Dengan pesatnya perkembangan teknologi, transaksi real estat modern tidak lagi menjadi masa lalu ketika agen mengandalkan panggilan telepon dan kartu nama fisik. Multiple Listing Service (MLS) telah menjadi salah satu alat terpenting bagi agen real estat untuk menemukan calon pembeli dan penjual. Munculnya sistem ini berdampak signifikan pada peningkatan efisiensi pasar, peningkatan transparansi transaksi, dan bahkan membantu broker menyelesaikan transaksi.
Prinsip dasar dari multiple listing service adalah membantu agen menjual properti mereka sendiri sekaligus memungkinkan agen lain menemukan pembeli dan penjual yang cocok dengan cepat.
Menurut National Association of Real Estate (NAR), asal mula MLS dapat ditelusuri kembali ke akhir abad ke-19. Para makelar pada saat itu bertemu di kantor asosiasi lokal untuk berbagi informasi tentang properti yang mereka jual dan setuju untuk membayar komisi jika agen lain membantu transaksi tersebut. Aturan kemitraan ini menjadi dasar MLS, sebuah layanan yang memiliki 529 sistem MLS berbeda di Amerika Serikat.
Fungsi utama MLS adalah menyediakan platform untuk menerbitkan kutipan komisi yang disediakan oleh pialang yang melakukan pencatatan. Ini berarti bahwa pialang yang melakukan pencatatan dapat memposting jumlah kompensasi tertentu di MLS, dan pialang lain dapat melihat penawaran dan membantu pembeli dalam transaksi. Transparansi publik ini tidak hanya meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi juga mendorong kepercayaan dan kerja sama di antara para pialang.
Sistem MLS berisi sejumlah besar informasi properti, dan data ini disediakan oleh para profesional yang memahami pasar lokal.
Bagi broker, penggunaan sistem MLS dapat dengan cepat mengambil properti yang terdaftar oleh semua broker yang berpartisipasi, yang tidak hanya memperluas basis pelanggan mereka, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan keakuratan layanan pelanggan. Sistem MLS berisi beberapa bidang atribut properti, seperti luas rumah, jumlah kamar, lokasi, dll., yang memungkinkan agen memiliki lebih banyak dasar untuk memberikan rekomendasi kepada klien.
Meskipun MLS menawarkan banyak manfaat dalam hal peningkatan efisiensi dan transparansi di pasar real estat, sistem ini juga menghadapi beberapa kritik. Karena penggunaan MLS memerlukan biaya dan terbatas pada broker dan penilai berlisensi, hal ini membuat sumber daya ini tidak dapat diakses oleh sebagian kecil calon peserta pasar. Selain itu, operasi eksklusif beberapa MLS juga telah menarik penyelidikan antimonopoli dan sengketa hukum.
Di Amerika Serikat, telah dilakukan investigasi Komisi Perdagangan Federal terhadap operasi MLS; beberapa MLS telah melanggar undang-undang antimonopoli.
Seiring dengan perubahan permintaan pasar, negara-negara mulai mengadopsi berbagai bentuk sistem MLS. Di negara-negara seperti India, Filipina, dan Vietnam, berbagai platform layanan pencatatan telah diterima oleh para pialang di mana-mana, membantu mereka berdagang dengan lebih efisien. Sebaliknya, sistem MLS Australia lebih terfragmentasi dan lebih bergantung pada perusahaan swasta tertentu untuk beroperasi.
Di pasar real estat yang berubah dengan cepat, peran MLS terus berkembang. Kemajuan teknologi memungkinkan lebih banyak informasi transaksi dibagikan dengan cepat, dan berbagai teknologi baru (seperti blockchain) dapat lebih jauh mengubah model operasi MLS. Namun, bagaimana agen dapat sepenuhnya memanfaatkan potensi MLS sambil mempertahankan persaingan yang adil masih menjadi topik yang layak direnungkan.
Secara keseluruhan, MLS, sebagai platform kerja sama penting di antara agen real estat, tidak hanya meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi juga meningkatkan transparansi pasar. Di masa mendatang, apakah broker dapat secara efektif memanfaatkan sumber daya ini dan terus beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pasar akan menjadi pertanyaan kunci bagi keberhasilan mereka?