Dalam bidang sains dan teknik yang kompleks, kita sering mendengar konsep "ketergantungan sejarah", terutama dalam sains seperti fisika, kimia, dan biologi. "Histeresis" adalah contoh spesifik dari gagasan ini, yang menggambarkan ketergantungan keadaan sistem saat ini pada pengalaman masa lalunya. Fenomena ini mengingatkan kita, baik dalam ilmu material maupun ilmu sosial, bagaimana tindakan masa lalu telah membentuk realitas saat ini dan dapat memengaruhi arah masa depan.
Histeresis diamati dalam berbagai fenomena, seperti pada material magnetik dan listrik, di mana fungsi memori sistem disebabkan oleh sifat histeresisnya.
Dalam histeresis, perilaku sistem tidak hanya bergantung pada variabel masukan saat ini tetapi juga pada keadaan masa lalunya. Mengambil material magnetik sebagai contoh, ketika medan magnet eksternal diterapkan, struktur atom material akan diatur sesuai dengan itu, membentuk efek magnetisasi. Bahkan setelah medan magnet dihilangkan, material tersebut masih mempertahankan sebagian dari keadaan termagnetisasi. Fenomena ini menjelaskan bagaimana data dalam hard drive disimpan dan diambil.
James Clerk Maxwell melakukan penelitian awal tentang histeresis dalam sistem mekanis, yang membuka jalan bagi ilmuwan berikutnya.
Histeresis dapat dibagi menjadi bentuk bergantung laju dan tidak bergantung laju. Histeresis bergantung laju sering kali menciptakan perbedaan fase antara masukan dan keluaran; misalnya, masukan gelombang sinus murni dapat menghasilkan sinyal keluaran yang tertunda fasenya. Dalam kasus ini, perilaku histeresis berubah seiring dengan frekuensi yang diterapkan.
Histeresis tidak bergantung laju, di sisi lain, berarti bahwa setelah riwayat sistem dibuat, keadaan akan bertahan bahkan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya, selama proses deformasi bahan tertentu, riwayat deformasi sebelumnya akan memengaruhi reaksi di masa mendatang, yang juga memberikan beberapa sistem fungsi memori yang kusut.
Di bidang teknik, konsep histeresis digunakan secara luas. Misalnya, dalam sistem kontrol, kita dapat mengatur termostat untuk menghindari operasi pengalihan yang sering. Selain itu, jumlah histeresis yang tepat sering ditambahkan ke sirkuit elektronik untuk mencegah gangguan derau dan memastikan bahwa sinyal berada dalam keadaan stabil. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan stabilitas sistem tetapi juga meningkatkan keandalan operasional.
Penggunaan histeresis sama pentingnya dalam desain mikrokontroler dan antarmuka penggunanya, karena menghindari kesalahan pengoperasian dan membuat interaksi pengguna lebih lancar.
Dari perspektif matematika, histeresis sering kali melibatkan pemodelan sistem nonlinier dan sering kali menimbulkan tantangan komputasi. Berbagai model, seperti model Prysac dan model Booker-Wein, tidak hanya bertujuan untuk menangkap karakteristik umum fenomena histeresis tetapi juga menyediakan model fenomenologis dari fenomena tertentu. Model-model ini memiliki aplikasi tidak hanya dalam fisika tetapi juga meluas ke ekonomi dan ilmu sosial lainnya.
Penelitian ilmiah tentang fenomena histeresis telah dimulai sejak abad kesembilan belas. Pada tahun tersebut, ilmuwan Inggris Sir James Alfred Ewing pertama kali menerapkan istilah "histeresis" untuk menggambarkan perilaku material magnetik. Dengan semakin mendalamnya penelitian, pemahaman banyak ilmuwan tentang fenomena histeresis secara bertahap semakin dalam dan meluas ke berbagai disiplin ilmu, membentuk sistem teoritis yang kaya.
Saat ini, seiring kemajuan teknologi, histeresis masih memainkan peran penting dalam material baru, sistem cerdas, dan teknologi otomasi. Apakah ini berarti bahwa kemajuan ilmiah dan teknologi di masa depan tidak hanya akan mengatasi tantangan histeresis, tetapi juga memperoleh inovasi lebih lanjut darinya?