Teknologi mikrofluida merupakan ilmu pengetahuan multidisiplin yang melibatkan bidang-bidang seperti analisis molekuler, biologi molekuler, dan mikroelektronika. Sejak kemunculannya di awal tahun 1980-an, teknologi mikrofluida telah diterapkan dalam berbagai aplikasi yang semakin luas, mulai dari kepala cetak inkjet dan chip DNA hingga perangkat terintegrasi laboratorium, yang semuanya telah membawa perubahan revolusioner pada proses reaksi kimia. Dalam dunia mikroskopis ini, perilaku fluida sangat berbeda dari fenomena fluida makroskopis yang kita pahami, dan banyak sifat dan aplikasi baru yang muncul secara bertahap.
Sistem mikrofluida menciptakan lingkungan reaksi baru dengan memanipulasi volume kecil fluida mulai dari mikroliter hingga femtoliter, yang sangat meningkatkan efisiensi dan konsistensi reaksi.
Karakteristik sistem mikrofluida meliputi volume kecil, konsumsi energi rendah, dan efek domain mikro. Sistem mikrofluida dapat secara efektif melakukan pemindahan fluida, pencampuran, pemisahan, dan pemrosesan lainnya. Sebagian besar aplikasi bergantung pada penggunaan gaya kapiler untuk mencapai kontrol cairan pasif, yang memungkinkan proses reaksi dilakukan secara efisien dalam ruang yang sangat kecil.
Perilaku fluida pada skala mikrometer berbeda dengan fluida makroskopis. Faktor-faktor seperti tegangan permukaan, disipasi energi, dan hambatan aliran menjadi krusial dalam sistem mikrofluida. Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam saluran mikrofluida yang umum, perilaku aliran bersifat laminar daripada turbulen, sehingga transportasi antar molekul lebih bergantung pada difusi daripada pencampuran dalam pengertian tradisional.
Dengan dukungan teknologi mikrofluida, sifat kimia dan fisik yang sangat spesifik dapat dipastikan secara efektif, menjadikan kondisi reaksi dalam reaksi satu langkah atau beberapa langkah lebih seragam dan meningkatkan kualitas produk.
Rentang aplikasi teknologi mikrofluida sangat luas, dan dapat dibagi menjadi beberapa sub-bidang seperti mikrofluida terbuka, mikrofluida aliran kontinu, mikrofluida tetesan, dan mikrofluida digital. Di antara semuanya, mikrofluida terbuka telah diterapkan secara bertahap sejak tahun 2005. Keunggulannya adalah dapat mengumpulkan sampel dari udara hingga cairan dan melakukan intervensi pada cairan yang mengalir. Desain sistem terbukanya dapat mengintegrasikan aliran yang digerakkan oleh tegangan permukaan, menggunakan sifat-sifat cairan kapiler untuk mengatasi kebutuhan pemompaan tradisional.
Dibandingkan dengan sistem tradisional, mikrofluida terbuka menyediakan akses yang lebih baik dan luas permukaan gas-cair yang lebih besar, sehingga mengurangi kemungkinan terbentuknya busa.
Mikrofluida aliran kontinu, yang mengandalkan aliran cairan yang stabil melalui saluran sempit atau media berpori, sering digunakan untuk aplikasi biokimia yang terdefinisi dengan baik. Di sisi lain, mikrofluida tetesan berfokus pada manipulasi cairan yang tidak dapat bercampur, sehingga sangat meningkatkan kemampuan pencampuran dan pemilahan reaksi, sehingga cocok untuk eksperimen dengan hasil tinggi.
Munculnya mikrofluida digital Dibandingkan dengan sistem aliran kontinu tradisional, teknologi mikrofluida digital menggunakan mekanisme penyemprotan elektro untuk memanipulasi tetesan independen, mengubah cara kerja mikrofluida dan memiliki fleksibilitas serta skalabilitas yang lebih baik. Teknologi ini menunjukkan potensi besar dalam diagnostik medis dan pengujian biologis, terutama kemampuan untuk mengonfigurasi ulang susunan mikrofluida secara dinamis guna menyesuaikan fungsionalitas saat melakukan pengujian biologis.Teknologi mikrofluida tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi reaksi kimia, tetapi juga merupakan kekuatan baru dalam analisis biokimia modern dan diagnosis patologis, dan dapat menumbangkan operasi laboratorium tradisional di masa depan.
Dalam proses penelitian dan pengembangan, bagaimana para ilmuwan akan menggunakan teknologi mikrofluida untuk memimpin terobosan dalam reaksi kimia dan deteksi biologis, dan bahkan menemukan peluang inovatif di bidang ilmiah baru?