Tantangan bertahan hidup di dunia serangga cukup berat, terutama saat berhadapan dengan musuh alami. Agar tidak menjadi santapan predator, banyak serangga telah mengembangkan berbagai teknik perlindungan diri yang cerdik, yang paling unik di antaranya adalah apa yang disebut "perilaku deimatik". Manifestasi ini penuh dengan peperangan psikologis yang cerdik, yang menyebabkan predator panik sementara saat berhadapan dengan "momen ancaman" serangga, sehingga memberi serangga waktu melarikan diri yang berharga.
"Perilaku menakutkan adalah perilaku fantasi yang digunakan serangga untuk membingungkan predator, termasuk tampilan bintik mata atau fitur lain yang khas secara tiba-tiba."
Menurut penelitian para ahli biologi, perilaku ini dapat diamati pada berbagai jenis serangga, termasuk belalang sembah, serangga tongkat, ngengat, dll. Saat serangga ini terganggu, mereka akan segera menampilkan warna-warna cerah atau bintik mata menonjol yang kontras dengan lingkungan sekitarnya. Misalnya, belalang sembah tidak hanya akan melebarkan sayapnya, tetapi juga melebarkan kaki depannya dan mengeluarkan suara keras, yang semuanya dimaksudkan untuk mengintimidasi predator.
Misalnya, ngengat kantong (Smerinthus ocellatus) memiliki bintik mata yang besar, dan ketika terganggu, ia perlahan-lahan menggerakkan bintik mata ini untuk meniru gerakan predator besar seperti burung hantu. Contoh lainnya adalah kupu-kupu merak (Aglais io). Kupu-kupu ini memperlihatkan empat bintik mata yang mencolok ketika ia membuka sayapnya. Perilaku ini memiliki efek mengancam yang kuat pada burung predator, seperti burung pemakan serangga. Eksperimen oleh ahli zoologi Australia A.D. Blest menemukan bahwa semakin warna dan pola bintik mata menyerupai mata hewan asli, semakin kuat efek mengejutkannya.
"Eksperimen menunjukkan bahwa efek menakutkan dari bintik mata tidak hanya bergantung pada tampilan warna, tetapi juga keaslian pola merupakan faktor kunci."
Penelitian akademis menunjukkan bahwa perilaku kaget tidak hanya ditemukan pada serangga, tetapi juga pada makhluk lain seperti kepiting dan sefalopoda. Misalnya, gurita berpola (Octopus vulgaris) dapat dengan cepat mengubah warna dan tekstur kulitnya agar tampak lebih besar dan lebih mengancam. Saat menghadapi ancaman, ia meratakan tubuhnya, memperluas permukaannya di sekitar targetnya, dan mengubah warna untuk meningkatkan ancaman serangannya.
Keberhasilan perilaku kaget ini tidak hanya terkait dengan tampilan visual serangga, tetapi juga terkait erat dengan reaksi psikologis predator. Ketika predator bertemu serangga untuk pertama kalinya, reaksi berlebihan ini dapat menakuti serangga dalam waktu singkat, memberi serangga waktu untuk melarikan diri.
Dengan pengalaman, predator dapat terbiasa dengan perilaku ini dan menjadi kurang peka terhadap peringatan mereka, yang dapat mendorong serangga untuk terus mengembangkan metode pertahanan baru."Perilaku mengejutkan dapat dilihat sebagai bentuk perang psikologis. Serangga meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup dengan menakuti predator."
Tidak hanya serangga, banyak vertebrata seperti invertebrata dan beberapa amfibi juga menunjukkan perilaku serupa. Kadal berleher berduri Australia (Chlamydosaurus kingii) membentangkan kulit berbentuk kipas di lehernya saat ketakutan, menunjukkan keadaan intimidasi yang kuat. Hewan lain, seperti katak dan mamalia tertentu, seperti iguana berduri (Hemicentetes semispinosus) dan sigung Amerika (Spilogale putorius), juga menunjukkan perilaku defensif yang khas.
Secara keseluruhan, perilaku serangga yang menakutkan menunjukkan strategi bertahan hidup yang cerdas dalam seleksi alam. Mereka menggunakan lingkungan, warna, dan ciri-ciri untuk menciptakan efek yang mengejutkan guna mengalihkan perhatian predator dan melindungi kelangsungan hidup mereka sendiri. Dihadapkan dengan kebijaksanaan evolusi biologis seperti itu, pernahkah Anda berpikir tentang berapa banyak hukum bertahan hidup yang menakjubkan yang tersembunyi dalam makhluk yang tampaknya rapuh ini?