Teori sistem dinamis adalah bidang matematika terapan yang berkaitan dengan penggambaran perilaku sistem dinamis yang kompleks, biasanya melalui persamaan diferensial atau persamaan perbedaan. Ketika persamaan diferensial digunakan, teori tersebut disebut sistem dinamis kontinu, sedangkan ketika persamaan perbedaan digunakan, teori tersebut disebut sistem dinamis diskrit. Dari perspektif fisika, sistem dinamis kontinu merupakan generalisasi dari mekanika klasik, dan persamaan geraknya diasumsikan secara langsung tanpa dibatasi oleh prinsip aksi terkecil.
Teori sistem dinamis membahas perilaku kualitatif jangka panjang sistem dinamis dan mempelajari sifat dan kemungkinan solusi persamaan gerak sistem.
Dengan studi mendalam tentang sistem kacau dan sistem singular, cakupan bidang ini telah meluas ke aplikasi dalam psikologi, ekonomi, dan bidang lainnya. Baik itu orbit planet atau perilaku sirkuit elektronik, teori sistem dinamis menemukan prinsip matematika di baliknya. Saat ini, banyak peneliti berfokus pada perilaku sistem yang kacau, yang menimbulkan berbagai pertanyaan tentang perilaku jangka panjang sistem ini.
Sistem dinamis dan teori kekacauan mengeksplorasi perilaku kualitatif jangka panjang sistem dinamis. Fokus penelitian bukanlah menemukan solusi pasti untuk persamaan yang mendefinisikan sistem dinamis, tetapi lebih pada upaya menjawab pertanyaan yang lebih mendasar seperti: "Apakah sistem ini akan cenderung ke keadaan stabil dalam jangka panjang? Jika demikian, apa saja kemungkinan keadaan stabilnya?"
Titik tetap adalah nilai variabel yang tidak berubah seiring waktu, sedangkan titik periodik adalah keadaan sistem yang berulang setelah beberapa langkah waktu.
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini membuat teori sistem dinamis tidak terbatas pada matematika, tetapi juga melibatkan pengetahuan dari berbagai bidang seperti fisika dan biologi. Karena beberapa sistem dinamis nonlinier sederhana sering kali menunjukkan perilaku yang tampak acak, teori kekacauan dalam teori sistem dinamis memiliki nilai turunan yang lebih banyak.
Konsep teori sistem dinamis berasal dari mekanika Newton. Teori ini awalnya mengandalkan teknik matematika yang rumit untuk menyusun aturan evolusi sistem dinamis, yang hampir mustahil dilakukan sebelum munculnya komputer cepat. Namun, kemajuan dalam komputasi telah memungkinkan para peneliti untuk membahas kelas sistem dinamis yang lebih luas, yang mengarah pada lebih banyak penelitian tentang kekacauan dan kompleksitas.
Konsep sistem dinamis adalah formalisasi matematika yang menggambarkan ketergantungan waktu suatu titik dalam ruang di sekitarnya. Baik itu ayunan bandul, aliran air dalam pipa, atau jumlah populasi ikan,sh di danau selama musim semi, semua ini dapat dimodelkan menggunakan sistem dinamis. Keadaan sistem ditentukan oleh serangkaian bilangan riil, dan perubahan kecil sesuai dengan perubahan kecil dalam nilai-nilai.
Aturan evolusi sistem dinamis adalah hukum tetap yang menjelaskan bagaimana keadaan masa depan meluas dari keadaan saat ini.
Aturan evolusi ini dapat bersifat deterministik, yaitu, keadaan masa depan dapat diprediksi secara akurat pada waktu tertentu di masa depan; aturan ini juga dapat bersifat acak, yang berarti bahwa evolusi keadaan hanya dapat diprediksi dengan probabilitas tertentu.
Teori sistem dinamis meluas ke banyak bidang terkait, termasuk dinamika aritmatika, teori kontrol, sistem kompleks, dll. Masing-masing bidang ini mengeksplorasi berbagai sifat matematika dari sistem dinamis dan penerapannya pada dunia nyata. Teori kontrol adalah studi tentang cara memengaruhi perilaku sistem dinamis, dan dengan demikian memainkan peran kunci dalam berbagai masalah teknik dan ilmiah.
Dalam biomekanik, teori sistem dinamis telah diperkenalkan ke dalam ilmu olahraga sebagai kerangka kerja yang layak untuk memodelkan kinerja dan efisiensi olahraga. Dalam ilmu kognitif, teori sistem dinamis telah diterapkan pada ilmu saraf dan perkembangan kognitif, dengan menyatakan bahwa model matematika perilaku manusia harus lebih konsisten dengan teori fisika.
Teori sistem dinamis juga telah diterapkan dalam studi pemerolehan bahasa kedua, dengan menyatakan bahwa pembelajaran bahasa adalah proses perkembangan yang mencakup kehilangan bahasa.
Pandangan seperti itu telah mendorong para sarjana untuk memeriksa kembali hakikat pembelajaran bahasa dan mengeksplorasi karakteristiknya yang nonlinier, kacau, dan terorganisasi sendiri.
Evolusi teori sistem dinamis bukan hanya eksplorasi matematika, tetapi juga kunci untuk memahami kompleksitas alam. Seiring dengan semakin mendalamnya pemahaman kita tentang sistem ini, dapatkah kita menemukan skenario aplikasi atau metode baru untuk menjelaskan fenomena umum dalam kehidupan kita? Ini akan menjadi pertanyaan yang perlu dieksplorasi lebih mendalam di masa mendatang?