Badai geomagnetik, atau badai magnetik, adalah gangguan singkat di magnetosfer Bumi yang disebabkan oleh gelombang kejut dari angin matahari. Sumber gangguan ini bisa jadi ejeksi massa koronal (CME) dari Matahari atau daerah interaksi korotasional (CIR) yang relatif ringan, yang merupakan aliran angin matahari berkecepatan tinggi dari lubang di sistem koronal Matahari. Saat siklus bintik matahari berubah, frekuensi badai geomagnetik akan meningkat atau menurun. Selama puncak matahari, frekuensi badai geomagnetik meningkat secara signifikan, yang sebagian besar dipicu oleh CME.
Selama tahap awal badai geomagnetik, tekanan angin matahari awalnya memampatkan magnetosfer, dan kemudian medan magnet angin matahari berinteraksi dengan medan magnet Bumi, mentransfer energi yang ditingkatkan ke magnetosfer. Interaksi ini menyebabkan peningkatan gerakan plasma dan arus listrik di dalam kumparan magnet. Selama fase utama badai geomagnetik, arus listrik di magnetosfer menciptakan gaya pendorong yang mendorong batas antara magnetosfer dan angin matahari.
Badai geomagnetik diketahui memicu berbagai fenomena cuaca antariksa, termasuk peristiwa partikel energetik matahari (SEP), arus yang diinduksi secara geomagnetik (GIC), badai ionosfer, dan interferensi yang menyebabkan kilauan radio dan radar.
Jaringan transmisi jarak jauh sangat rentan terhadap kerusakan akibat badai geomagnetik ini, terutama kabel tegangan tinggi dan resistansi rendah modern.
Badai geomagnetik dapat diklasifikasikan menurut intensitasnya menjadi badai sedang, badai parah, dan badai super. Metode klasifikasi ini terutama didasarkan pada perubahan indeks Dst (disturbance-storm time), yang mencerminkan perubahan komponen horizontal medan magnet Bumi. Ketika indeks Dst di bawah -50 nT, itu didefinisikan sebagai tahap utama badai geomagnetik. Badai multifase seperti itu, dengan transisi dari fase awal ke fase pemulihan, memungkinkan para ilmuwan untuk melacak evolusi peristiwa dengan lebih jelas.
Skala indeks K, indeks A, dan indeks G yang digunakan oleh Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional merupakan alat penting dalam mengukur intensitas badai.
Saat ini, para ilmuwan dan insinyur tengah mempelajari cara mengurangi dampak potensial badai geomagnetik terhadap masyarakat modern. Selain meningkatkan teknologi dan struktur jaringan, solusi perlu dibuat untuk menangani kemungkinan kegagalan daya jangka panjang dan kerusakan pada sistem komunikasi. Karena badai geomagnetik dapat menyebabkan gangguan komunikasi dan internet global, dengan dampak yang mendalam pada gaya hidup modern, maka penting untuk memantau prakiraan cuaca antariksa secara langsung.
Selama puncak badai matahari, peringatan tepat waktu dari para peramal cuaca sangat penting untuk mengurangi potensi kerugian.
Berdasarkan pengamatan di atas, dampak badai geomagnetik tidak terbatas pada sistem kelistrikan dan komunikasi, dan potensi kerusakannya bahkan dapat mengancam semua aspek kehidupan kita sehari-hari. Di dunia yang semakin bergantung pada teknologi, kita harus bertanya pada diri sendiri: Apakah kita siap menghadapi tantangan kekuatan alam ini?