Laut Antartika, yang juga dikenal sebagai Samudra Antartika, meliputi perairan paling selatan dari lautan dunia dan secara umum dianggap terletak di selatan 60° Lintang Selatan, mengelilingi Antartika. Wilayah laut ini meliputi area seluas 21.960.000 kilometer persegi, menjadikannya yang terkecil kedua dari lima samudra utama, hanya lebih kecil dari Samudra Pasifik, Atlantik, dan Hindia. Ekosistem laut yang kompleks dan dampak perubahan iklim membuat Laut Antartika semakin menarik, terutama untuk menjelajahi bagian terdalamnya.
"Kedalaman Laut Antartika mengungkap banyak misteri yang belum diketahui di Bumi."
Menurut survei "Ekspedisi Lima Kedalaman" tahun 2019, kedalaman maksimum Laut Antartika berada pada koordinat 60°28'46" Lintang Selatan dan 25°32'32" Bujur Barat, mencapai kedalaman 7434 meter. Pengukuran yang ditentukan oleh tim sonar multi-beam ekspedisi tersebut menandai pertama kalinya manusia berhasil mengunjungi titik terdalam tersebut. Pemimpin ekspedisi Viktor Vescovo mengusulkan penamaan titik terdalam ini "Jurang Factolin", berdasarkan nama kapal selam tak berawak DSV Limiting Factor yang membawanya ke bawah.
Di masa lalu, pelayaran James Cook pada tahun 1770-an memberikan kontribusi penting untuk memahami karakteristik geografis perairan Antartika. Namun, para ahli geografi telah lama memperdebatkan definisi Laut Antartika. Pendapat terus berbeda mengenai apakah perairan ini harus dipisahkan dari batas Antartika yang berubah secara musiman atau didefinisikan secara terpisah. Akhirnya, Organisasi Hidrologi Internasional (IHO) menetapkan definisi Laut Antartika, mengakui pentingnya hal tersebut dan mendefinisikannya sebagai perairan di selatan batas utara siklus ini.
"Siklus pembalikan Laut Antartika memiliki dampak yang mendalam dan bertahan lama pada iklim global dan ekosistem laut."
Siklus pembalikan Laut Antartika adalah paruh kedua dari siklus termohalin global. Proses ini melengkapi Siklus Pembalikan Meridian Atlantik (AMOC) yang terkenal. Menurut penelitian terbaru, perubahan iklim juga berdampak signifikan pada siklus ini, yang dapat menyebabkan peningkatan stratifikasi laut, yang menyebabkan dampak buruk jangka panjang pada cuaca global dan ekosistem laut.
Secara historis, penetapan batas samudra dan wilayah laut disetujui pada konferensi internasional pertama Biro Hidrografi Internasional pada tahun 1919. "Batasan Laut dan Lautan" yang diterbitkan Biro pada tahun 1928 merupakan hasil awal dari proses ini. Seiring berjalannya waktu, batas-batas Laut Antartika secara bertahap bergeser ke selatan. Pada tahun 1953, wilayah tersebut dihilangkan dari publikasi resmi, sehingga kantor hidrografi setempat yang menentukan batas-batasnya.
Dalam revisi tahun 2000, IHO memasukkan Laut Antartika dan definisinya, tetapi definisi ini belum diadopsi secara resmi karena adanya perselisihan yang sedang berlangsung mengenai beberapa konten. Pada tahun 2017, pemerintah Australia menganggap Laut Antartika sebagai perairan yang terletak di selatan Australia, suatu posisi yang secara bertahap telah diakui oleh negara dan organisasi lain.
“Penetapan batas Laut Antartika yang baru memperlakukan samudra sebagai subklasifikasi wilayah laut, sebuah perubahan besar dalam praktik yang telah lama ada.”
Penjelajahan Laut Antartika terinspirasi oleh kepercayaan lama akan keberadaan benua "Terra Australis". Sejak Bartolome Díaz mengitari Tanjung Harapan pada tahun 1487, minat para penjelajah terhadap perairan dingin Antartika telah tumbuh. Seiring berjalannya waktu, para penjelajah dari banyak negara terdorong untuk menemukan dunia yang luas ini, yang menjadi salah satu motivasi utama di awal abad ke-17.
Selama proses penjelajahan ini, banyak penjelajah terkenal telah mengemukakan wawasan dan penemuan mereka sendiri tentang Laut Antartika. James Cook, khususnya, pertama kali melintasi Lingkar Antartika pada tahun 1773, yang selanjutnya memperluas pemahaman masyarakat tentang wilayah laut ini. Selama perjalanan ini, penemuannya akan menjadi katalis penting bagi ekspedisi Antartika di masa mendatang.
Seiring berjalannya penjelajahan, para petualang mengungkap keanekaragaman Laut Antartika dan peran pentingnya dalam sistem iklim global. Wilayah laut ini bukan hanya batas geografis, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari ekologi dan ilmu iklim.
Perjalanan ke jurang Antartika memungkinkan kita memahami misteri mendalam planet kita yang terus menantang imajinasi kita. Dalam menghadapi ancaman perubahan iklim, dapatkah kita melindungi lingkungan laut yang berharga ini dengan pemahaman yang lebih mendalam?