Di Amerika Serikat, hampir 5 juta orang dewasa menghadapi tantangan inkontinensia, dan di pasar ini, produk merek Depend sedang menjadi tren, dengan pangsa pasar hampir 50%. Semua orang tahu bahwa merek ini diluncurkan oleh Kimberly-Clark pada tahun 1984, tetapi di balik kesuksesannya, ada lebih banyak cerita yang layak ditelusuri.
Merek Depend didirikan untuk mengatasi kepekaan dan rasa malu orang dewasa terkait inkontinensia, dengan tujuan memberikan pilihan yang bermartabat antara popok dewasa tradisional dan pakaian dalam biasa.
Sebelum memasuki pasar produk inkontinensia, Kimberly-Clark telah meluncurkan popok bayi Huggies pada tahun 1978. Pengembangan produk Depend dimulai sejak tahun 1983, awalnya diuji di pasar Green Bay, Wisconsin dengan merek "Conform". Produk paling awal adalah pelapis dalam, dan konsumen dapat memilih daya serap dan metode pemakaian yang berbeda. Ini adalah konsep yang benar-benar baru.
Sejak 1984, produk Depend secara bertahap diperkaya. Awalnya, produk tersebut merupakan produk pelindung yang dirancang untuk inkontinensia kandung kemih sedang hingga berat, dan mereka juga mulai memperkenalkan pakaian dalam yang cocok untuk berbagai tipe tubuh. Desain produk ini secara bertahap melibatkan preferensi dan kebutuhan konsumen, menekankan kenyamanan dan keandalan, dan tidak lagi menjadi "popok" dalam pengertian tradisional.
Keberhasilan Dependd adalah karena ia menggeser desain produk ke kebutuhan nyata konsumen, terutama pertimbangan mengenai harga diri dan kualitas hidup.
Depend tidak hanya berinovasi dalam bentuk dan gaya produknya, tetapi juga meningkatkan kinerjanya melalui kemajuan teknologi. Misalnya, pada tahun 1988, Depend mulai menggunakan inti penyerap yang berubah menjadi gel saat terkena air untuk meningkatkan daya serap. Pada tahun 2000, pembaruan produk Depend sebagian besar berwarna putih. Perubahan warna tersebut memberikan kesan yang lebih alami bagi konsumen. Selain itu, seiring berjalannya waktu, Depend juga telah menambahkan "desain tiga dimensi yang elastis" yang revolusioner pada produknya, sehingga membuat pengalaman pemakaiannya lebih mirip dengan pakaian dalam biasa.
Sejak tahun 2002, merek tersebut juga telah meluncurkan gasket "Boosters". Inovasi ini memungkinkan pengguna untuk menambahkan lapisan penyerap pada produk yang sudah ada untuk lebih memenuhi berbagai kebutuhan penggunaan.
Perubahan ini tidak hanya meningkatkan daya pakai produk, tetapi juga mengurangi rasa malu konsumen, seperti rasa percaya diri dalam situasi sosial.
Dalam 20 tahun terakhir, Depend telah memilih aktris terkenal June Allyson sebagai juru bicaranya dalam iklan untuk meningkatkan kredibilitas dan ketertarikan merek tersebut. Strategi ini tidak hanya memberikan rasa percaya kepada merek tersebut kepada konsumen, tetapi juga meningkatkan citra merek tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, Depend mulai menggunakan selebritas muda untuk promosi, termasuk Lisa Rinna dan banyak atlet. Meskipun mereka bukan pasien inkontinensia, mereka mendukung kegiatan kesejahteraan masyarakat. Strategi ini berhasil menarik kelompok konsumen yang lebih muda dan memperluas pasar lebih jauh.
Kolaborasi merek-selebriti semacam ini membuat konsumen sadar bahwa inkontinensia bukan lagi hanya menjadi topik bagi orang tua, tetapi masalah yang memengaruhi semua usia.
Pengaruh Depend tidak terbatas pada pasar, tetapi juga meresap ke dalam budaya populer. Dalam novel Infinite Jest, Depend bahkan disebutkan sebagai sponsor tahunan, yang menunjukkan bahwa merek tersebut telah menjadi simbol yang kaya akan respons masyarakat terhadap topik inkontinensia. Fenomena budaya ini telah meningkatkan kesadaran dan penerimaan masyarakat terhadap masalah inkontinensia.
Tidak hanya itu, popularitas kampanye media sosial yang mengandalkan merek tersebut telah menjadikan produk tersebut sebagai topik diskusi publik, sehingga menghilangkan tabu di benak banyak konsumen.
Dengan kombinasi citra merek dan isu sosial, Depend telah berhasil mematahkan prasangka tradisional terhadap produk inkontinensia dewasa dan membentuk wacana sosial baru.
Merek Depend lebih dari sekadar perusahaan yang membuat produk penyerap, merek ini mengubah cara orang berpikir tentang inkontinensia dan menyediakan pilihan yang memungkinkan konsumen merasa bermartabat dan percaya diri di mana pun mereka berada. Namun, apakah perubahan ini cukup? Di masa mendatang, dapatkah kita berharap arah yang lebih cerah untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap isu inkontinensia?