Dalam spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR), pergeseran kimia adalah ukuran frekuensi resonansi inti atom dalam medan magnet relatif terhadap standar. Fenomena ini tidak hanya membantu ilmuwan memahami struktur molekul, tetapi juga memberikan informasi penting untuk teknik spektroskopi lainnya (seperti spektroskopi fotoelektron). Artikel ini akan membahas lebih dekat bagaimana awan elektron memengaruhi fenomena pergeseran kimia dan pentingnya fenomena ini bagi penelitian kimia.
Pergeseran kimia memungkinkan kita mendiagnosis struktur molekul secara tepat dan menjelaskan perubahan frekuensi resonansi akibat distribusi awan elektron dalam molekul.
Magnetisme setiap inti atom berasal dari spin nuklirnya, yang menyebabkannya memiliki beberapa tingkat energi dan frekuensi resonansi dalam medan magnet. Total medan magnet yang dialami oleh inti atom tidak hanya mencakup medan magnet eksternal, tetapi juga medan magnet lokal yang diperkenalkan oleh arus elektron dalam orbital molekul. Distribusi elektron-elektron ini akan bervariasi tergantung pada geometri lokal molekul (misalnya mitra pengikat, panjang ikatan, sudut ikatan, dll.), yang pada gilirannya memengaruhi medan magnet lokal setiap inti.
Oleh karena itu, perubahan dalam distribusi awan elektron akan menyebabkan perubahan dalam frekuensi NMR dari inti yang sama, yang membentuk konsep pergeseran kimia. Agar dapat membandingkan pergeseran kimia pada kekuatan medan magnet yang berbeda dengan cara yang terstandarisasi, para ilmuwan memilih beberapa sampel referensi, seperti tetrametilsilana (TMS), untuk menormalkan pergeseran kimia.
Pergeseran kimia sering kali dinyatakan dalam bagian per juta (ppm) untuk memungkinkan perbandingan pada frekuensi yang berbeda. Rumus perhitungannya adalah: δ = (νsampel - νref) / νref
, di mana νsampel dan νref masing-masing mewakili frekuensi sampel dan standar referensi.
Sebenarnya, metode untuk mengutip pergeseran kimia dapat dibagi menjadi metode tidak langsung dan langsung. Metode tidak langsung menggunakan sinyal dari saluran data yang berbeda untuk menyesuaikan skala pergeseran kimia. Misalnya, spektrum NMR inti hidrogen (¹H
) direferensikan menggunakan sinyal deuterium (²H
). Dalam referensi langsung, senyawa referensi ditambahkan ke sampel yang akan diukur, sehingga efek senyawa referensi pada pergeseran kimia harus diperhitungkan.
Metode kutipan pergeseran kimia yang tepat dapat meningkatkan presisi dan akurasi pengukuran serta membantu peneliti melakukan analisis struktur molekul yang lebih mendalam.
Ketika medan magnet eksternal diterapkan, awan elektron yang mengelilingi atom bergerak dan menghasilkan medan magnet terinduksi. Medan magnet terinduksi iniMedan magnet berlawanan dengan medan magnet eksternal, yang disebut "perisai diamagnetik". Misalnya, substituen alkenil yang menyumbangkan elektron akan menghasilkan efek perisai yang lebih tinggi, sedangkan substituen yang menarik elektron (seperti gugus nitro) akan menghasilkan efek pelepasan perisai. Perubahan efek perisai ini akan memengaruhi frekuensi resonansi inti dalam molekul, sehingga menunjukkan nilai pergeseran kimia yang berbeda.
Ambil benzena sebagai contoh. Struktur ikatan π-nya membuat elektron bergerak secara melingkar, menghasilkan efek pelepasan perisai di bagian tengah dan efek perisai di bagian tepi. Hal ini menyebabkan pergeseran kimia inti hidrogen dalam benzena bergeser secara signifikan ke atas hingga 7,73 ppm, yang disebabkan oleh medan magnet induksi yang kuat yang dihasilkannya dan kondusif untuk peningkatan sinyal.
Pergeseran kimia dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kerapatan elektron, elektronegativitas gugus yang berdekatan, dan efek medan magnet yang ditimbulkan antara berbagai gugus. Secara umum, kerapatan elektron yang lebih tinggi akan melindungi nukleus, menyebabkannya berada dalam rentang pergeseran kimia yang lebih rendah; dan ketika kerapatan elektron di sekitar nukleus menurun, efek pelepasan pelindung yang signifikan akan terjadi.
Misalnya, dalam NMR metil halida, pergeseran kimia meningkat seiring dengan meningkatnya elektronegativitas halogen dari iodin menjadi fluor. Hal ini karena fluor menangkap lebih banyak elektron, sehingga mengurangi kerapatan elektron gugus metil dan menyebabkan peningkatan efek pelepasan pelindung."Pergerakan awan elektron" inilah yang mengubah lingkungan elektronik setiap atom, menyebabkan pergeseran kimianya menunjukkan perubahan unik dalam spektrum NMR.
Dalam beberapa dekade terakhir, dengan kemajuan teknologi NMR, para ilmuwan terus mengoptimalkan pengukuran dan penggunaan pergeseran kimia, yang tidak hanya meningkatkan akurasi analisis struktur molekul, tetapi juga membantunya digunakan secara lebih luas dalam kimia dan biologi, serta penelitian material dan bidang lainnya. Seiring dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang awan elektron dan pengaruhnya, berapa banyak kejutan baru yang akan terjadi dalam eksplorasi ilmiah di masa mendatang?