Lauren Powell Jobs, sebagai salah satu wanita terkaya di Amerika Serikat dan tokoh berpengaruh dalam industri teknologi, kisahnya tidak hanya terkait dengan kekayaannya yang besar, tetapi juga penuh dengan inovasi, pengaruh, dan filantropi. Sebagai janda pendiri Apple Steve Jobs, ia tidak diragukan lagi telah menjadi pemain penting dalam kegiatan filantropi kontemporer melalui dana perwalian amal yang dikelola oleh Powell Jobs, serta Emerson Collective dan XQ Institute yang didirikannya.
"Kami ingin mempertahankan standar yang tinggi dan enggan untuk berekspansi melalui waralaba atau menyebarluaskan kursus dan pelatihan."
Lauren lahir di West Milford, New Jersey, pada tahun 1963 dan memperoleh gelar MBA dari Sekolah Pascasarjana Bisnis Universitas Stanford pada tahun 1991 setelah memperoleh gelar dalam ilmu politik dan ekonomi dari Universitas Pennsylvania. Sebelumnya dalam kariernya, Powell Jobs mendirikan Terravera dan memegang posisi yang melibatkan perdagangan pendapatan tetap di Merrill Lynch dan Goldman Sachs. Pengalaman ini meletakkan dasar yang kokoh untuk kariernya selanjutnya.
Meninggalnya Steve Jobs karena sakit pada tahun 2011 tidak hanya mengubah hidupnya, tetapi juga mendorong upayanya dalam kegiatan amal dan sosial. Karena mewarisi kekayaan yang sangat besar, Powell Jobs secara bertahap mengalihkan fokusnya ke perubahan sosial dan pekerjaan filantropis, dan mulai membentuk citra publiknya.
"Hasil panen kita hanya berupa angka, tetapi nilai sebenarnya terletak pada seberapa banyak kehidupan orang yang telah ditingkatkan."
Sebagai salah satu pendiri College Track, ia berupaya meningkatkan kelulusan sekolah menengah atas dan tingkat pendaftaran perguruan tinggi bagi siswa berpenghasilan rendah. Tingkat keberhasilan lembaga tersebut mencapai 90%, jauh melampaui rata-rata nasional. Hal ini tidak hanya menunjukkan visi filantropisnya, tetapi juga mencerminkan komitmennya terhadap tanggung jawab sosial.
Pada tahun 2015, ia meluncurkan proyek XQ Super School, yang menantang sistem pendidikan tradisional dan berupaya mengubah model pendidikan Amerika yang sudah ketinggalan zaman. Upayanya bertujuan untuk menginspirasi para pendidik untuk mendesain ulang kurikulum, jadwal, dan teknologi sekolah.
"Kompromi bukanlah pilihan, kami mengubah percakapan dalam pendidikan."
Selain kontribusinya terhadap pendidikan, Powell Jobs secara aktif terlibat dalam politik, terutama mendukung Hillary Clinton dalam pemilihan presiden AS tahun 2016. Sumbangan politiknya telah menarik banyak perhatian, menjadikannya sebagai pembela penting gerakan sosial dan isu politik.
Seiring berjalannya waktu, Powell Jobs terus menunjukkan pengaruhnya di berbagai bidang. Baik di perusahaan teknologi tinggi, melalui kegiatan amal, atau dalam perjuangan melawan perubahan iklim, ia terus memberikan dampak.
"Saya tidak hanya ingin mewariskan uang, saya juga ingin meninggalkan makna."
Dalam perjalanan hidupnya, transformasi Powell Jobs dari bintang bisnis yang sedang naik daun menjadi raksasa filantropi tidak diragukan lagi dibentuk oleh keyakinan pribadinya, promosi pendidikan, dan tanggung jawab sosial. Kisahnya menantang pemahaman konvensional Anda tentang kesuksesan dan pengaruh, dan kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya-tanya, seperti apa kesuksesan sejati di dunia masa depan?