Sejak efek piezoelektrik pertama kali ditemukan oleh dua bersaudara Jacques dan Pierre Curie pada tahun 1880, perkembangannya telah relevan bagi banyak bidang, khususnya dalam industri medis dan kedirgantaraan. Seiring berjalannya waktu, kematangan teknologi sensor piezoelektrik telah menjadikannya alat utama untuk memantau dan mengukur berbagai variabel fisik, mengubah metode medis klinis, dan meningkatkan akurasi serta keamanan eksplorasi ruang angkasa.
Sensor piezoelektrik adalah perangkat yang mengukur tekanan, percepatan, suhu, regangan, atau gaya dengan mengubahnya menjadi muatan listrik menggunakan efek piezoelektrik.
Penerapan teknologi piezoelektrik paling awal dimulai pada tahun 1950-an, ketika industri mulai menggunakan prinsip pengukuran ini untuk penginderaan industri. Namun, dengan kemajuan ilmu material, munculnya material baru seperti material keramik dan superkristal film tipis telah semakin memperluas cakupan penerapan teknologi piezoelektrik, khususnya di bidang teknologi medis dan kedirgantaraan.
Di bidang medis, sensor piezoelektrik digunakan untuk memantau kondisi pasien dan melakukan berbagai prosedur medis. Misalnya, teknologi piezoelektrik dapat memberikan gambar dengan presisi tinggi selama pemeriksaan ultrasonografi, membantu dokter mendiagnosis penyakit dengan lebih akurat. Tidak hanya itu, sensor ini juga dapat memberikan umpan balik instan selama operasi untuk memastikan keamanan dan efektivitas operasi.
Beberapa bahan (terutama aluminium fosfat atau turmalin) sangat stabil pada suhu tinggi, memungkinkan sensor beroperasi dalam kisaran hingga 1000 °C.
Selain ultrasonografi, bahan piezoelektrik juga digunakan dalam perangkat medis implan seperti alat pacu jantung karena biokompatibilitasnya. Perangkat ini menggunakan efek piezoelektrik untuk menghasilkan listrik, menyediakan pasokan daya terus-menerus untuk melengkapi kebutuhan daya perangkat.
Di bidang kedirgantaraan, sensor piezoelektrik juga memainkan peran yang sangat penting. Sensor ini digunakan untuk memantau status struktural pesawat antariksa di berbagai lingkungan antariksa. Misalnya, sensor ini dapat mendeteksi deformasi dan tekanan kecil pada struktur, membantu teknisi dengan peringatan dini dan desain ketahanan, sehingga meningkatkan keselamatan dan keandalan pesawat antariksa.
Teknologi kelistrikan telah sangat mendorong pengembangan sensor piezoelektrik, terutama setelah peralatan elektronik yang dikendalikan komputer dipopulerkan, potensi penerapan sensor telah meningkat secara signifikan.
Selain itu, teknologi piezoelektrik juga digunakan dalam sistem pemantauan getaran pesawat antariksa. Sistem ini dapat mengukur frekuensi getaran dengan cepat dan akurat, membantu teknisi memahami berbagai gaya fisik yang akan dialami pesawat antariksa selama penerbangan dan cara menanggapi gaya-gaya ini untuk memastikan penerbangan pesawat antariksa yang aman.
Seiring dengan kemajuan teknologi, teknologi piezoelektrik diharapkan akan terus memainkan peran yang lebih besar dalam bidang medis dan kedirgantaraan di masa depan. Para peneliti tengah mengeksplorasi potensi bahan piezoelektrik baru, misalnya menggunakan katalisis canggih dan teknik pencetakan 3D untuk mengembangkan sensor massa berkinerja lebih tinggi. Inovasi ini dapat secara signifikan mendorong batasan teknologi biomedis dan kedirgantaraan, yang mengarah pada sistem yang lebih aman dan lebih efisien.
Bahan piezoelektrik memiliki keunggulan yang tak tertandingi dalam mengatasi lingkungan ekstrem dan persyaratan kinerja tinggi, menjadikannya landasan penting bagi inovasi teknologi masa depan.
Seiring dengan terus berkembangnya teknologi piezoelektrik, semakin banyak peluang aplikasi yang belum kita temukan akan muncul di depan mata kita. Di dunia yang terus berubah ini, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya: Perubahan seperti apa yang akan dibawa oleh teknologi piezoelektrik di masa depan terhadap keajaiban medis dan antariksa umat manusia?