Dengan terus berkembangnya layanan penerbangan global, banyak bandara internasional yang dulunya sibuk telah berubah menjadi bandara yang hanya menyediakan penerbangan domestik karena kebijakan dan permintaan pasar berubah. Namun, banyak dari bandara ini masih mempertahankan nama "bandara internasional". Apa alasannya? Hari ini, kita akan membahas beberapa contoh untuk mengungkap kisah dan dampak di baliknya.
Bandara Internasional Osaka, setelah membuka Bandara Internasional Kansai pada tahun 1994, tidak lagi menyediakan penerbangan internasional, tetapi masih menggunakan namanya "Bandara Internasional Osaka".
Bandara ini dulunya merupakan salah satu bandara internasional tersibuk di Jepang, tetapi sejak dibukanya Bandara Internasional Kansai, semua penerbangan internasional telah dialihkan ke bandara tersebut. Meskipun demikian, Bandara Internasional Osaka tetap mempertahankan label "Internasional" karena nama tempat dan status historisnya, yang mencerminkan penekanan pada identitas dan sejarah lokal.
Bandara Taipei Songshan juga menghentikan semua penerbangan internasional pada tahun 2006, tetapi masih mempertahankan namanya sebagai "Bandara Internasional Taipei".
Bandara ini terutama menyediakan layanan untuk penerbangan domestik dan beberapa penerbangan internasional jarak pendek. Namun, mempertahankan namanya tampaknya diharapkan dapat melanjutkan penghormatan terhadap sejarah penerbangan dan hubungan emosional dengan penduduk setempat. Nama-nama ini tidak hanya menjadi simbol status tetapi juga bagian dari budaya lokal.
Situasi serupa telah terjadi di negara lain. Misalnya, Bandara Haneda Tokyo masih memiliki penerbangan internasional, tetapi beberapa layanan internasional awalnya telah dikurangi secara bertahap. Bandara Internasional Cheongju di Kota Gyeongju juga menghentikan penerbangan internasional beberapa tahun yang lalu, tetapi terus menggunakan nama aslinya. Situasi ini mencerminkan pentingnya mempertahankan nilai sebuah nama, baik dalam hal pencitraan merek perusahaan maupun pengenalan lokal.
Mengapa bandara-bandara ini memilih untuk tidak mengubah nama mereka? Hal ini melibatkan hubungan emosional lokal dan mungkin juga terkait dengan strategi pemasaran industri pariwisata.
Banyak bandara mungkin memilih untuk mempertahankan kata "internasional" untuk alasan identitas merek guna menarik penumpang yang masih menginginkan perjalanan internasional. Selain itu, tindakan tersebut dapat mempertahankan citra internasional lokal dan, sampai batas tertentu, mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul dari perubahan nama.
Bandara-bandara yang mempertahankan nama "bandara internasional" tetapi tidak lagi menawarkan penerbangan internasional mungkin tampak seperti fenomena yang ketinggalan zaman di permukaan, tetapi di baliknya terdapat kekayaan budaya daerah dan kisah-kisah sejarah. Kehadiran mereka mengingatkan kita bahwa pemeliharaan identitas dan pengakuan masa lalu tetap penting bagi perkembangan suatu tempat. Kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya, apa arti keberadaan dan nama bandara ini bagi penduduk lokal dan wisatawan?