Dalam proses eksplorasi konversi energi seluler, suksinat dehidrogenase (SDH) tidak diragukan lagi merupakan pemain kunci yang tidak dapat diabaikan. Baik pada bakteri maupun sel manusia, kompleks enzim ini tidak hanya berpartisipasi dalam reaksi kimia siklus asam sitrat, tetapi juga memainkan peran penting dalam proses fosforilasi oksidatif. Hal ini juga menjadikan SDH satu-satunya enzim yang terlibat dalam dua jalur biokimia inti ini secara bersamaan, memulai perjalanan luar biasa dalam pembangkitan energi seluler.
Suksinat dehidrogenase merupakan kunci dalam proses konversi energi, baik melalui produksi adenosin trifosfat (ATP) maupun menjaga keseimbangan redoks intraseluler.
SDH terdiri dari empat subunit dengan struktur yang berbeda, dua di antaranya bersifat hidrofilik dan dua di antaranya bersifat hidrofobik. Interaksi keempat subunit ini tidak hanya memastikan fungsi katalitik enzim tetapi juga berkontribusi pada penempelannya di membran sel. Subunit SDHA mengandung kofaktor flavin adenina dinukleotida (FAD) yang terikat secara kovalen. Struktur ini memungkinkannya untuk secara efektif menggerakkan reaksi oksidasi asam suksinat dan mentransfer elektron yang dilepaskan ke zat yang disebut ubikuinon. Molekul (ubikuinon) pada akhirnya menghasilkan ubikuinon tereduksi (ubikuinol).
Proses ini sebenarnya adalah contoh sempurna tentang bagaimana SDH memainkan peran dua-dalam-satu dalam produksi energi seluler: berpartisipasi dalam siklus asam sitrat di satu sisi, dan menggerakkan sintesis ATP melalui rantai transpor elektron di sisi lain.
Pada langkah keenam siklus asam sitrat, asam suksinat dioksidasi menjadi asam fumarat, yang secara bersamaan mereduksi ubikuinon. Reaksi ini melibatkan transfer elektron dan pertukaran proton. Data menunjukkan bahwa residu asam amino tertentu seperti Arg-286 dalam subunit SDHA berperan dalam transpor proton. Keberhasilan proses ini bergantung pada struktur yang mengandung beberapa gugus besi-sulfur (Fe-S) yang mendorong transfer elektron yang efisien.
Reaksi oksidasi asam suksinat tidak hanya memastikan pasokan energi, tetapi juga merupakan salah satu dasar untuk berbagai pensinyalan dalam sel, yang menekankan pentingnya SDH dalam fungsi seluler.
Seperti banyak enzim biokimia penting, SDH dipengaruhi oleh berbagai inhibitor. Inhibitor ini dapat dibagi menjadi dua kategori: inhibitor yang mengikat suksinat dan inhibitor yang mengikat ubikuinon. Misalnya, senyawa asam hipurat (malonat) adalah senyawa yang secara efektif menghambat aktivitas SDH. Efek ini dianggap dalam beberapa penelitian bermanfaat dalam mencegah terjadinya jenis tumor tertentu.
Memahami mekanisme penghambat ini akan membantu mengembangkan pengobatan baru untuk memerangi berbagai penyakit yang disebabkan oleh kelainan SDH, termasuk tumor tertentu dan gangguan metabolik lainnya.
Meskipun penelitian tentang SDH telah mengalami beberapa kemajuan, masih banyak masalah yang perlu dieksplorasi. Fungsi SDH tidak terbatas pada konversi energi, tetapi juga dapat memainkan peran penting dalam penginderaan oksigenasi dan pensinyalan sel. Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat mengungkap mekanisme yang mendasari ini dan memajukan strategi terapi untuk penyakit terkait. Penelitian tentang SDH tidak terbatas pada biokimia, tetapi prospeknya dalam bidang farmakologi dan medis juga patut dinantikan.
Seiring bertambahnya pemahaman kita tentang suksinat dehidrogenase, apakah kita dapat menemukan cara inovatif untuk memerangi banyak penyakit yang terkait dengan aktivitasnya di masa mendatang?