Eksperimen ilmiah adalah prosedur untuk mendukung atau membantah hipotesis, atau penyelidikan yang dilakukan untuk menentukan validitas atau kemungkinan sesuatu yang belum pernah dicoba. Dengan memanipulasi faktor-faktor tertentu, eksperimen memberikan wawasan tentang sebab dan akibat, yang menunjukkan bagaimana hasil berubah ketika faktor tertentu diubah. Eksperimen bervariasi dalam tujuan dan skala, tetapi intinya adalah prosedur berulang dan analisis logis dari hasilnya.
Laboratorium dapat meningkatkan nilai ujian dan membantu siswa lebih fokus pada materi yang mereka pelajari.
Di kelas sains, eksperimen dan jenis kegiatan langsung lainnya sangat penting untuk pembelajaran siswa. Eksperimen bervariasi dari eksperimen mandiri dasar hingga studi sistematis oleh ilmuwan selama bertahun-tahun, mulai dari perbandingan informal oleh individu (seperti mencicipi berbagai cokelat untuk menemukan favorit) hingga eksperimen yang sangat terkontrol yang membutuhkan peralatan canggih. (Seperti mendeteksi proses subatomik).
Dalam metode ilmiah, eksperimen adalah prosedur empiris yang menengahi model atau hipotesis yang bersaing. Peneliti juga menggunakan eksperimen untuk menguji teori yang ada atau hipotesis baru, mendukung atau membantahnya. Eksperimen biasanya menguji hipotesis, yang merupakan ekspektasi tentang cara kerja suatu proses atau fenomena. Namun, eksperimen juga dapat dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan "bagaimana jika" tanpa ekspektasi khusus tentang hasil eksperimen, atau untuk mengonfirmasi hasil sebelumnya.
Dalam suatu eksperimen, jika semua kontrol berfungsi seperti yang diharapkan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa eksperimen tersebut bekerja seperti yang diharapkan dan bahwa hasilnya disebabkan oleh pengaruh variabel yang diukur.
Desain eksperimen perlu mempertimbangkan variabel pengganggu, yang dapat memengaruhi akurasi dan reproduktifitas eksperimen. Variabel pengganggu biasanya dapat dihilangkan melalui kontrol ilmiah atau penugasan acak. Dalam ilmu fisika dan teknik, eksperimen merupakan komponen utama dari metode ilmiah. Dalam ilmu kedokteran dan ilmu sosial, prevalensi penelitian eksperimental bervariasi menurut disiplin ilmu.
Latar Belakang SejarahPendekatan sistematis modern terhadap eksperimen muncul dalam karya matematikawan dan sarjana Arab Ibn al-Haytham. Ia melakukan eksperimen di bidang optik, mengendalikan eksperimen berdasarkan faktor-faktor seperti hasil eksperimen yang terlihat. Ia adalah salah satu sarjana pertama yang menggunakan metode eksperimen induktif untuk mencapai hasilnya. Di sisi lain, filsuf Inggris Francis Bacon menganjurkan metode eksperimental yang mengandalkan pengamatan berulang dan pertama kali menyusun metode ilmiah seperti yang kita pahami saat ini.
Eksperimen adalah prosedur yang membantu orang mengevaluasi dua atau lebihpenjelasan atau hipotesis yang menarik.
Dengan berkembangnya metode ilmiah, banyak ilmuwan telah membawa kemajuan dan penemuan signifikan dalam penerapan berbagai bidang. Galileo mengukur waktu secara akurat dan melakukan eksperimen untuk menarik kesimpulan tentang gerakan benda yang jatuh, sementara Antoine Lavoisier menggunakan eksperimen untuk menjelaskan bidang baru pembakaran dan biokimia.
Menurut standar profesional berbagai disiplin ilmu, eksperimen dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Dalam beberapa disiplin ilmu (seperti psikologi atau ilmu politik), "eksperimen sejati" adalah metode penelitian sosial yang melibatkan dua jenis variabel: variabel independen yang dimanipulasi oleh peneliti dan variabel dependen yang diukur. Eksperimen terkontrol biasanya dilakukan dengan membandingkan hasil sampel eksperimen dengan sampel kontrol yang hampir identik dengan sampel eksperimen tetapi berbeda dalam satu aspek, yaitu variabel independen yang diuji.
Desain eksperimen yang baik sering kali memerlukan pertimbangan variabel pengganggu, dan saat melakukan eksperimen pada manusia, diperlukan perlindungan khusus terhadap variabel asing.
Berbagai bentuk eksperimen seperti eksperimen alami dan eksperimen lapangan juga umum dalam banyak disiplin ilmu. Eksperimen alami biasanya tidak mampu melakukan eksperimen terkendali, sehingga peneliti hanya dapat mengandalkan pengamatan hubungan antara variabel dalam sistem, sementara eksperimen lapangan dilakukan di lingkungan nyata untuk menguji validitas teori.
Oleh karena itu, setiap detail kecil dari eksperimen ilmiah dapat mengubah hasil akhir secara drastis, membuat peneliti menghadapi variabel yang tak terhitung jumlahnya dan perubahan kondisi. Dengan semua variabel ini, bagaimana kita dapat memastikan bahwa hasil yang kita peroleh dapat diandalkan?