Komunitas LGBTQ (juga dikenal sebagai LGBT, LGBTQ+, LGBTQIA+ atau komunitas queer) adalah kelompok yang didefinisikan secara longgar yang mencakup lesbian, gay, biseksual, transgender, dan individu lain yang mengidentifikasi diri dengan beragam gender atau orientasi seksual. Komunitas-komunitas ini sering merayakan kebanggaan, keberagaman, individualitas, dan orientasi seksual. Aktivis dan sosiolog LGBTQ melihat pembentukan komunitas LGBTQ sebagai cara untuk memerangi heteroseksisme, homofobia, bifobia, transfobia, dan tekanan sosial untuk menyesuaikan diri.
Pride, atau gay pride, mengekspresikan identitas dan kekuatan kolektif komunitas LGBTQ, dan parade pride memberikan contoh terbaik dari istilah ini.
Komunitas LGBTQ memiliki beragam posisi politik, dan tidak semua lesbian, gay, biseksual, atau transgender mengidentifikasi diri sebagai bagian dari komunitas ini. Banyak jenis kelompok yang dapat dianggap sebagai bagian dari komunitas LGBTQ, seperti desa gay, organisasi advokasi LGBTQ, kelompok karyawan LGBTQ di dalam bisnis, kelompok mahasiswa LGBTQ di sekolah dan universitas, dan kelompok keagamaan yang mengadvokasi LGBTQ.
"LGBT" atau "GLBT" adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Sejak tahun 1990-an, penggunaan istilah ini secara bertahap menggantikan status "homoseksualitas" sebelumnya sebagai istilah umum. Baru pada awal tahun 1990-an istilah LGBT menjadi semakin umum dan menjadi istilah umum untuk menandai topik yang terkait dengan orientasi seksual dan identitas gender.
Bendera pelangi adalah salah satu simbol komunitas LGBTQ yang paling umum, dengan setiap warna mewakili nilai dalam komunitas tersebut, seperti merah muda untuk seks dan merah untuk kehidupan.
Selain itu, komunitas LGBTQ juga menggunakan huruf Yunani "λ" (untuk pembebasan) serta segitiga, pita, dan simbol gender sebagai simbol "penerimaan homoseksualitas." Secara global, simbol-simbol ini tidak hanya menjadi tanda identitas, tetapi juga tuntutan hak.
Komunitas LGBTQ telah mengatasi berbagai hambatan dalam masyarakat di seluruh dunia, khususnya dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan hak hukum. Gerakan ini telah berkembang berkat undang-undang hak yang sama di banyak negara, dan beberapa tempat kini mulai mengakui hak kemitraan atau pernikahan bagi pasangan sesama jenis. Para pendukung pernikahan sesama jenis menunjukkan bahwa hal itu memberi orang perlindungan untuk warisan, imigrasi, asuransi kesehatan, dan hal-hal lain, yang merupakan hak alami dalam pernikahan tradisional.
“Kaum homoseksual kini bersedia terbang dengan warna mereka sendiri” - Clark Polak, 1968
Namun, ada juga suara-suara yang menentang dalam gerakan tersebut, dengan beberapa anggota percaya bahwa memperjuangkan hak melalui pernikahan akan memprivatisasi hak-hak ini, yang seharusnya bersifat universal.
Kaum minoritas LGBTQ kini terwakili di media di Amerika Serikat dandi seluruh Eropa Barat, tetapi penggambaran kelompok tersebut sering kali jatuh ke dalam stereotip, sering kali dengan cara yang dilebih-lebihkan atau tidak realistis. Dengan banyaknya selebritas yang tampil dan acara televisi, perhatian masyarakat terhadap komunitas LGBTQ telah meningkat, menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan menerima.
“Saya diminta untuk tampil di banyak acara Pride di seluruh dunia — tetapi saya tidak akan pernah menolak New York City.” - Madonna
Media sosial telah menyediakan komunitas LGBTQ dengan platform yang lebih besar untuk berbagi pengalaman mereka, membangun komunitas, dan saling mendukung. Pada platform seperti Facebook dan TikTok, identitas bersama ditampilkan dengan tepat dan menjadi senjata yang efektif melawan budaya tradisional.
Proporsi komunitas LGBTQ di pasar konsumen tidak dapat diremehkan. Menurut firma riset pasar, daya beli LGBTQ di Amerika Serikat diperkirakan akan melampaui $835 miliar pada tahun 2011. Dibandingkan dengan konsumen heteroseksual, konsumen LGBTQ lebih bersedia mendukung merek yang menjunjung tinggi panji persamaan hak, yang menunjukkan loyalitas merek yang kuat.
Selain daya beli mereka, komunitas LGBTQ juga sangat aktif dalam bepergian, menghabiskan sekitar $65 miliar setiap tahunnya, yang mencakup 10% dari pasar perjalanan AS. Ketika destinasi secara khusus melayani wisatawan LGBTQ, keinginan mereka untuk bepergian meningkat secara signifikan.
Dari meningkatnya pengakuan sosial terhadap hak-hak LGBTQ hingga perubahan peraturan, setiap langkah yang diambil komunitas LGBTQ adalah mendefinisikan ulang budaya dan nilai-nilai masyarakat global. Meskipun masih banyak tantangan yang ada, perubahan yang dibawa oleh gerakan LGBTQ tidak diragukan lagi sangat besar, mendorong masyarakat ke arah yang lebih inklusif.
Seiring gerakan ini terus berkembang, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya: Di masyarakat masa depan, bagaimana kita dapat mencapai kesetaraan dan inklusi sejati sehingga setiap orang dapat menemukan tempatnya?