Dalam struktur dasar kehidupan, sel merupakan unit terkecil, dan komunikasi antarsel merupakan kunci untuk mempertahankan fungsi organisme multiseluler. Gap junction berfungsi sebagai saluran penting antarsel, yang mendorong komunikasi langsung antarsel yang berdekatan. Saluran membran kecil ini memungkinkan molekul kecil, substrat, dan metabolit lewat dan memainkan peran penting dalam berbagai proses kehidupan.
Sejak tahun 1967, penelitian menggunakan mikroskop elektron mengungkap detail struktur ini, yang memungkinkannya dipisahkan dari "tight junction" aslinya dan dinamai gap junction. Sambungan ini menjembatani celah 2 hingga 4 nanometer antara membran sel dan menghubungkan sel melalui kompleks protein yang disebut connexin. Penelitian menunjukkan bahwa berbagai kombinasi connexin ini menentukan fungsi gap junction dan sifat-sifatnya.
Saluran ini tidak hanya dapat mengirimkan sinyal listrik antarsel, tetapi juga memengaruhi aktivitas fisiologis sel dengan mengangkut molekul dan ion kecil.
Pada vertebrata, hemichannel gap junction sebagian besar tersusun dari protein konnesin heksamerik homolog atau heterolog. Pada invertebrata, kanal yang tersusun dari protein dari famili innexin digunakan. Meskipun struktur ini berbeda dalam urutannya, mereka dapat memenuhi peran yang sama dalam fungsi fisiologis. Penelitian terbaru juga menemukan bahwa fosfonat (pannexin) juga memainkan peran tertentu dalam komunikasi seluler ini, tetapi fungsinya mungkin berbeda dari gap junction tradisional.
Pada organisme hidup, gap junction memungkinkan sel berkomunikasi dengan cepat dengan sinyal listrik dan bahan kimia. Hal ini tidak hanya penting untuk kontraksi jantung yang terkoordinasi, tetapi juga memengaruhi fungsi jaringan dan organ lain. Pada jaringan jantung, misalnya, sinyal secepat kilat bergerak cepat melalui gap junction, memastikan bahwa atrium dan ventrikel berkontraksi secara sinkron.
Gap junction juga memainkan peran penting dalam perkembangan embrio dan pembentukan organ, menyediakan dukungan yang diperlukan untuk transmisi polaritas sel dan sinyal posisi organ.
Namun, ketika struktur yang rapuh ini rusak atau tidak berfungsi, berbagai penyakit dapat terjadi. Penelitian telah menunjukkan bahwa mutasi connexin dikaitkan dengan penyakit manusia seperti ketulian, fibrilasi atrium, dan katarak. Selain itu, peran gap junction dalam proses penyembuhan luka secara bertahap mendapat perhatian. Ketika sel terkena kerusakan atau penyakit, gap junction dapat mengirimkan sinyal ke sel sehat yang berdekatan. "Efek pengamat" ini dapat menyebabkan kematian mereka.
Dengan penelitian mendalam tentang gap junction, komunitas ilmiah secara bertahap telah menemukan lebih banyak mekanisme komunikasi sel dan keluarga protein. Hal ini tidak terbatas pada koneksin, tetapi juga mencakup penemuan baru seperti koneksin dan fosfonat yang dapat mengungkap model interaksi sel-ke-sel yang lebih kompleks. Seiring kemajuan teknik genomik dan biologi molekuler, pemahaman komprehensif kita tentang struktur ini terus meningkat.
Dapat dikatakan bahwa gap junction tidak diragukan lagi merupakan mediator penting dalam kehidupan. Keberadaannya memungkinkan sel untuk berkoordinasi dan memainkan peran yang tak tergantikan dalam transduksi sinyal, regulasi fisiologis, dan perkembangan. Dalam penelitian mendatang, apakah misteri komunikasi sel ini akan mengungkap lebih banyak petunjuk tentang asal usul dan evolusi kehidupan?