Di lautan luas, terdapat banyak makhluk yang tidak dapat berenang secara mandiri. Makhluk-makhluk ini disebut organisme mengapung atau plankton. Di antara mereka, zooplankton, yang disebut sebagai zooplankton, tidak hanya merupakan komponen utama ekosistem laut, tetapi juga memainkan peran penting dalam rantai makanan. Artikel ini akan mengajak Anda untuk mengeksplorasi secara mendalam bagaimana zooplankton bertahan hidup dan berkembang biak di lingkungan laut alami.
Zooplankton adalah organisme yang bergantung pada pemakanan bahan organik lain untuk bertahan hidup, yang membuatnya memainkan peran "predator" yang penting dalam ekosistem.
Zooplankton adalah organisme yang hidup di air dan tidak dapat berenang sendiri secara efisien. Mereka biasanya mengapung mengikuti arus, oleh karena itu disebut "drifter". Kelompok ini mencakup beberapa protozoa kecil, seperti ciliata, amoeba, dan beberapa flagellata, dan bahkan yang lebih besar seperti ubur-ubur dan lalat fosfor.
Dibandingkan dengan plankton nabati, zooplankton harus bergantung pada organisme lain untuk menyediakan energi, yang memberi mereka posisi unik dalam rantai makanan. Plankton nabati menggunakan fotosintesis untuk mengubah energi matahari, sementara zooplankton memperoleh energi dengan memangsa bahan organik lainnya. Dalam proses ini, zooplankton tidak hanya membantu menjaga keseimbangan ekologi, tetapi juga mendorong pengoperasian pompa karbon biologis.
Keanekaragaman zooplankton sangat luas, mulai dari protozoa kecil hingga ubur-ubur yang lebih besar. Bergantung pada siklus pertumbuhannya, zooplankton yang berbeda diklasifikasikan menjadi holoplankton dan semiplankton. Holoplankton menghabiskan seluruh siklus hidupnya di air, sementara hemiplankton melayang selama beberapa tahap kehidupannya dan kemudian berkembang menjadi jenis organisme lain, seperti bentik atau nekton.
Zooplankton bertindak sebagai perantara dalam rantai biologis dalam ekosistem, mentransfer energi yang dihasilkan oleh plankton berbasis tumbuhan ke konsumen tingkat tinggi.
Zooplankton mampu bertahan hidup di lingkungan yang berubah, terutama karena strategi predator dan karakteristik fisiologisnya yang fleksibel. Zooplankton biasanya memiliki kemampuan untuk bergerak secara otonom dan dapat berenang naik turun di dalam air untuk menghindari predator atau mencari makanan. Misalnya, selama pergantian siang dan malam, banyak zooplankton melakukan migrasi vertikal, yaitu, mereka tenggelam ke air dalam untuk bersembunyi di siang hari, dan kemudian naik ke permukaan untuk mencari makan di malam hari.
Meskipun mereka mungkin tidak terlihat penting, makhluk kecil ini memainkan peran penting dalam ekosistem perairan. Mereka merupakan sumber makanan bagi banyak ikan laut dan organisme laut serta menghubungkan produsen primer (fitoplankton) dengan konsumen tingkat lanjut (ikan, dll.). Selain itu, aktivitas makan mereka juga memainkan peran penting dalam siklus karbon global, yang memengaruhi fiksasi dan penggunaan kembali karbon dioksida.
Untuk jaring makanan laut, keberadaan zooplankton tidak hanya mendorong aliran energi, tetapi juga memainkan peran yang sangat penting dalam siklus biogeokimia.
Zooplankton masih kurang diteliti, dan banyak pertanyaan tentang ekologi dan perilaku mereka masih menunggu jawaban. Kebiasaan makan zooplankton dan peran spesifik mereka dalam siklus karbon belum sepenuhnya dipahami, yang menyebabkan banyak ketidakpastian dalam memprediksi dampak ekologis mereka dalam konteks perubahan iklim global. Untuk memperdalam pemahaman kita tentang organisme ini, kita perlu meningkatkan investasi dan meningkatkan teknologi pengamatan di masa mendatang untuk memperoleh data yang lebih akurat dan meningkatkan akurasi model iklim.
Kelangsungan hidup zooplankton dalam ekosistem dan responsnya terhadap perubahan lingkungan memicu pemikiran kita: Bagaimana hewan-hewan kecil ini beradaptasi dan terus berkembang biak di lingkungan laut yang berubah dengan cepat?