Dengan pesatnya perkembangan teknologi semikonduktor saat ini, CdSe (kadmium selenida) telah menjadi topik hangat bagi para ilmuwan karena strukturnya yang unik dan kinerjanya yang sangat baik. Senyawa anorganik ini tidak hanya menampilkan struktur kristal yang beragam, tetapi juga menunjukkan potensi aplikasi yang luar biasa di bawah pengaruh efek kuantum. Dengan meningkatnya perhatian yang diberikan pada masalah kesehatan dan lingkungan, meskipun beberapa aplikasi CdSe dibatasi, misteri dan pesonanya masih membuat orang terpesona.
Struktur kristal CdSe terutama memiliki tiga bentuk: Wurtzite, Sphalerite, dan Rock-Salt. Di antara mereka, struktur sphalerite akan berubah menjadi rutil ketika sedikit dipanaskan. Prosesnya dimulai pada sekitar 130°C dan berakhir pada 700°C. Selain itu, struktur garam batu hanya dapat diamati di bawah tekanan tinggi.
Perubahan struktur CdSe dalam berbagai bentuk membuatnya menunjukkan karakteristik yang berbeda dalam sifat fisik, yang menjadi dasar bagi aplikasi ilmiah dan teknologi di masa mendatang.
Ada dua metode utama untuk memproduksi CdSe: metode Bridgman vertikal bertekanan tinggi dan metode peleburan zona vertikal bertekanan tinggi, selain produksi melalui nanopartikel. Berbagai metode telah dikembangkan untuk persiapan nanopartikel, termasuk presipitasi tertahan dalam larutan, pirolisis suhu tinggi, sonokimia, dan kimia radiasi.
Dalam larutan, CdSe dapat disintesis dengan memasukkan prekursor alkil kadmium dan trioktilfosfin selenida (TOPSe) dan kemudian dimodifikasi permukaannya untuk meningkatkan kelarutannya.
Sintesis nanopartikel ini menunjukkan keragaman dan fleksibilitas yang luar biasa dalam mikrostrukturnya. Misalnya, nanokristal CdSe yang disintesis dalam lingkungan kristal cair dapat menunjukkan tatanan transpor jarak jauh, yang sangat penting untuk meningkatkan potensi penerapannya.
Ketika ukuran partikel CdSe dikurangi hingga di bawah 10 nanometer, efek pembatasan kuantum terjadi. Fenomena ini berarti bahwa elektron dalam material dibatasi pada ruang yang sangat kecil, sehingga menghasilkan sifat fisik yang dapat disesuaikan dengan ukurannya. Mengambil titik kuantum CdSe sebagai contoh, diferensiasi tingkat energinya memungkinkan titik kuantum dengan ukuran yang berbeda untuk menunjukkan kebutuhan energi yang berbeda selama transfer elektron, yang membuatnya bersinar dalam berbagai aplikasi.
Semakin besar ukuran titik kuantum, semakin rendah energi eksitasi yang dibutuhkan, dan spektrum serapannya akan menunjukkan efek pergeseran merah, yang menyediakan dasar untuk penerapannya dalam teknologi optoelektronik dan pelabelan biomedis.
CdSe memiliki berbagai macam penerapan, mulai dari sel surya, dioda pemancar cahaya hingga pencitraan biomedis, yang semuanya menunjukkan potensinya. CdSe transparan terhadap cahaya inframerah dekat, membuatnya berharga dalam prosedur tertentu. Selain itu, CdSe merupakan komponen penting pigmen oranye kadmium karena sifatnya yang sangat berluminesensi.
Meskipun penerapan CdSe dalam sains dan teknologi sangat menarik, kita juga harus menyadari potensi risiko kesehatannya. Kadmium adalah logam berat yang beracun dan penanganan yang tepat sangat penting; selenida juga beracun dalam konsentrasi tinggi. CdSe diidentifikasi sebagai karsinogen manusia yang diketahui, jadi peraturan keselamatan harus dipatuhi selama penanganan.
Dengan meningkatnya perhatian yang diberikan pada isu lingkungan dan kesehatan, para ilmuwan perlu memikirkan cara memanfaatkan CdSe sepenuhnya sambil mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Akankah material yang menarik ini terus memainkan peran penting dalam komunitas ilmiah di masa mendatang?