Sejak 1999, istilah LK-99 telah menjadi topik hangat di komunitas sains material. Dalam laporan awal yang diterbitkan pada Juli 2023, tim peneliti dari Korea Selatan mengumumkan bahwa senyawa baru ini dapat mencapai superkonduktivitas pada suhu ruangan, yang dengan cepat memicu perdebatan dan perhatian global. LK-99 adalah senyawa kalsium fosfat timbal-oksigen dengan tambahan tembaga. Komposisinya adalah Pb9Cu(PO4)6O. Karena banyak lembaga penelitian telah mengulangi percobaan, para ahli memiliki pendapat yang berbeda tentang apakah senyawa ini benar-benar memiliki sifat superkonduktor. Ada pendapat yang berbeda tentang masalah ini. Apakah ini terobosan ilmiah yang hebat, atau hanya ilusi lain yang menyesatkan dunia?
Pada Juli 2023, tim peneliti mengklaim bahwa LK-99 dapat mencapai suhu superkonduktor 400K pada tekanan sekitar, yang merupakan pernyataan yang menarik.
Penemuan LK-99 bermula pada tahun 1999, saat sejumlah ilmuwan Korea melakukan penelitian dasar. Data tahun 2023 menunjukkan bahwa proses sintesis LK-99 relatif sederhana, sehingga banyak peneliti yang dengan cepat mencoba meniru sifat-sifatnya. Namun, setelah banyak percobaan, banyak peneliti akhirnya mencapai konsensus: LK-99 tidak memiliki sifat superkonduktor pada suhu ruangan, tetapi justru menunjukkan karakteristik sebagai isolator. Diskusi di media sosial tampaknya lebih panas daripada hasil eksperimen ilmiah yang sebenarnya, yang membuat orang bertanya-tanya apakah ada tantangan dan refleksi ilmiah yang lebih dalam di balik kegilaan ini?
Banyak penelitian dan eksplorasi telah menunjukkan bahwa sifat superkonduktor LK-99 mungkin hanya ilusi yang disebabkan oleh pengotor tembaga sulfida yang muncul selama proses sintesis. Pengotor ini akan menciptakan respons magnetik seperti superkonduktor.
Hipotesis bahwa substitusi tembaga dalam struktur kimia senyawa LK-99 mengurangi volume material hingga batas tertentu, sehingga menciptakan tekanan internal, didasarkan pada beberapa teori sebelumnya. Meskipun analisis awal teori fungsional kerapatan menunjukkan bahwa struktur LK-99 mungkin memiliki pita datar yang terkait dengan superkonduktivitas, teori-teori ini mulai ditentang karena para ahli dari berbagai bidang mempertanyakan hasilnya. Banyak ilmuwan material dan peneliti material superkonduktor meragukan kelayakan LK-99 karena bahkan material superkonduktor suhu tertinggi pun memerlukan tekanan yang sangat tinggi agar dapat berfungsi.
Hingga 15 Agustus 2023, hasil dari lebih dari 15 laboratorium telah menunjukkan bahwa LK-99 tidak memiliki sifat superkonduktor.
Meskipun demikian, diskusi dan sensasi yang memanas akibat penemuan LK-99 tidak diragukan lagi telah mendorong pemeriksaan ulang material superkonduktor di seluruh dunia. Sejak laporan pendahuluannya dirilis, banyak saham komersial telah terpengaruh, dan lembaga penelitian di berbagai negara telah berinvestasi dalam replikasi dan eksperimennya dalam upaya untuk menemukan nilai akademis dan ekonomi darinya. Namun, proses ini bukannya tanpa liku-liku. Banyak tim peneliti telah menemukan bahwa apa yang disebut sifat superkonduktor sebagian besar disebabkan oleh pengaruh pengotor dalam proses eksperimen, dan masalah terbesarnya adalah bahwa mereka gagal menunjukkan karakteristik yang diperlukan untuk material superkonduktor.
"Meskipun hasil awal menimbulkan kegembiraan, bukti menunjukkan kurangnya bukti kuat yang mendukung sifat superkonduktor LK-99."
Dari keterkejutan awal hingga skeptisisme berikutnya, LK-99 tidak diragukan lagi telah menjadi kasus penting dalam komunitas sains material. Ini bukan hanya tantangan bagi fisika Newton, tetapi juga perubahan mendalam dalam pemahaman material superkonduktor yang ada. Refleksi. Tren ini juga telah memicu pemikiran tentang apakah teknologi dapat membawa perubahan substansial dan kemajuan bagi masyarakat. Dalam pengembangan penelitian ilmiah di masa mendatang, bagaimana seharusnya komunitas ilmiah memandang publikasi kontroversial tersebut dan melindungi kemurnian dan kemajuan sains?