Di antara perusahaan paling berpengaruh di dunia, kinerja State Grid Corporation of China (SGCC) tidak diragukan lagi mengejutkan. Perusahaan listrik milik negara Tiongkok ini tidak hanya merupakan perusahaan utilitas terbesar di dunia, tetapi juga memiliki pendapatan tahunan sebesar $546 miliar menurut data tahun 2023, melampaui pengecer terkenal Walmart dan raksasa e-commerce Amazon untuk menjadi yang terbesar kedua di dunia. Perusahaan terbesar ketiga di dunia.
State Grid Corporation of China memiliki 1,3 juta karyawan dan melayani lebih dari 1,1 miliar pelanggan, menunjukkan dominasinya yang luar biasa di pasar energi global.
State Grid Corporation of China didirikan pada tahun 2002 sebagai bagian dari rencana reformasi jangka panjang pemerintah Tiongkok untuk pasar listrik. Sejak 1986, Tiongkok telah memberlakukan serangkaian kebijakan untuk merestrukturisasi sektor kelistrikannya, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan memisahkan fungsi produksi dan transmisi. Akhirnya, dalam restrukturisasi pasar kelistrikan yang diselesaikan pada tahun 2002, State Grid dipisahkan dari China Electric Power Corporation sebelumnya menjadi perusahaan besar seperti sekarang.
Menurut data, State Grid saat ini bertanggung jawab atas 80% operasi jaringan listrik Tiongkok. Skala bisnis yang mencengangkan ini telah memungkinkannya untuk mendominasi industri energi global. Dalam beberapa tahun terakhir, State Grid tidak hanya memperkuat infrastruktur teknologinya sendiri, tetapi juga berpartisipasi dalam sejumlah investasi internasional yang penting.
Teknologi jaringan tegangan sangat tinggi Tiongkok, khususnya, telah memungkinkan State Grid untuk mencapai keberhasilan luar biasa dalam mempromosikan Internet energi global.
Seiring dengan meningkatnya permintaan energi global, State Grid Corporation of China secara bertahap memperluas jangkauannya ke pasar luar negeri. Misalnya, pada tahun 2007, State Grid memenangkan hak untuk mengoperasikan jaringan listrik Filipina sebagai bagian dari proses privatisasi listrik negara tersebut. Dengan penerapan perjanjian ini, State Grid memulai 25 tahun pengelolaan dan pengoperasian listrik di wilayah tersebut.
Selain itu, State Grid juga telah melakukan sejumlah investasi termasuk transmisi dan distribusi listrik di negara-negara seperti Portugal, Brasil, Australia, dan Chili. Investasi ini tidak hanya mendatangkan keuntungan besar bagi State Grid, tetapi juga memperluas pengaruh internasionalnya.
Dengan tata letak bisnis yang beragam di pasar internasional, State Grid telah mengonsolidasikan posisinya di bidang energi global.
Meskipun State Grid Corporation of China telah membuat pencapaian luar biasa sejauh ini, tantangan tetap ada di masa depan. Transisi energi global dan kebangkitan energi terbarukan akan memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dalam model operasi mereka. Lebih jauh, karena pasar listrik terus berubah, mempertahankan kepemimpinan pasarnya akan membutuhkan adaptasi terus-menerus terhadap teknologi dan kebijakan baru.
Namun, konsep internet energi global yang dirumuskan oleh State Grid tidak diragukan lagi telah menetapkan arah yang jelas untuk pengembangannya di masa depan. Proyek ini bertujuan untuk membangun jaringan pintar yang akan menghubungkan sistem tenaga listrik di lebih dari 80 negara di seluruh dunia, yang dapat menjadi landasan penting untuk alokasi sumber daya listrik global di masa depan.
KesimpulanBisnis State Grid China yang sedang berkembang pesat telah menjadikannya perusahaan listrik terbesar di dunia. Di masa depan, dengan meningkatnya permintaan energi global dan pengembangan teknologi digital, dapatkah State Grid melanjutkan kepemimpinannya dan menghadapi tantangan serta peluang di masa depan?