Nyeri akibat serangan jantung sering dianggap sebagai ketidaknyamanan di dada, tetapi banyak orang sebenarnya merasakan nyeri di area tubuh lain, seperti lengan kiri atau rahang. Fenomena ini disebut "nyeri alih", yaitu nyeri yang umumnya dianggap berasal dari tempat yang berbeda dari lokasi rangsangan nyeri. Memahami karakteristik nyeri alih dan mekanismenya akan membantu kita memajukan diagnosis medis dan mengidentifikasi risiko serangan jantung sejak dini.
Nyeri alih bersifat multi-regional, tidak terbatas pada lokasi sensasi tetapi meluas ke bagian tubuh lain, karakteristik yang menyebabkan banyak pasien penyakit jantung tidak menyadari tanda-tanda peringatan yang jelas.
Selama serangan jantung, nyeri yang berpindah ke lengan atau rahang kemungkinan besar terkait dengan respons sistem saraf pusat. Serabut saraf ke jantung dan tempat lain memiliki jalur yang tumpang tindih di sumsum tulang belakang, yang berarti bahwa ketika ada masalah dengan jantung, otak dapat salah mengartikan sinyal nyeri dari area tersebut sebagai berasal dari tempat lain di tubuh.
Penelitian telah menunjukkan bahwa nyeri yang disebabkan oleh penyakit jantung sering menjalar dari dada ke sisi kiri leher, bahu, dan lengan. Nyeri yang menjalar ini merupakan gejala umum pada banyak pasien penyakit jantung.
Nyeri alih memiliki banyak ciri, salah satu faktor penting adalah intensitas dan durasi nyeri. Ketika nyeri dirangsang dengan kuat atau terus-menerus, area nyeri alih yang lebih luas sering terjadi. Lebih jauh, eksperimen telah menunjukkan bahwa pasien dengan nyeri muskuloskeletal kronis, mirip dengan penyakit pinggul, menunjukkan area nyeri alih yang meluas sebagai respons terhadap rangsangan eksperimental.
Saat ini, masih terdapat berbagai teori tentang mekanisme biologis yang terlibat dalam nyeri. Secara tradisional, teori nyeri alih menyatakan bahwa otak tidak mampu mengidentifikasi sumber nyeri yang sebenarnya secara akurat karena interaksi serabut saraf viseral dengan serabut saraf dari bagian tubuh lain di sumsum tulang belakang.
Teori terkemuka adalah "teori proyeksi konvergen," yang menyatakan bahwa serabut saraf dari jaringan yang berbeda bertemu pada neuron tulang belakang yang sama, yang menjelaskan mengapa nyeri alih sering kali memanifestasikan dirinya dengan cara yang sama di berbagai daerah tulang belakang.
Meskipun teori ini telah memperoleh beberapa dukungan, teori ini juga dipertanyakan karena gagal menjelaskan mengapa nyeri alih sering kali tertunda setelah rangsangan nyeri lokal.
Signifikansi klinisMemahami nyeri alih penting untuk mendiagnosis kondisi tersebut. Dengan menganalisis pola nyeri, dokter dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang mendasarinya dengan lebih baik. Misalnya, pasien yang mengalami serangan jantung sering melaporkan nyeri di lengan kiri, rahang, atau punggung, dan gejala-gejala ini, jika muncul bersamaan dengan nyeri dada, dapat menjadi tanda bahaya yang potensial.
Studi kasus sebelumnya telah menunjukkan bahwa cara pasien tertentu bergerak sebagai respons terhadap nyeri selama pemeriksaan dapat memprediksi apakah mereka memerlukan intervensi bedah.
Saat ini, para peneliti sedang mengeksplorasi berbagai teknologi baru untuk lebih jelas mendefinisikan mekanisme yang terlibat dalam nyeri. Menggunakan teknik neuroimaging seperti pemindaian PET dan fMRI dapat mengungkapkan dampak nyeri yang sebenarnya setelah trauma saraf. Selain itu, eksperimen lebih lanjut tentang induksi stimulasi saraf dan efeknya pada pola nyeri juga dapat memberikan petunjuk untuk perawatan di masa mendatang.
Kita semua tahu bahwa nyeri adalah fenomena neurologis yang kompleks, tetapi mengapa dalam kasus serangan jantung, kita mengalami berbagai macam nyeri? Mungkin ini salah satu misteri kedokteran yang belum terpecahkan?