Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mekanika kuantum secara bertahap menjadi teori utama untuk memahami dunia mikroskopis. Namun, prinsip-prinsip mekanika klasik tidak dapat sepenuhnya menjelaskan banyak fenomena mikroskopis. Hal ini memaksa kita untuk memikirkan kembali sifat materi dan cara kita mengamati dan mengukurnya.
Keadaan sistem kuantum adalah entitas matematika yang mewujudkan pengetahuan tentang sistem dan yang konstruksi, evolusi, dan pengukurannya ditentukan oleh mekanika kuantum.
Dalam mekanika klasik, gerak suatu objek biasanya ditentukan oleh posisi dan kecepatannya. Melalui data dan rumus yang tepat, kita dapat memprediksi perilaku objek. Misalnya, saat menembakkan bola meriam, jika kita mengetahui sudut laras dan kecepatan awal, kita dapat menghitung lintasan terbang bola meriam tersebut. Namun, ketika perhitungan ini diterapkan pada partikel mikroskopis, hasilnya menjadi tidak dapat diandalkan.
Munculnya mekanika kuantum telah membuat kita menyadari bahwa aturan operasi dunia mikroskopis sangat berbeda dari dunia makroskopis. Pada skala mikroskopis, keadaan partikel tidak lagi ditentukan, tetapi dicirikan oleh distribusi probabilitas. Ini berarti bahwa meskipun kita mengetahui keadaan awal suatu partikel, kita tidak dapat menentukan keadaan masa depannya, hanya probabilitasnya.
Keadaan awal dalam mekanika klasik dapat diprediksi dengan jelas, tetapi dalam mekanika kuantum, bahkan nilai-nilai yang ditentukan pada saat awal tidak dapat memberikan keadaan masa depan yang jelas.
Dalam mekanika kuantum, keadaan kuantum adalah inti dari penggambaran sistem. Keadaan kuantum dibagi menjadi keadaan murni dan keadaan campuran, di mana keadaan murni mewakili keadaan tertentu dan keadaan campuran adalah kombinasi statistik dari beberapa keadaan. Keadaan kuantum ini bersifat kompleks, tetapi aturan yang digunakan untuk mengoperasikannya jelas. Faktanya, semua sifat fisik dapat diperoleh melalui pengukuran keadaan kuantum ini.
|Ψ(t)⟩ = ∑ Cn(t) |Φn⟩
Dengan menggambarkan evolusi keadaan kuantum dari waktu ke waktu, bentuk ini memungkinkan kita untuk memahami perilaku partikel dengan cara yang deterministik ini. Perlu dicatat bahwa keacakan ini tidak berarti kekacauan total, tetapi tunduk pada hukum tertentu.
Proses pengukuran adalah bagian paling misterius dari mekanika kuantum. Dalam fisika klasik, pengukuran tidak memengaruhi keadaan suatu sistem, tetapi dalam dunia kuantum, melakukan pengukuran akan mengubah keadaan sistem. Misalnya, mengukur posisi partikel akan mengubah momentumnya, sebuah fenomena yang dikenal sebagai prinsip ketidakpastian.
Dampak pengukuran pada sistem kuantum tidak dapat diabaikan. Setiap pengukuran akan memiliki dampak tertentu pada sistem dan mengubah keadaan awalnya.
Keterikatan kuantum adalah fenomena aneh di mana keadaan dua sistem kuantum saling bergantung. Tidak peduli seberapa jauh jaraknya, begitu satu sistem diukur, keadaan sistem lainnya akan ditentukan. Sifat ini menantang pemahaman tradisional kita tentang lokalitas dan independensi, sehingga memunculkan banyak pertanyaan filosofis dan fisik yang lebih dalam.
Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan fenomena menakjubkan ini di dunia mikroskopis, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya: Di alam semesta kuantum yang penuh ketidakpastian ini, bagaimana pengetahuan dan realitas saling terkait?