Seiring dengan meningkatnya kemampuan pengawasan Angkatan Luar Angkasa AS di luar angkasa, peran sistem satelit menjadi semakin penting. Di antaranya, Defense Support Program (DSP) menjadi landasan sistem peringatan dini satelit utama Amerika Serikat. Namun, satelit DSP terakhir, DSP-23, mati secara misterius di luar angkasa, menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana konsekuensinya akan memengaruhi kemampuan pertahanan dan keamanan luar angkasa Amerika Serikat.
“Operasi satelit DSP memberi Amerika Serikat kemampuan peringatan dini luar angkasa yang berkelanjutan, tetapi ketika gangguan terjadi, bagaimana kita menanggapi potensi bahaya ini?”
Defense Support Program awalnya diluncurkan pada tahun 1970 untuk menggantikan sistem satelit peringatan dini era 1960-an, Space-Based Infrared Missile Warning System (MIDAS). Satelit MIDAS pertama berhasil diluncurkan pada tahun 1960, tetapi seiring kemajuan teknologi, DSP mulai menjaga sistem peringatan rudal Amerika Serikat dan melanjutkan operasinya hingga 45 tahun.
“Seiring berjalannya waktu, satelit DSP terus meningkatkan desainnya, berevolusi dari yang awalnya seberat 2.000 pon menjadi 5.250 pon, dengan kinerja yang jauh lebih baik.”
Setelah diluncurkan pada 11 November 2007, DSP-23 beroperasi secara normal selama beberapa waktu, tetapi tiba-tiba berhenti berfungsi pada tahun 2008 karena faktor yang tidak diketahui. Sejak saat itu, satelit tersebut telah melayang di orbit geostasioner Bumi, menjadi ancaman potensial bagi misi luar angkasa lainnya.
"Kegagalan satelit ini tidak hanya memengaruhi kemampuan peringatan dini Amerika Serikat, tetapi juga menimbulkan risiko potensial bagi misi luar angkasa di masa mendatang."
Kemampuan deteksi satelit DSP telah ditingkatkan melalui peningkatan teknologi berkelanjutan, termasuk desain sensor inframerah yang lebih baik dan kemampuan pemrosesan sinyal. Namun, seiring berjalannya waktu, satelit ini menghadapi tantangan teknologi yang menua. Setelah bertahun-tahun beroperasi tanpa masalah, satelit terakhir gagal secara misterius sehingga orang-orang bertanya-tanya apakah sistem di dalamnya telah mencapai batasnya.
Sekarang, dengan pensiunnya satelit DSP, sistem penggantinya, Sistem Inframerah Berbasis Luar Angkasa (SBIRS), menjadi semakin penting. Satelit SBIRS dirancang untuk lebih meningkatkan kemampuan peringatan dini Amerika Serikat untuk mengatasi lingkungan keamanan global yang semakin kompleks. Akankah kematian misterius DSP-23 menjadi kisah peringatan dalam proses ini? Jika sistem baru tidak mampu memenuhi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, apakah sistem tersebut akan menghadapi masalah serupa lagi?
"Dalam menghadapi tantangan di masa depan, kita harus memikirkan cara untuk lebih meningkatkan kemampuan pemantauan kita di luar angkasa dan mencegah insiden serupa terjadi lagi."
Seiring meningkatnya persaingan antariksa, peristiwa ini dapat menjadi peluang penting bagi negara-negara untuk menilai kembali sumber daya dan teknologi antariksa mereka. Hilangnya DSP-23 secara misterius hanyalah salah satu dari banyak misteri yang belum terpecahkan di alam semesta. Di balik hal-hal yang tidak diketahui ini, berapa banyak ancaman dan tantangan yang tersembunyi di masa depan?