Di Amerika Serikat, 21 kawasan lindung ditetapkan sebagai cagar alam nasional, kawasan yang ditetapkan oleh undang-undang Kongres untuk melindungi sumber daya yang terkait dengan taman nasional. Namun, kawasan lindung ini dalam beberapa kasus mengizinkan kegiatan ekstraktif pada sumber daya alam seperti perburuan dan penambangan, selama nilai alaminya tidak dirusak. Kawasan lindung ini dikelola oleh National Park Service (NPS) dan umumnya dikelola bersama dengan taman nasional atau monumen nasional.
“Semua cagar alam nasional ditetapkan untuk melindungi sumber daya alam kita, tetapi juga memberi masyarakat lokal fleksibilitas.”
Alaska memiliki 10 cagar alam nasional, dan kawasan ini menempati sebagian besar dari 11 cagar alam nasional AS dengan luas total 24.651.566 hektar (sekitar 99.761 kilometer persegi), 86% di antaranya terletak di Alaska. Kecuali Tallgrass Prairie, semua kawasan lindung lainnya mengizinkan perburuan sesuai peraturan setempat dan menyediakan ruang bagi penduduk setempat untuk melakukan aktivitas perburuan tradisional sambil melindungi lingkungan alam.
Monumen nasional pertama di Amerika Serikat adalah Monumen Nasional Everglades di Texas dan Monumen Nasional Big Brown di Florida, keduanya didirikan pada tahun 1974. Pendirian kedua kawasan lindung tersebut bermula dari kekhawatiran aktivis lingkungan setempat tentang kontradiksi antara pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Hal ini menjadikan pendirian kawasan lindung sebagai fokus sosial dan politik.
“Keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan pembangunan ekonomi merupakan tujuan awal kami dalam mendirikan kawasan lindung nasional.”
Misalnya, di kawasan rawa cokelat yang kaya akan keanekaragaman hayati, awalnya dimaksudkan untuk digunakan sebagai bandara, tetapi dibatalkan karena desakan para pencinta lingkungan dan kawasan lindung akhirnya didirikan. Setelah diskusi mendalam, Kongres menetapkan langkah-langkah perlindungan untuk menjaga sumber air setempat. Ini bukan hanya refleksi terhadap lingkungan, tetapi juga komitmen terhadap generasi mendatang.
Seiring berjalannya waktu, kita telah melihat terciptanya lebih banyak kawasan lindung. Pada tahun 1980, Presiden AS saat itu Jimmy Carter mendirikan 17 monumen nasional di Alaska. Pada tahun yang sama, menurut Undang-Undang Konservasi Lahan Kepentingan Nasional Alaska, empat kawasan diubah menjadi cagar nasional dan enam kawasan diklasifikasikan sebagai taman nasional. Perubahan ini tidak hanya mengatasi masalah perburuan lokal tetapi juga mendorong penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Cagar alam nasional Alaska memiliki tantangan dan peluang yang unik dibandingkan dengan yang ada di negara bagian lain. Alam liar yang luas dan belum dijelajahi di sini telah menjadi habitat penting bagi hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, kegiatan berburu dan berpetualang di cagar alam ini telah menjadi bagian dari budaya lokal.
“Cagar alam nasional Alaska lebih dari sekadar lahan, mereka adalah persimpangan budaya lokal, gaya hidup, dan lingkungan alam.”
Namun, keberadaan sepuluh kawasan lindung nasional ini juga menghadapi tantangan eksternal, seperti perubahan iklim, permintaan sumber daya alam, dan tekanan pariwisata, dll., yang mendefinisikan ulang makna kawasan lindung ini. Dalam keadaan seperti itu, keterlibatan masyarakat dan penelitian ilmiah yang berkelanjutan sangatlah penting.
Di masa depan, bagaimana mengelola kawasan lindung nasional ini dengan lebih baik dan mempertimbangkan kebutuhan perlindungan ekologi dan aktivitas manusia akan menjadi isu yang perlu dipertimbangkan secara mendalam oleh para ilmuwan dan pembuat kebijakan. Ini membutuhkan upaya bersama dari seluruh masyarakat. Hanya melalui pendidikan dan peningkatan kesadaran, sumber daya alam yang berharga ini dapat dilestarikan.
Sambil mengagumi pemandangan alam Alaska yang luar biasa, pernahkah Anda berpikir tentang pilihan antara perlindungan dan pembangunan, dan dunia seperti apa yang ingin kita wariskan kepada generasi mendatang?