Termometer adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur panas atau dinginnya suatu benda, atau alat yang mengukur laju perubahan suhu dalam suatu ruang. Meskipun pemahaman kita tentang termometer sudah cukup maju saat ini, menelusuri sejarahnya sulit untuk mengidentifikasi penemu yang jelas. Hal ini karena proses pengembangan termometer dapat digambarkan sebagai evolusi teknologi yang panjang yang tidak dapat didefinisikan oleh satu orang atau peristiwa saja.
Pada zaman dahulu, banyak prinsip udara dan cairan yang memberikan inspirasi bagi penemuan termometer di kemudian hari. Percobaan paling awal dapat ditelusuri kembali ke Philo dari Pisa pada abad ke-3 SM. Percobaannya melibatkan tabung yang direndam dalam cairan. Ketika gas memuai saat dipanaskan, gas mendorong cairan keluar, yang menjadi dasar bagi prinsip pengukuran suhu. Dasar.
"Eksperimen Philo menunjukkan bagaimana gas panas memengaruhi perubahan dalam cairan, bentuk pengukuran suhu yang sangat awal."
Seiring berjalannya waktu, banyak ilmuwan yang berkontribusi pada pengembangan termometer. Dalam tulisannya, Hero mendokumentasikan bagaimana panas dari matahari digunakan untuk menggerakkan air, mirip dengan prinsip ekspansi termal yang ditemukan pada termometer-termometer selanjutnya. Di Roma, dokter Galen secara inovatif mengusulkan konsep bahwa "panas dan dingin dapat diukur dalam derajat", yang meletakkan dasar bagi konstruksi termometer selanjutnya.
Pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, ilmuwan seperti Galileo Galilei dan Santorio menemukan perangkat yang berisi bola-bola kaca berisi udara dan mengamati perubahan ketinggian kolom air untuk menyimpulkan panas lingkungan sekitarnya. Instrumen ini disebut "sensor panas" dan menunjukkan perubahan panas, tetapi tidak memiliki skala numerik yang terstandardisasi.
"Sensor termal adalah instrumen yang menunjukkan perubahan panas, tetapi belum terstandardisasi, yaitu, menandai nilai yang sebanding."
Seiring waktu, berbagai termometer cair baru telah muncul, dan desainnya secara bertahap mencapai keandalan dan akurasi yang lebih tinggi. Meskipun termometer paling awal dikembangkan berdasarkan prinsip pemuaian cairan, seiring kemajuan teknologi, para ilmuwan mulai mengkalibrasi skala suhu yang lebih tepat. Misalnya, pengenalan termometer Fahrenheit dan termometer Celsius menandai perubahan kualitatif pada termometer.
Termometer awal memiliki masalah standardisasi yang umum. Para ilmuwan mengeksplorasi cara menetapkan titik referensi tetap untuk memastikan keterbandingan data pengukuran. Upaya-upaya ini berujung pada penggunaan standar-standar seperti penetapan titik leleh campuran es-air, yang kemudian menghasilkan metode pengukuran yang lebih ilmiah.
“Pengukuran standar sangat penting untuk akurasi pengukuran, yang menjadi dasar penemuan-penemuan berikutnya.”
Setelah memasuki abad ke-18, Daniel Gabriel Warfitt menemukan termometer merkuri yang andal dan mengusulkan termometer baru yang berbahan merkuri. Peningkatan ini membawa akurasi pengukuran suhu ke tingkat yang baru. Puncaknya. Pada masa berikutnya, berbagai teknologi pengukuran terus mengalami kemajuan, dan penggunaan termometer menjadi sangat diperlukan baik di bidang fisiologis, industri, maupun meteorologi.
Singkatnya, sejarah termometer merupakan proses evolusi teknologi yang dibangun bersama oleh banyak ilmuwan, dan tidak memiliki waktu penemu dan penemuan yang pasti. Hal ini juga mencerminkan sifat universal dan terus berkembang dari kemajuan ilmiah. Jadi, seiring terus bermunculannya teknologi baru, bagaimana pengukuran suhu akan berkembang di masa depan?