Di bidang kesehatan masyarakat, tahun kehidupan yang disesuaikan dengan disabilitas (DALY) telah menjadi alat penting untuk menilai beban penyakit secara keseluruhan. Indikator ini tidak hanya menghitung jumlah tahun kehidupan yang hilang karena kematian dini, tetapi juga memperhitungkan jumlah tahun kesehatan yang hilang karena kesehatan yang buruk atau disabilitas. Penilaian yang komprehensif seperti itu memungkinkan perbandingan status kesehatan antarnegara yang lebih efektif. Seiring berjalannya waktu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat penyesuaian signifikan terhadap metode perhitungan DALY pada tahun 2010, dengan mengabaikan pembobotan usia dan diskon waktu. Alasan di balik ini layak untuk ditelusuri lebih lanjut.
Tahun kehidupan yang disesuaikan dengan disabilitas (DALY) merupakan indikator penting untuk mengukur beban penyakit sosial berdasarkan jumlah tahun kesehatan yang hilang.
DALY diciptakan pada tahun 1990-an untuk mengukur hasil kesehatan antarnegara. DALY memberikan indikator beban kesehatan yang lebih komprehensif dengan menggabungkan tingkat kematian dan disabilitas. Metode perhitungan klasiknya adalah: DALY = jumlah tahun yang hilang (YLL) + jumlah tahun yang dijalani dengan disabilitas (YLD). Tahun yang hilang merupakan tahun-tahun kehidupan yang hilang karena kematian dini akibat penyakit, sedangkan tahun-tahun disabilitas merupakan tahun-tahun kesehatan yang hilang karena penyakit atau disabilitas. Perhitungan ini menjadikan DALY sebagai alat utama untuk memahami kesehatan masyarakat.
Keputusan WHO pada tahun 2010 untuk menghentikan pembobotan usia dan diskon waktu mencerminkan pemikiran ulang tentang bagaimana kesehatan dinilai.
Pembobotan usia dan diskon waktu merupakan dua faktor penting yang memengaruhi perhitungan indikator kesehatan. Pembobotan usia mengasumsikan bahwa nilai tahun-hidup yang dimiliki oleh orang yang lebih muda lebih tinggi daripada yang dimiliki oleh orang yang lebih tua karena orang yang lebih muda masih memiliki potensi produktif yang signifikan. Pendekatan ini telah dikritik karena dapat meremehkan kesehatan anak-anak dan orang tua. Misalnya, jika seseorang berusia 30 tahun cacat karena suatu penyakit selama 10 tahun, perhitungan DALY-nya mungkin lebih tinggi daripada perhitungan seseorang berusia 70 tahun dalam situasi yang sama, yang menimbulkan masalah etika.
Diskonto waktu adalah konsep umum dalam ekonomi, yang mengacu pada preferensi orang terhadap hasil kesehatan di masa mendatang. Misalnya, status kesehatan pada tahun 2040 mungkin dianggap kurang berharga daripada status kesehatan pada tahun 2020 karena berlalunya waktu. Namun, pemikiran semacam ini tidak hanya menekankan manfaat ekonomi, tetapi juga dapat menyebabkan penilaian yang tidak adil terhadap pasien yang memerlukan perawatan jangka panjang.
Seiring dengan semakin banyaknya perhatian masyarakat terhadap kesetaraan kesehatan, mereka mengevaluasi kembali rasionalitas pembobotan usia dan diskonto waktu.
Sejak 2010, WHO telah mengalihkan fokusnya untuk menghitung prevalensi penyakit daripada insidensinya, yang memungkinkan penilaian status kesehatan yang lebih akurat. Melalui perubahan tersebut, WHO bermaksud untuk menekankan bahwa kesehatan semua kelompok umur harus diperlakukan secara setara dan dampaknyaBeban kesehatan harus konsisten tanpa memandang usia. Selain itu, sikap ini mengirimkan pesan penting kepada dunia luar: kesehatan setiap orang berharga, tanpa memandang usia atau produktivitas.
Meskipun demikian, metode perhitungan DALY masih menghadapi tantangan dan kritik, dengan beberapa pihak berpendapat bahwa metode ini secara implisit masih memperhitungkan pertimbangan ekonomi produktivitas sampai batas tertentu. Para pembela menjawab bahwa ukuran DALY untuk disabilitas didasarkan pada dampak penyakit terhadap kehidupan, bukan pada kapasitas produktif seseorang. Faktanya, seperti yang diungkapkan oleh Global Burden of Disease Project, jumlah DALY yang disebabkan oleh masalah kesehatan mental seperti depresi sangat besar, yang menunjukkan bahwa dampak sosial dari penyakit ini tidak dapat diabaikan.
Dalam alokasi sumber daya kesehatan di berbagai negara, indikator DALY memudahkan para pembuat kebijakan untuk melaksanakan perencanaan jangka panjang dan alokasi sumber daya yang efektif.
Saat ini, banyak negara dan kawasan masih menggunakan indikator DALY untuk mengalokasikan sumber daya kesehatan publik. Di Republik Demokratik Kongo, misalnya, total biaya ekonomi akibat stroke diperkirakan mencapai US$ 2 triliun, yang menunjukkan dampak penyakit yang tumpang tindih terhadap operasi ekonomi. Meskipun hasil DALY tidak dapat langsung dikonversi menjadi angka ekonomi, perannya dalam alokasi sumber daya dan pembentukan kebijakan kesehatan merupakan fakta yang tidak terbantahkan.
Tantangan kesehatan di seluruh dunia berubah seiring waktu, dan data DALY untuk berbagai wilayah dan penyakit dapat membantu kita memahami dan menanggapi tantangan ini. Dari kanker di Australia hingga penyakit menular di Afrika, DALY menyediakan bahasa umum untuk memahami berbagai masalah kesehatan. Dengan menganalisis data ini, badan kesehatan masyarakat dapat mengukur beban penyakit secara lebih akurat dan mengembangkan kebijakan kesehatan yang tepat sasaran.
Singkatnya, keputusan WHO untuk menghentikan pembobotan usia dan diskon waktu pada tahun 2010 didasarkan pada penekanan pada kesetaraan kesehatan dan sepenuhnya mencerminkan perhatian masyarakat terhadap status kesehatan semua kelompok usia. Akankah perubahan ini mengarah pada kebijakan kesehatan masyarakat yang lebih adil?