Partikel alfa, yang juga dikenal sebagai sinar alfa atau radiasi alfa, pada dasarnya adalah partikel yang terdiri dari dua proton dan dua neutron, dan bentuknya persis sama dengan inti helium-4. Partikel-partikel ini biasanya dihasilkan selama peluruhan alfa, tetapi juga dapat diperoleh dengan cara lain. Namanya berasal dari huruf pertama alfabet Yunani, "alfa", yang simbolnya adalah α atau α2+. Karena identik dengan inti helium, mereka sering ditulis sebagai He2+ atau 42He2+, yang mewakili ion helium dengan muatan +2 (kehilangan dua elektron). Ketika ion ini memperoleh elektron dari lingkungannya, partikel alfa menjadi atom helium normal (netral secara elektrik) 42He. Partikel alfa memiliki spin bersih 0.
Partikel alfa dianggap sebagai partikel bermuatan sangat kuat dengan energi luar biasa yang dapat menyebabkan radiasi kuat.
Dalam peluruhan radioaktif alfa standar, partikel alfa biasanya memiliki energi kinetik sekitar 5 MeV dan bergerak pada sekitar 4% kecepatan cahaya. Meskipun merupakan radiasi partikel yang sangat mengionisasi, kedalaman penetrasinya rendah (hanya beberapa sentimeter di udara atau terhalang oleh kulit). Namun, partikel alfa jarak jauh dari fisi terner memiliki energi tiga kali lebih besar dan menembus tiga kali lebih dalam. Sekitar 10%-12% sinar kosmik yang membentuk inti helium umumnya memiliki energi yang lebih tinggi daripada inti helium yang dihasilkan melalui proses peluruhan nuklir, dan oleh karena itu mungkin memiliki penetrasi yang lebih tinggi, mampu melewati tubuh manusia dan beberapa meter bahan pelindung padat, yang bergantung pada energinya. Hal ini juga berlaku sampai batas tertentu untuk inti helium berenergi tinggi yang dihasilkan oleh akselerator partikel.
Istilah partikel alfa pertama kali dicetuskan oleh Ernest Rutherford saat ia melaporkan sifat radiasi uranium dan menemukan bahwa radiasi tersebut menunjukkan dua karakteristik yang berbeda. Sejarah panjang eksplorasi telah memberi para ilmuwan pemahaman yang lebih jelas tentang sifat partikel alfa. Sumber partikel alfa yang paling terkenal adalah proses peluruhan alfa dari unsur-unsur berat. Ketika sebuah atom memancarkan partikel alfa dalam peluruhan alfa, nomor massa atom berkurang empat karena hilangnya empat nukleon dalam partikel tersebut.
Peluruhan alfa adalah bentuk transformasi nuklir, yang mengubah nomor atom dan massa atom.
Sumber utama partikel alfa adalah peluruhan alfa dari unsur-unsur berat, seperti peluruhan nuklida radioaktif seperti uranium, uranium, dan barium. Melalui eksperimen dan penelitian lebih lanjut, para ilmuwan menemukan bahwa partikel alfa dapat kehilangan muatan positifnya dan memperoleh elektron dari lingkungan sekitarnya, yang pada akhirnya menjadi atom helium yang netral. Perubahan energi dan sifat penyerapannya membuat partikel alfa memainkan peran penting dalam fisika nuklir.
Yang menarik tentang sifat kinetik dan penyerapan partikel alfa adalah energi yang dilepaskan selama peluruhan alfa. Energi kinetik khas partikel alfa adalah 5 MeV, jumlah yang cukup besar untuk satu partikel. Meskipun massanya yang lebih besar membuatnya lebih lambat daripada jenis radiasi umum lainnya, sifat penyerapannya yang kuat membuatnya sangat pendek, mampu menembus kulit hanya sekitar 40 mikron, sehingga tidak menimbulkan ancaman signifikan terhadap kehidupan dalam keadaan normal. .
Meskipun partikel alfa tidak menimbulkan ancaman besar terhadap kehidupan dalam keadaan normal, mereka dapat menyebabkan kerusakan radiasi yang parah saat memasuki tubuh.
Namun, begitu radionuklida alfa memasuki tubuh, baik melalui inhalasi, konsumsi, atau injeksi, partikel alfa ini menjadi zat radioaktif yang sangat merusak. Penelitian telah menunjukkan bahwa partikel alfa menyebabkan kerusakan kromosom 10 hingga 1000 kali lebih banyak daripada jumlah radiasi gamma atau beta yang sama, yang menunjukkan potensi risikonya terhadap kesehatan manusia.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, partikel alfa telah banyak digunakan di berbagai bidang teknis. Misalnya, beberapa detektor asap mengandung sejumlah kecil pemancar alfa untuk meningkatkan kemampuan deteksi. Dalam pengobatan kanker, isotop radioaktif yang dipancarkan alfa juga digunakan untuk menargetkan tumor tertentu, yang menunjukkan potensi pentingnya dalam bidang kedokteran dan ilmu biologi.
Radioisotop alfa menyediakan solusi yang memungkinkan untuk pengobatan kanker yang presisi pada manusia.
Anda tahu, meskipun partikel alfa memiliki kemampuan radiasi yang kuat, karakteristiknya juga memungkinkan untuk mengembangkan aplikasi yang aman dan terkendali. Kemajuan seperti apa yang akan dihasilkan dari penemuan material baru dan metode baru untuk mengelola dan memanfaatkan partikel yang kuat ini bagi penelitian ilmiah? Kita perlu berpikir secara mendalam dan mengeksplorasi lebih banyak kemungkinan.