Jamur Mortierella yang terdapat di dalam tanah, jamur yang tampaknya tidak mencolok ini, sebenarnya memiliki fungsi ekologis yang penting. Sebagai organisme umum di dalam tanah, jamur ini memainkan peran yang sangat penting dalam menguraikan bahan organik, mendorong daur ulang nutrisi, dan menjaga keseimbangan ekologi.
Jamur Mortierella termasuk dalam ordo Mortierellales, dengan sekitar 85 spesies. Jamur ini dinamai menurut ahli botani Belgia, Barthélemy Dumortier.
Jamur Mortierella terutama hidup di dalam tanah dan juga umumnya ditemukan pada daun yang membusuk dan bahan organik lainnya. Jamur ini adalah bakteri saprotrofik yang secara efektif memecah bahan organik dan meningkatkan kesehatan tanah. Kehadiran jamur ini tidak hanya membantu tanaman tumbuh, tetapi juga menyediakan nutrisi yang diperlukan bagi organisme lain di dalam tanah. Menurut G.A. Salt, jamur Mortierella tumbuh di akar pohon bahkan lebih sering daripada spesies jamur lainnya, seperti Fusarium dan Pythium.
Jamur ini tidak hanya bereproduksi di tanah, tetapi juga ada di eksoskeleton serangga dan kotoran hewan, menunjukkan strategi bertahan hidup mereka yang beragam.
Secara morfologi, jamur Mortierella biasanya bersimbiosis, tetapi cenderung membentuk septa lebih banyak daripada jamur lainnya. Struktur reproduksi jamur ini kecil dan sering kali tidak memiliki kista besar. Banyak jamur Mortierella bereproduksi secara aseksual, tetapi ketika zigot diamati, morfologinya mirip dengan jamur lainnya.
Jamur Mortierella dapat tumbuh di berbagai substrat kaya nutrisi, seperti ekstrak ragi dan tepung ikan. Laboratorium sering menggunakan agar dekstrosa kentang atau agar tepung jagung untuk membudidayakan jamur ini. Pertumbuhan spesifik dipengaruhi oleh sumber karbon, mineral, dan sumber nitrogen di lingkungan. Monosakarida merupakan sumber karbon yang umum, dan ekstrak ragi serta bubuk kedelai merupakan sumber nitrogen yang umum.
Yang menarik, jamur ini tidak hanya efektif dalam memecah kitin, mereka bahkan dapat memecah lignin pada tanaman menjadi gula, yang mereka gunakan sebagai sumber daya untuk pertumbuhan mereka.
Metode reproduksi Mortierella meliputi reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Beberapa spesies mampu membentuk zigot sebagai hasil dari reproduksi seksual mereka. Zigot mungkin telanjang atau dikelilingi oleh hifa vegetatif, membentuk struktur seperti sarang. Banyak spesies Mortierella menunjukkan pasangan yang berbeda saat bereproduksi, sebagaimana dibuktikan oleh perbedaan jenis pasangan dalam pengembangan struktur seksual.
Selain itu, jamur Mortierella juga telah menunjukkan potensinya di bidang bioteknologi. Misalnya, Mortierella alpina menghasilkan asam lemak tak jenuh ganda seperti asam arakidonat, senyawa yang sangat berharga dalam aplikasi farmasi dan nutrisi. Asam lemak ini digunakan untuk membuat komponen struktural lipid seluler dan terlibat dalam proses pensinyalan.
Selain itu, asam lemak tak jenuh ganda dari jamur Mortierella dianggap memiliki potensi dalam hal keamanan dan kesehatan serta dapat digunakan dalam aplikasi di banyak industri.
Perlu disebutkan bahwa spesies Mortierella umumnya tidak menyebabkan penyakit pada tanaman, hewan, atau manusia. Satu-satunya patogen yang diketahui adalah Mortierella wolfii, jamur yang terkadang menyebabkan aborsi dan pneumonia pada ternak. Namun, secara umum, karakteristik jamur Mortierella yang tidak patogen memungkinkan mereka memainkan peran yang stabil dalam lingkungan ekologis.
Secara keseluruhan, jamur Mortierella memainkan peran yang tak tergantikan dalam mendukung kesehatan tanah dan mendorong pertumbuhan tanaman. Hal ini membuat kita berpikir tentang nilai sebenarnya dari organisme kecil ini dalam ekosistem tanah?