Dalam desain struktur teknik, pemilihan material sangat penting untuk integritas dan ketahanan struktur. Pembengkokan, yaitu perilaku deformasi elemen struktur di bawah gaya eksternal, bergantung pada sifat material, yang paling umum adalah plastik dan baja. Kedua material tersebut menunjukkan sifat yang sangat berbeda dalam hal perilaku pembengkokan, sehingga para insinyur harus mempertimbangkan pemilihan material secara cermat saat menghadapi berbagai tantangan desain.
Sebagai material non-logam, kekuatan dan perilaku pembengkokan plastik sangat berbeda dari baja. Plastik secara umum dianggap sebagai material elastis yang bentuknya berubah selama pembengkokan bersifat reversibel, artinya setelah beban diberikan, plastik kembali ke bentuk aslinya. Namun, ketika beban melebihi batas tertentu, plastik dapat mengalami deformasi permanen, yaitu deformasi plastik.
Perilaku pembengkokan plastik bergantung pada status pemrosesannya, desain struktur, dan kondisi lingkungan, sehingga kinerjanya selama pembengkokan relatif tidak stabil.
Baja merupakan material logam yang relatif ulet dan berkekuatan tinggi, tetapi karakteristik lenturnya menunjukkan perilaku yang berbeda. Ketika baja dikenai gaya eksternal, baja biasanya menunjukkan elastisitas dan plastisitas yang baik serta dapat menahan beban yang lebih besar. Ini berarti bahwa baja masih dapat mengalami deformasi setelah mencapai titik luluh tanpa langsung retak. Selain itu, kekuatan lentur baja dapat ditingkatkan lebih lanjut melalui paduan, perlakuan panas, dan proses lainnya.
Ketika baja dibengkokkan, selain menahan gaya eksternal, struktur internal dan distribusi tegangan juga mengalami perubahan signifikan, yang memperluas lebih banyak kemungkinan untuk penerapannya.
Dalam aplikasi teknik, perhitungan tegangan lentur merupakan mata rantai penting. Untuk plastik, kurva tegangan-regangan yang umum digunakan menunjukkan kekuatan lentur material, sedangkan untuk baja, teori elastisitas dan plastisitas yang lebih kompleks digunakan untuk menghitung tegangan lentur. Perhitungan ini tidak hanya memperhitungkan tegangan utama material, tetapi juga efek bentuk penampang dan faktor lain untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Dalam aplikasi praktis, plastik biasanya digunakan di lingkungan yang membutuhkan bobot ringan dan anti-korosi, seperti peralatan kimia dan produk rumah tangga. Sebaliknya, baja banyak digunakan dalam industri berat dan konstruksi, terutama pada struktur yang menahan beban berat, seperti jembatan dan penyangga gedung bertingkat tinggi.
Baik memilih plastik atau baja, insinyur harus mempertimbangkan sifat material dan dampaknya terhadap keselamatan struktural.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu material, material komposit baru dan material pintar terus dikembangkan. Material ini dapat menggabungkan keunggulan plastik dan baja serta memberikan kinerja dan fleksibilitas tekukan yang lebih baik. Saat merancang proyek rekayasa di masa mendatang, pemilihan material yang paling tepat akan menghadirkan tantangan sekaligus peluang.
Perilaku tekukan menunjukkan karakteristik yang berbeda pada berbagai material, dan perbedaan antara plastik dan baja memerlukan perhatian khusus dalam desain dan aplikasi. Bagaimana insinyur masa depan memilih material yang tepat untuk memenuhi kebutuhan desain yang komprehensif?