Dalam penelitian ilmu sosial, dengan pesatnya perkembangan teknologi pengumpulan dan analisis data, banyak peneliti mulai menerapkan teknik statistik yang disebut "Difference in Differences (DID)". Jenis teknik ini memungkinkan peneliti untuk mensimulasikan desain eksperimen menggunakan data observasi, sehingga evaluasi yang bermakna terhadap dampak kebijakan masih dapat diperoleh jika eksperimen acak tidak memungkinkan.
Difference-in-difference adalah teknik statistik yang dapat mengidentifikasi dampak suatu ukuran dengan membandingkan perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada dua titik waktu atau lebih.
Inti dari teknologi DID adalah menggunakan data deret waktu kelompok perlakuan dan kontrol untuk memperkirakan dampak perlakuan (treatment) terhadap variabel hasil. Sederhananya, metode DID membandingkan perubahan hasil dalam kelompok perlakuan sebelum dan sesudah menerima perlakuan dan membandingkan perubahan ini dengan perubahan dalam kelompok kontrol. Desain ini bertujuan untuk menghilangkan bias yang disebabkan oleh perbedaan antara kedua kelompok di awal, sehingga dapat mengungkap efek sebenarnya dari perawatan dengan lebih jelas.
Metode DID banyak digunakan terutama karena dapat mengatasi banyak tantangan dalam desain eksperimen. Dalam banyak skenario penelitian ilmu sosial, eksperimen acak dapat sulit diterapkan, menjadikan DID sebagai alternatif yang layak. Selain itu, teknik ini juga menunjukkan kinerja yang baik dalam menangani variabel pengganggu dan bias seleksi. Dalam beberapa kasus, memahami dampak sebenarnya dari suatu kebijakan atau perawatan sangat penting, sehingga penerapan teknologi DID menjadi lebih cepat dan perlu.
Kerangka dasar teknologi DID adalah membandingkan perubahan hasil kelompok perawatan dan kelompok kontrol pada waktu yang berbeda. Untuk menjelaskan metode ini dengan jelas, peneliti memerlukan setidaknya tiga elemen berikut:
Metode DID menghitung selisih antara perubahan dalam kelompok perlakuan setelah perlakuan dan perubahan dalam kelompok kontrol.
Dalam penerapan sebenarnya, DID pertama-tama akan mengukur perubahan rata-rata dari dua kelompok sebelum dan sesudah perlakuan, lalu menggunakan data ini untuk menghitung efek perlakuan. Secara khusus, Anda dapat membayangkan dua garis, satu mewakili hasil untuk kelompok perlakuan dan yang lainnya untuk kelompok kontrol. Dengan cara ini, perubahan dalam dua kelompok dapat dianalisis dengan membandingkan satu sama lain.
Meskipun teknologi DID unggul dalam banyak aspek, para peneliti masih perlu menghadapi tantangan dan keterbatasan potensial tertentu. Pertama, kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang dipilih harus serupa untuk menghindari masalah endogenitas yang disebabkan oleh hal ini. Kedua, metode DID juga dapat dipengaruhi oleh variabel eksternal lainnya. Misalnya, faktor lain yang berubah seiring waktu juga dapat memengaruhi variabel hasil. Ketiga, tren paralel yang dihipotesiskan mungkin tidak berlaku dalam semua kasus, yang mengharuskan para peneliti untuk berhati-hati saat menafsirkan hasilnya.
Saat menggunakan teknologi DID, sangat penting untuk memahami konteks dan potensi bias di balik data sehingga rekomendasi kebijakan yang akurat dapat dibuat.
Teknologi DID telah berhasil diterapkan di banyak bidang. Misalnya, evaluasi kebijakan publik, kebijakan atau tindakan baru dalam penelitian ekonomi, dan analisis populasi tertentu dalam ilmu sosial semuanya dapat menggunakan teknologi ini untuk mendapatkan wawasan yang berharga.
Sebagai contoh spesifik, suatu wilayah telah menerapkan kebijakan kesehatan baru. Apa dampaknya? Para peneliti dapat memperlakukan kelompok yang terdampak sebagai kelompok perlakuan dan kelompok yang tidak terdampak sebagai kelompok kontrol, dan mengevaluasi dampak kebijakan yang sebenarnya dengan membandingkan perbedaan perubahan indikator kesehatan antara kedua kelompok tersebut.
Secara umum, teknologi DID menyediakan alat yang ampuh untuk penelitian ilmu sosial. Melalui penggunaan data observasi yang cerdas, teknologi ini dapat secara efektif menilai dampak suatu kebijakan atau pengukuran yang tidak memungkinkan dilakukannya eksperimen acak. Dengan semakin berkembangnya teknologi big data dan komputasi, para peneliti akan memiliki lebih banyak peluang untuk menggunakan teknologi DID guna memperoleh hasil yang bermakna di masa mendatang.
Seiring dengan semakin cepatnya laju perubahan global, apakah menurut Anda teknologi DID juga dapat menjadi dasar penting untuk perumusan kebijakan di masa mendatang?