Reseptor adrenergik β2 (ADRB2) adalah reseptor β-adrenergik transmembran yang mengikat epinefrin (juga dikenal sebagai adrenalin). Reseptor ini menstimulasi adenilat asilase melalui protein trimerik Gs, sehingga meningkatkan produksi cAMP, yang pada akhirnya memicu serangkaian respons fisiologis, seperti relaksasi otot polos dan pelebaran bronkial. Pada tahun 2012, Robert J. Lefkowitz dan Brian Kopyka dianugerahi Penghargaan Nobel dalam bidang Kimia atas karya mereka pada reseptor β2-adrenergik, yang mengungkap cara kerja internal penting dari reseptor yang digabungkan dengan protein G.
Struktur reseptor β2-adrenergik bersifat kompleks dan bervariasi, yang membuatnya memainkan peran penting dalam kesehatan manusia.
Gen yang mengkode reseptor adrenergik β2 pada manusia adalah ADRB2, yang tidak memiliki intron. Berbagai bentuk polimorfik dan mutasi titiknya dapat dikaitkan dengan asma nokturnal, obesitas, dan diabetes tipe 2.
Struktur tiga dimensi reseptor adrenergik β2 telah ditentukan dengan menggunakan pendekatan protein fusi untuk meningkatkan luas permukaan hidrofilik protein, sehingga memfasilitasi pembentukan kristal. Pada tahun 2011, struktur kristal kompleks protein reseptor adrenergik β2-Gs terungkap. Studi-studi ini mengungkapkan perubahan konformasi utama pada reseptor, termasuk pergerakan keluar 14 Å dari ujung intraseluler segmen transmembran 6 dan pergeseran 2,5 Å dari segmen transmembran 1. 5 yang diperpanjang secara signifikan.
Reseptor adenik β2 secara langsung dikaitkan dengan saluran kalsium tipe L CaV1.2. Kompleks reseptor-saluran tersebut digabungkan dengan protein Gs, yang selanjutnya mengaktifkan adenilat asilase untuk menghasilkan cAMP dan memulai protein kinase A, yang selanjutnya menyebabkan relaksasi otot polos, yang merupakan alasan utama untuk efek vasodilatasi dari stimulasi beta2.
Komposisi kompleks pensinyalan ini memastikan pensinyalan intraseluler yang cepat dan spesifik dan sangat penting untuk menjaga kesehatan.
Aktivasi reseptor β2-adrenergik menyebabkan proliferasi dan sintesis otot rangka, itulah sebabnya agonis kerja panjang seperti clenbuterol banyak digunakan oleh atlet. Penggunaan ini umumnya dianggap sebagai zat terlarang dan dipantau oleh Badan Antidoping Dunia.
Penggunaan agonis ini pada hewan penghasil makanan juga menunjukkan potensi di bidang pertanian, meskipun dilarang di banyak negara.
Di jantung, stimulasi reseptor adenosin beta2 membantu meningkatkan curah jantung dan denyut jantung. Meskipun efek ini lebih lemah daripada reseptor adenosin beta-1, fungsinya tetap penting untuk menjaga kesehatan jantung. Selain itu, ia melebarkan arteri kecil di arteri hepatik dan otot rangka, membantu meningkatkan aliran darah.
Pada mata normal, stimulasi beta 2 menyebabkan peningkatan produksi humor akuos dan tekanan intraokular yang tinggi, yang memerlukan kehati-hatian pada pasien dengan glaukoma.
Reseptor ini juga terlibat dalam glikogenolisis dan glukoneogenesis di hati, yang memengaruhi proses pencernaan dan sekresi insulin dan glukagon.
KesimpulanReseptor β2-adrenergik memainkan banyak peran dalam kesehatan dan penyakit manusia. Keragaman struktur dan kompleksitas operasinya memberi para ilmuwan inspirasi baru untuk penelitian. Namun, apakah kita sepenuhnya memahami dampak mendalam yang dimiliki reseptor ini pada berbagai sistem dalam tubuh?