Dalam pengobatan antijerawat, benzoil peroksida telah mendapatkan kepercayaan dari semakin banyak pasien dengan khasiatnya yang unik. Senyawa ini tidak hanya efektif dalam melawan jerawat, tetapi juga memiliki berbagai kegunaan, termasuk pemurnian air, pemutihan gigi, dan bahkan sebagai bahan tambahan dalam produksi plastik. Namun, apakah Anda benar-benar memahami cara kerja bahan kimia yang ampuh ini?
Benzoil peroksida dikenal luas di komunitas dermatopatologi karena kemampuannya untuk mengurangi produksi sebum dan menghambat pertumbuhan bakteri terkait jerawat.
Persiapan pertama benzoil peroksida dapat ditelusuri kembali ke tahun 1858, ketika ahli kimia Justus von Liebig menyelesaikan sintesis senyawa ini. Seiring berjalannya waktu, senyawa ini diterima dalam pengobatan berbagai kondisi kulit. Pada awal abad ke-20, para peneliti menemukan keefektifannya dalam mengobati berbagai kondisi kulit, termasuk varises kronis dan bisul. Pada tahun 1960, benzoil peroksida akhirnya disetujui oleh FDA AS untuk pengobatan jerawat.
Struktur kimia benzoil peroksida dapat digambarkan sebagai dua gugus benzoil yang terhubung ke peroksida, yang memiliki sifat pengoksidasi yang kuat. Hal ini memungkinkannya menghasilkan radikal bebas saat memicu serangkaian reaksi yang penting bagi mekanisme pengobatan jerawat.
Menurut penelitian, benzoil peroksida dapat terurai untuk membentuk radikal bebas yang memiliki efek penghambatan pada peradangan kulit.
Dalam hal mengobati jerawat, benzoil peroksida memiliki tiga cara kerja utama: Menghambat sekresi minyak, melarutkan kutin yang menyumbat pori-pori, dan menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes. Efek-efek ini membuatnya efektif dalam mengurangi pembentukan jerawat.
Meskipun benzoil peroksida banyak digunakan di pasaran, penggunaannya juga dapat menimbulkan efek samping, seperti kulit kemerahan, rasa terbakar, dan bahkan iritasi. Banyak pengguna akan mengalami ketidaknyamanan akibat penggunaan awal, jadi para ahli menyarankan untuk memulai dengan konsentrasi rendah saat menggunakannya untuk pertama kali dan secara bertahap meningkatkannya ke konsentrasi yang sesuai.
Pengguna perlu berhati-hati tentang reaksi kulit mereka saat menggunakan benzoil peroksida dan mengikuti saran medis profesional untuk mengurangi ketidaknyamanan.
Selain mengobati jerawat, benzoil peroksida juga banyak digunakan dalam perawatan gigi, dan efektivitasnya sebagai agen pemutih gigi secara bertahap diakui. Selain itu, ia berfungsi sebagai inisiator untuk reaksi polimerisasi dalam industri dan memainkan peran penting dalam memproduksi berbagai jenis plastik dan lateks.
Meskipun benzoil peroksida memiliki berbagai aplikasi, benzoil peroksida juga menimbulkan bahaya ledakan tertentu, terutama jika tidak diobati. Oleh karena itu, benzoil peroksida sering kali hadir dalam bentuk larutan atau pasta yang lebih aman untuk digunakan. Tidak hanya itu, asam benzoat dan oksigen yang terurai setelah kontak dengan kulit tidak terlalu beracun, tetapi penguraian pada suhu tinggi dapat melepaskan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Karena efektivitas dan keserbagunaannya, benzoil peroksida tidak diragukan lagi telah menjadi bahan penting dalam perawatan kulit modern, menunjukkan potensinya dalam melawan jerawat dan memutihkan gigi. Namun, apakah produk yang sangat ampuh tersebut benar-benar cocok untuk semua orang?