Dalam gelombang perkembangan bioteknologi, kromatografi afinitas, sebagai teknologi pemisahan dan pemurnian yang efisien, semakin menarik perhatian banyak peneliti. Teknologi ini memisahkan biomolekul target dari komponen lain berdasarkan interaksi pengikatan spesifik di antara mereka. Kegunaan kromatografi afinitas tidak hanya terletak pada selektivitas dan resolusinya yang tinggi, tetapi juga pada kemampuannya untuk melakukan pemurnian yang efisien tanpa pengetahuan sebelumnya tentang sifat fisik biomolekul target.
Inti dari teknologi kromatografi afinitas terletak pada pengikatan spesifik antara biomolekul target (umumnya terlarut dalam fase gerak) dan ligan yang diimobilisasi pada fase diam. Biasanya, ligan-ligan ini diimobilisasi dengan kuat pada matriks padat yang tidak larut seperti agarosa atau poliakrilamida, dan modifikasi kimia dari matriks ini memungkinkan mereka untuk menciptakan ikatan kovalen yang stabil. Selanjutnya, fase bergerak melewati fase diam, hanya menyisakan biomolekul yang terikat pada ligan pada matriks, dan pengotor yang tidak terikat dihilangkan melalui buffer pencuci, dan akhirnya biomolekul target dipulihkan dengan buffer elusi.
Kromatografi afinitas tidak memerlukan pengetahuan pasti tentang berat molekul, muatan, atau sifat hidrofobisitas biomolekul target, yang membuat teknologi ini sangat fleksibel dalam pemisahan dan pemurnian biomolekul.
Kromatografi afinitas dapat diatur dengan berbagai cara. Cara yang umum termasuk kromatografi kolom dan metode pemrosesan batch. Dalam kromatografi kolom, material fase padat dikemas ke dalam kolom dan campuran asli dilewatkan melalui kolom, diikuti dengan pencucian dan elusi. Metode pemrosesan batch adalah mencampur campuran dengan bahan fase padat dalam wadah, kemudian melakukan sentrifus untuk menghilangkan fase cair, lalu mencuci dan mengelusinya. Dalam beberapa tahun terakhir, pengaturan gabungan juga semakin mendapat perhatian, seperti menggunakan beberapa kolom secara seri untuk meningkatkan efisiensi pemisahan.
Kromatografi afinitas banyak digunakan dalam pemurnian asam nukleat, pemurnian protein, dan pemisahan berbagai komponen dalam darah. Keuntungan dari jenis teknologi ini adalah mengandalkan karakteristik biomolekul dan dapat mencapai pemisahan dengan kemurnian tinggi dalam satu langkah, terutama saat mengisolasi protein dengan afinitas untuk ligan tertentu.
Baik digunakan untuk memurnikan protein rekombinan, antibodi dalam serum, atau memisahkan glikoprotein atau protein khusus lainnya, teknologi kromatografi afinitas menunjukkan efisiensi tinggi.
Terdapat berbagai media yang digunakan dalam kromatografi afinitas. Misalnya, media asam amino dapat digunakan untuk berbagai protein serum, dan media pengikat xilosa dapat digunakan untuk memisahkan glikoprotein dan zat lain yang mengandung gula. Dengan bantuan media ini, peneliti dapat memilih media yang sesuai untuk berbagai kebutuhan aplikasi.
Kromatografi imunoafinitas adalah teknik yang mengandalkan pengikatan spesifik antigen ke antibodi dan umumnya digunakan untuk memurnikan antibodi dari serum. Teknologi ini sangat berharga untuk mempelajari respons imun dan mendiagnosis penyakit. Pemurnian banyak antibodi monoklonal dicapai melalui kromatografi afinitas, yang membuat penelitian terkait menunjukkan prospek yang baik di bidang diagnosis klinis dan biofarmasi.
Seiring dengan kemajuan teknologi, aplikasi kromatografi afinitas akan menjadi lebih umum dan beragam. Para peneliti terus mengeksplorasi ligan dan media baru, berusaha untuk lebih meningkatkan efisiensi pemurnian dan cakupan kromatografi afinitas yang dapat diterapkan. Selain itu, kromatografi afinitas lemah juga telah menunjukkan kegunaannya dalam pengembangan obat, memberikan ide-ide baru untuk menyaring obat-obatan baru. Seiring dengan semakin matangnya teknologi ini, aplikasi yang lebih tak terduga akan muncul di masa depan, mendorong batas-batas ilmu biologi.
Seiring dengan terus berkembangnya kromatografi afinitas, bagaimana teknologi ini akan memengaruhi masa depan biomedis modern dan penemuan obat?