Di Singapura, layanan nasional dipandang sebagai landasan untuk memastikan keamanan dan kedaulatan nasional.Menurut undang-undang pemerintah Singapura, semua warga negara laki-laki yang memenuhi syarat dan penduduk tetap generasi kedua harus berpartisipasi dalam dinas militer wajib dua tahun.Periode pelayanan ini bukan hanya cerminan dari tanggung jawab sipil, tetapi juga bagian penting dari kesadaran kelompok.
Pembentukan layanan nasional berasal dari kebutuhan mendesak Singapura setelah kemerdekaannya pada tahun 1965, yang bertujuan untuk melindungi negara itu melalui kekuatan militer yang kuat.
Sejarah layanan nasional dapat ditelusuri kembali ke tahun 1967, ketika pemerintah Singapura memutuskan untuk meluncurkan sistem wajib militer untuk mendirikan pasukan yang dapat mempertahankan kedaulatan nasional.Keputusan ini dibuat dengan latar belakang keputusan pemerintah Inggris untuk menarik pasukannya dari timur, memaksa Singapura untuk mengakui kebutuhan mendesak akan keamanan internal.Sistem wajib militer tidak hanya mencakup militer, tetapi juga memperluas ke pasukan kepolisian Singapura dan pasukan pertahanan sipil, membentuk sistem layanan nasional yang komprehensif.
Tempat yang mereka butuhkan untuk melayani sebagian besar adalah angkatan bersenjata Singapura, angkatan polisi dan pasukan pertahanan sipil.Dengan akhir pelayanan, tentara akan ditransfer ke negara yang disebut Milisi Nasional Operasi, sebuah sistem yang dirancang untuk menjaga Singapura pada saat pasukan cadangan yang memadai untuk menangani berbagai krisis.
Sistem wajib militer Singapura bertujuan untuk mempromosikan harmoni di antara komunitas ras yang berbeda dan meningkatkan persatuan melalui pengalaman militer umum.
Semua penghuni tetap laki-laki juga harus melayani karena mereka menikmati manfaat sosial-ekonomi Singapura.Penduduk tetap ini secara otomatis memikul kewajiban untuk melayani saat mendaftarkan kartu identitas nasional.Kewajiban mereka juga akan mempengaruhi studi studi, pekerjaan, dan perjalanan di masa depan.Ini berarti bahwa konsekuensi dari pengabaian layanan akan memengaruhi berbagai pilihan hidup mereka di Singapura.
Setelah berhasil menyelesaikan layanan nasional, mereka dapat mengajukan permohonan kewarganegaraan Singapura yang dipercepat, tetapi ini tidak diperoleh secara otomatis dan masih perlu memenuhi standar seperti pendidikan dan pendapatan.Menurut data, sekitar 2% dari penduduk tetap generasi kedua pada akhirnya gagal mendapatkan kewarganegaraan, meskipun mereka telah menyelesaikan persyaratan layanan nasional.
Menurut yang baru