Negara bagian Benggala Barat di India telah menjadi kawasan geopolitik utama sejak pemisahannya pada tahun 1947. Di antaranya, Koridor Siliguri yang terkenal terletak di barat laut Benggala Barat. Kawasan sempit ini tidak hanya menjadi penghubung geografis, tetapi juga mata rantai yang sangat penting dalam politik dan ekonomi. Pembentukan koridor dan perkembangan selanjutnya menunjukkan perubahan besar yang ditimbulkan oleh pemisahan tersebut di kawasan tersebut.
Koridor Siliguri, yang juga dikenal sebagai "Leher Ayam", merupakan jalur penting di barat laut Benggala Barat, India. Jalur tanah sempit ini, yang panjangnya hanya 20 hingga 22 kilometer, menghubungkan tujuh negara bagian timur laut India dengan wilayah India lainnya. Pada tahun 1947, pemisahan India memicu pembagian ulang Benggala, membagi provinsi Benggala asli menjadi Benggala Timur (sekarang Bangladesh) dan Benggala Barat, dan pembagian ini menjadi penyebab langsung pembentukan Koridor Siliguri.
Reorganisasi geografis dan politik yang diakibatkan oleh pemisahan tidak hanya mengubah lanskap politik Benggala Barat, tetapi juga menjadikan koridor ini sebagai titik fokus strategi domestik dan internasional.
Posisi geostrategis koridor ini sangat penting. Koridor ini bukan hanya jalur darat antara India dan wilayah Timur Laut, tetapi juga jalan pintas penting yang menghubungkan Pakistan, Nepal, dan Bhutan. Meskipun luasnya diperkirakan sekitar 12.200 kilometer persegi, bagian yang lebih sempit dari jalur tanah ini sering kali mendapat perhatian. Dari lembaga pemerintah hingga penduduk setempat, semua orang dapat merasakan pentingnya tempat ini dalam hal keamanan dan operasi ekonomi.
Seiring berjalannya waktu, India terus berinvestasi dalam infrastruktur di wilayah tersebut. Berbagai proyek konstruksi transportasi seperti pembangunan jalan perbatasan dan lokasi pendaratan lanjutan tengah dilakukan untuk meningkatkan kontrol dan efisiensi logistik di sepanjang koridor ini, terutama dalam konteks konflik yang berkembang dengan Tiongkok. Pekerjaan elektrifikasi telah dimulai di jalur kereta api utama koridor tersebut, yang akan membantu meningkatkan perdagangan dengan Tiongkok dan negara-negara lain.
Meskipun koridor tersebut membawa potensi ekonomi, koridor tersebut juga menghadapi berbagai tantangan keamanan. India telah mengerahkan sejumlah besar pasukan keamanan di sini untuk mencegah ancaman eksternal seperti operasi militer Tiongkok. Dalam perang dan konflik sebelumnya, koridor telah menjadi bagian penting dari pertahanan. Dalam lingkungan pertahanan saat ini, rantai pasokan koridor yang aman dan stabilitas internal telah menjadi masalah yang tidak dapat diabaikan.
Ancaman keamanan koridor tersebut sekali lagi menarik perhatian besar setelah insiden Dokron pada tahun 2017. Memperjelas misi dan meningkatkan langkah-langkah keamanan telah menjadi upaya keras semua pihak.
Kisah Koridor Siliguri juga sering menjadi tema dalam budaya populer. Misalnya, beberapa novel, film, dan karya televisi mencerminkan pentingnya koridor tersebut dalam geopolitik. Misalnya, novel Dragonfire karya penulis Humphry Hawkesley mengeksplorasi hubungan yang rumit antara berbagai negara, di mana koridor tersebut "diputus" oleh Tiongkok.
Dari pemisahan historis hingga lanskap geopolitik saat ini, kisah Koridor Siliguri merupakan mikrokosmos pertukaran strategis, ekonomi, dan budaya. Jalur tanah sempit ini bukan hanya saluran koneksi fisik, tetapi juga alam semesta kecil tempat takdir berbagai kelompok etnis dan negara saling terkait. Di masa mendatang, seiring perubahan situasi internasional, peluang dan tantangan baru apa yang akan dihadapi koridor ini?