Di era perubahan iklim yang semakin parah ini, isu kenaikan permukaan air laut bukan lagi sekadar imajinasi yang jauh, tetapi kenyataan yang akan segera terjadi. Di balik pemanasan global, mencairnya gletser telah menjadi salah satu faktor pendorong yang penting. Bagaimana hal ini akan memengaruhi kota-kota kita?
Para ilmuwan memperingatkan bahwa pemanasan global menyebabkan lapisan es di kutub mencair dengan cepat, khususnya Lapisan Es Glenelg yang mencair lebih cepat dari yang diperkirakan.
Pertama, mari kita lihat alasan mengapa gletser mencair. Sejak Revolusi Industri, peningkatan dramatis dalam emisi karbon telah menyebabkan suhu rata-rata Bumi terus meningkat. Menurut data terbaru yang tersedia, suhu global telah meningkat sekitar 1,2°C sejak 1850. Perubahan ini berdampak langsung pada iklim di wilayah kutub, menyebabkan gletser mencair lebih cepat. Menurut laporan tersebut, laju pencairan lapisan es Glenelg hampir tiga kali lipat dalam dekade terakhir, sebuah fenomena yang tidak hanya memengaruhi ekosistem lokal tetapi juga dapat menyebabkan permukaan laut global naik hingga 7 meter.
Jadi, bagaimana kenaikan permukaan laut akan memengaruhi kota-kota di seluruh dunia? Pertama, kota-kota dataran rendah seperti Mumbai, Shanghai, dan Miami akan menghadapi ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saat permukaan laut naik, wilayah pesisir kota-kota ini akan mulai mengalami banjir dan intrusi pasang surut yang lebih sering, menenggelamkan jalan dan infrastruktur, serta mengancam kehidupan jutaan penduduk.
Para pakar perubahan iklim menunjukkan bahwa "kota-kota perlu mengembangkan rencana respons untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh kenaikan permukaan laut, jika tidak, konsekuensinya akan menjadi bencana."
Selain itu, kenaikan permukaan laut juga akan memengaruhi sistem pasokan air kota. Sumber air tawar di beberapa kota mungkin tercemar akibat intrusi air laut, yang menyebabkan kualitas air memburuk dan dengan demikian memengaruhi pasokan air minum. Hal ini tidak hanya menjadi tantangan bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga dapat menyebabkan keresahan sosial dan kerugian ekonomi.
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 20 negara di dunia akan menghadapi ancaman serius kenaikan permukaan air laut, dan pembangunan ekonomi serta stabilitas sosial mereka akan menghadapi tantangan besar. Bagi beberapa negara kepulauan kecil di Oseania, kenaikan permukaan air laut akan menjadi masalah hidup dan mati. Beberapa negara telah mulai merencanakan bagaimana melakukan imigrasi, yang akan menjadi tantangan besar yang dihadapi umat manusia.
Penelitian menunjukkan bahwa percepatan pencairan gletser tidak hanya terkait dengan wilayah kutub, dampaknya bersifat global dan melibatkan setiap sudut.”
Di Amerika Serikat, kota-kota seperti Miami telah mulai menerapkan berbagai langkah untuk mengatasi kenaikan permukaan air laut, termasuk meningkatkan infrastruktur dan memperkuat sistem drainase. Namun, tantangan ke depan akan tetap berat seiring berlanjutnya perubahan iklim. Dalam skala global, kerja sama dan tindakan antarnegara juga penting.
Dalam proses penanggulangan, selain penerapan sarana ilmiah dan teknologi, peningkatan kesadaran sosial juga sangat diperlukan. Meningkatkan kesadaran warga akan perlindungan lingkungan, mempromosikan gaya hidup berkelanjutan, dan mengurangi jejak karbon adalah cara-cara yang dapat dilakukan semua orang secara aktif.
Akhirnya, kita harus menghadapi sebuah pertanyaan: ke mana masa depan bumi akan mengarah?