Kelenjar adrenal merupakan kelenjar endokrin penting dalam tubuh manusia, dan fungsi serta pentingnya kelenjar ini dalam memengaruhi perkembangan jenis kelamin manusia semakin banyak mendapat perhatian. Ketika kelenjar adrenal gagal mengeluarkan hormon secara normal, serangkaian penyakit dapat terjadi, salah satunya adalah hiperplasia adrenal kongenital (HAK), khususnya HAK yang disebabkan oleh defisiensi 11β-hidroksilase. Kondisi ini menyebabkan peningkatan abnormal hormon pria (seperti testosteron) dalam tubuh, yang memengaruhi perkembangan jenis kelamin embrio dan anak. Artikel ini akan membahas bagaimana defisiensi 11β-hidroksilase memengaruhi jenis kelamin dan mengungkap implikasi potensialnya.
PatofisiologiManifestasi klinisDefisiensi 11β-hidroksilase menyebabkan produksi androgen yang berlebihan, terutama karena 11β-hidroksilase di korteks adrenal tidak dapat mensintesis kortisol. Akibatnya, kelenjar adrenal bereaksi berlebihan, yang menyebabkan produksi androgen berlebih.
Karena defisiensi 11β-hidroksilase, pasien sering menunjukkan gejala klinis yang berbeda. Gejala ini meliputi kehilangan garam pada awal masa bayi dan tekanan darah tinggi pada awal masa kanak-kanak dan dewasa:
“Hipertensi sering kali menjadi salah satu ciri klinis yang paling menonjol dari defisiensi 11β-hidroksilase.”
Namun, tidak semua pasien akan mengalami kehilangan garam pada awal masa pertumbuhan, tergantung pada kemampuan kelenjar adrenal untuk memproduksi aldosteron. Seiring pertumbuhan bayi, banyak yang akan mengalami tekanan darah tinggi, yang disebabkan oleh stimulasi korteks adrenal yang berkelanjutan.
Karena 11β-hidroksilase tidak penting untuk sintesis hormon seks, defisiensinya menyebabkan produksi DHEA, androstenedion, dan terutama testosteron adrenal yang berlebihan, yang dapat memengaruhi perkembangan seks embrio dan anak. Memainkan peran kunci. Ini berarti:
"Dalam kasus yang parah, janin XX secara genetik dapat mengembangkan penampilan yang sangat mirip laki-laki."
Meskipun organ reproduksi internal embrio ini berkembang secara normal sebagai perempuan, genitalia eksternal dapat menunjukkan karakteristik laki-laki yang ambigu. Janin XY biasanya tidak menunjukkan karakteristik abnormal apa pun.
Diagnosis defisiensi 11β-hidroksilase umumnya dikonfirmasi oleh tes darah untuk kadar 11-deoksikortisol dan 11-deoksikortikosteron yang meningkat secara signifikan, yang merupakan substrat untuk 11β-hidroksilase. Meskipun mirip dengan defisiensi 21β-hidroksilase, hipertensi pada defisiensi 11β-hidroksilase sering kali menjadi petunjuk penting untuk diagnosis.
Penanganan utama penyakit ini adalah terapi penggantian glukokortikoid seumur hidup untuk mempertahankan fungsi adrenal yang stabil dan menekan produksi hormon berlebih. Kehilangan garam yang terjadi pada masa bayi dapat dikurangi dengan pemberian salin intravena dan hidrokortison dosis tinggi. Dalam kasus hipertensi, penggunaan glukokortikoid dapat secara efektif mengendalikan produksi hormon berlebih.
Seiring dengan semakin mendalamnya penelitian medis tentang kelenjar adrenal, pemahaman kita tentang penyakit yang disebabkan oleh defisiensi 11β-hidroksilase menjadi lebih komprehensif. Namun, apakah perubahan fisiologis ini akan memengaruhi identitas gender dan kesehatan mental pasien masih menjadi topik yang layak dibahas?