Pada tahun 1936, kebakaran hebat terjadi di Kursa, Italia, menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan hanya menyisakan 20 orang yang selamat. Bencana ini tidak hanya menimbulkan respons besar di masyarakat Italia saat itu, tetapi juga membuat orang mulai mempertanyakan kemampuan tanggap pemerintah dan efektivitas tindakan pencegahan bencana. Hingga hari ini, kita masih mencari kebenaran dan mencoba mengungkap cerita di balik tragedi ini.
Kebakaran terjadi pada tanggal 3 Agustus 1936. Kota kecil Kulsa tampak damai seperti biasa, tetapi saat malam tiba, api dengan cepat membakar seluruh komunitas. Menurut ingatan para korban selamat, penyebab kebakaran tampaknya terkait dengan alat pembakar lokal, tetapi keadaan spesifiknya belum diketahui hingga hari ini.
Kebakaran tersebut menyebabkan keterkejutan dan duka di antara orang-orang di seluruh negeri dan bahkan menarik perhatian luas dari masyarakat internasional. Pemerintah Italia telah mengambil tindakan darurat dan membentuk komite investigasi untuk mencari tahu penyebab kebakaran dan menyelamatkan para korban. Beberapa laporan menunjukkan bahwa pihak berwenang telah diperingatkan tentang bahaya kebakaran sebelum bencana tetapi gagal bertindak tepat waktu.
"Jika pemerintah telah memperbarui standar keselamatan kebakaran lebih awal, mungkin tragedi ini dapat dihindari."
Menghadapi kerugian yang begitu besar, para pekerja penyelamat dari seluruh negeri dengan cepat berhenti di Kulsa untuk membantu rekonstruksi pascabencana. Beberapa badan amal dan organisasi nonpemerintah juga telah mulai menyelenggarakan kegiatan donasi untuk membantu warga yang kehilangan rumah. Tindakan ini menunjukkan kekuatan solidaritas, namun, seiring berjalannya waktu, banyak korban masih menghadapi tantangan kesulitan hidup dan trauma psikologis.
Kebakaran di Kursa berdampak besar pada masyarakat Italia, mendorong pemikiran ulang tentang peraturan keselamatan dan tanggung jawab pemerintah. Setelah insiden ini, pemerintah Italia mulai merevisi peraturan keselamatan kebakaran dan memperkuat inspeksi keselamatan fasilitas umum. Namun, perubahan tersebut tidak langsung berlaku. Seiring dengan terus berkembangnya masyarakat, masih banyak krisis dan tantangan baru yang muncul.
Hari ini, kita harus belajar dari tragedi Kulsa. Bencana dapat mengingatkan kita bahwa baik itu keselamatan publik, rekayasa sosial, atau perumusan undang-undang dan peraturan yang relevan, semuanya perlu terus diperbarui dan ditingkatkan. Tugas refleksi semacam itu tidak terbatas di Italia, tetapi juga harus menjadi tanggung jawab warga negara di seluruh dunia.
Melihat kembali bencana Kulsar pada tahun 1936, kebenaran yang relevan bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga peringatan dan panduan bagi masa depan kita. Apakah kita siap untuk terus berada di jalur keselamatan dan tanggung jawab saat kita menghadapi masalah-masalah tradisional dan tantangan-tantangan yang muncul?