Dalam novel visual dewasa Jepang "Canvas 2: Akane-iro no Palette", penggunaan warna tidak hanya sebagai ekspresi visual, tetapi juga refleksi emosi batin karakter. Terutama merah, warna ini penuh dengan kompleksitas dalam cerita, yang melibatkan trauma psikologis dan pertumbuhan protagonis Elis.
"Di atas kanvas, warna lebih dari sekadar hiasan, mereka menceritakan sebuah kisah."
Canvas 2 merupakan sekuel dari Canvas: Sepia-iro no Motif, dan ceritanya didasarkan pada keterikatan antara seni dan emosi. Lima tahun kemudian, protagonis Hiroki Kamikura menjadi guru seni di Akademi Nadeshiko, tetapi hasratnya untuk melukis telah hilang sama sekali. Yang memengaruhi Hiroki terutama adalah trauma masa lalunya, yang menjadi konflik utama cerita.
Dalam karya ini, warna merah sangat ditekankan, mewakili masa lalu Elis. Elis adalah seorang gadis muda yang trauma karena kematian orang tuanya, dan ketakutannya terhadap warna merah tidak diragukan lagi merupakan perwujudan dari trauma ini. Penggunaan warna mencerminkan rasa tidak aman dan ketakutan terdalamnya.
"Bagi saya, merah lebih dari sekadar warna, itu adalah kenangan yang menyakitkan."
Selama permainan, perhatian dan interaksi Hiroki dengan Elis membantunya menghadapi jati dirinya secara bertahap dengan berani. Dalam hubungan ini, merah bukanlah simbol yang tetap; maknanya berubah seiring berjalannya cerita. Dari rasa takut awal hingga penerimaan akhirnya, simbol merah juga telah menjadi tanda kelahiran kembali.
Karya ini menggambarkan dampak trauma psikologis secara mendalam melalui sudut pandang Elis. Lukisannya awalnya gelap dan menyedihkan, tetapi seiring berkembangnya hubungannya dengan Hiroki, warna-warnanya mulai berubah. Lapisan dan penggunaan warna tidak lagi hanya mencerminkan suasana hati karakter, tetapi juga memiliki efek penyembuhan.
“Seni memiliki kekuatan untuk menyembuhkan, dan saya ingin menghilangkan rasa sakit itu melalui lukisan.”
Sebagai guru seni, Hiroki tidak hanya mengajarkan teknik, tetapi juga membimbing Elis untuk menemukan kembali dirinya sendiri. Melalui interaksi mereka, kedua karakter mengeksplorasi hasrat mereka yang hilang dan pulih dari bayang-bayang masa lalu mereka. Perubahan ini memungkinkan hubungan mereka menjadi sesuatu yang lebih dalam, dengan ketakutan Red akhirnya digantikan oleh cinta dan penerimaan.
Kisah setiap karakter di Canvas 2 berputar di sekitar kekuatan seni. Simbol merah tidak lagi menjadi belenggu yang mengikat Elis, tetapi menjadi titik awal perjalanan kreatifnya. Proses ini tidak hanya memungkinkan pemain merasakan kepedihan karakter dalam cerita, tetapi juga memicu pemikiran mendalam tentang trauma psikologis.
“Setiap kali saya berkarya, saya merasakan kekuatan kelahiran kembali.”
Dalam perjalanan Hiroki dan Elis bersama, seni menjadi alat penyembuhan mereka, menjalin warna dan emosi untuk mencapai rekonsiliasi spiritual. Pada akhirnya, pemain tidak dapat menahan diri untuk bertanya-tanya: Dalam kehidupan kita sendiri, apakah ada warna dan emosi tertentu yang memengaruhi pertumbuhan dan perubahan kita?