesehatan mental, STAI dapat terus berkembang dan menggabungkan metode dan teknologi pengukuran baru.
"Dalam proses psikologi, STAI tidak diragukan lagi menandai berakhirnya satu era dan dimulainya era lain."
STAI, sebagai alat yang sangat diperlukan dalam psikologi, telah mengubah cara kita memahami dan mendiagnosis kecemasan. Ini bukan hanya sebuah revolusi dalam pengujian, tetapi juga sebuah studi mendalam tentang keadaan emosional manusia. Di masa mendatang, dapatkah kita mengharapkan pengujian yang lebih tepat untuk membantu kita memahami dan menangani berbagai aspek kecemasan?