Sindrom Pemecah Kacang (NCS) adalah kondisi kesehatan yang disebabkan oleh kompresi vena renalis kiri (LRV) antara aorta abdominalis (AA) dan arteri mesenterika superior (SMA). Nama unik ini berasal dari lokasi anatomisnya, yang membayangkan bahwa SMA dan AA seperti pemecah kacang yang menjepit kacang, yang menyebabkan kompresi vena renalis. Hingga saat ini, manifestasi klinis penyakit ini belum didefinisikan secara jelas dalam hal kriteria diagnostik, yang mengakibatkan keterlambatan atau kesalahan diagnosis pada banyak pasien.
Sindrom pemecah kacang pertama kali dilaporkan secara klinis pada tahun 1950, dan tanda serta gejalanya biasanya terkait dengan penyumbatan aliran keluar vena renalis kiri.
Gejala NCS bervariasi, terutama bermanifestasi sebagai penyumbatan drainase akibat kompresi vena renalis. Hal ini dapat menyebabkan hipertensi vena renalis, yang mengakibatkan hematuria (yang dapat menyebabkan anemia) dan nyeri perut (terutama nyeri panggul atau pinggang kiri). Nyeri perut ini dapat membaik atau memburuk tergantung pada postur pasien.
Selain itu, pasien dapat mengalami proteinuria postural, yang berarti bahwa jumlah protein dalam urin bervariasi tergantung pada apakah pasien sedang duduk atau berdiri. Karena vena genital kiri juga bergantung pada vena renalis kiri untuk drainase, pria dapat mengalami nyeri pada testis kiri, dan wanita dapat mengalami nyeri pada perut kiri bawah selama hubungan seksual atau menstruasi.
Kadang-kadang, pasien mengalami pembengkakan dan nyeri perut, yang berhubungan dengan kompresi vena mesenterika, dan NCS dapat menyebabkan varises dan varises pada tungkai bawah.
Dalam anatomi normal, vena renalis kiri seharusnya terletak di antara SMA dan AA. Namun, ketika vena renalis kiri terletak di belakang AA atau di depan tulang belakang, NCS dapat terjadi. NCS dapat diklasifikasikan menurut jalur vena renalis kiri menjadi NCS anterior dan NCS posterior, tetapi penyebab yang paling umum adalah terjepitnya aorta abdominalis dan arteri mesenterika superior.
Sindrom pemecah kacang biasanya didiagnosis menggunakan tes pencitraan, termasuk USG Doppler (DUS), tomografi terkomputasi (CT), pencitraan resonansi magnetik (MRI), dan venografi. DUS biasanya merupakan pemeriksaan awal pilihan berdasarkan gejala yang diduga.
DUS memberikan spesifisitas 95% hingga 100%, tetapi perlu dicatat bahwa posisi pasien dapat memengaruhi hasilnya.
Perawatan NCS bergantung pada tingkat keparahan dan gejala kondisi tersebut dan dapat mencakup penanganan konservatif dan intervensi bedah.
Penanganan konservatif lebih disukai, terutama pada pasien anak-anak, karena hipertensi akan membaik seiring pertumbuhan. Kondisi ini akan meningkatkan pertambahan berat badan untuk mengurangi tekanan pada vena.
Pilihan bedah meliputi pengalihan vena, bypass vena, dan autotransplantasi ginjal. Pilihan bedah yang tepat dipilih berdasarkan gejala pasien dan saran dokter. Pengalaman menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang menjalani pembedahan mengalami perbaikan gejala 70 bulan setelah pembedahan.
KesimpulanMeskipun perawatan medis sederhana, intervensi bedah sering kali merupakan pilihan yang tidak dapat dihindari bagi pasien dengan gejala yang parah.
Sindrom pemecah kacang merupakan kelainan yang kompleks dan sulit didiagnosis yang dapat berdampak serius pada kualitas hidup pasien. Seiring dengan meningkatnya pemahaman kita tentang penyakit ini, diagnosis dan pengobatan di masa mendatang dapat menjadi lebih tepat dan efektif. Ketika menghadapi tantangan kesehatan seperti itu, bagaimana Anda memandang pentingnya memperhatikan dan memerhatikan kesehatan Anda sendiri?