Dalam sejarah pengembangan motor, desain dan penerapan kumparan medan memiliki dampak penting pada kinerja dan keandalan motor. Kumparan medan, sebagai komponen inti dalam mesin elektromagnetik, terutama digunakan untuk menghasilkan medan magnet guna menggerakkan pengoperasian berbagai motor. Dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan akan efisiensi, struktur dan tujuan kumparan medan telah berubah secara bertahap.
Kumparan medan terutama terbuat dari kawat yang dililitkan, dan menghasilkan medan magnet dengan mengalirkan arus. Medan magnet ini dililitkan di sekitar inti dalam mesin yang berputar, mengarahkan aliran garis medan magnet.
Kumparan medan DC konvensional biasanya menghasilkan medan magnet statis, sedangkan sebagian besar kumparan medan AC tiga fase digunakan untuk menghasilkan medan magnet berputar, yang penting untuk pengoperasian motor listrik. Desain motor AC satu fasa dapat menggunakan kumparan medan statis atau berputar yang dililitkan di sekeliling motor, dan desainnya bervariasi tergantung pada aplikasinya.
Banyak mesin listrik berputar memerlukan kontak geser untuk mentransfer arus ke rotor, yang biasanya melibatkan struktur yang lebih kompleks seperti komutator atau cincin selip. Titik kontak ini sering kali merupakan bagian yang paling menantang dari mesin dan dapat membatasi kapasitas daya dukung arus maksimum mesin. Oleh karena itu, ketika sebuah mesin memerlukan dua set belitan, belitan dengan arus yang lebih rendah biasanya ditempatkan pada rotor dan belitan dengan arus yang lebih tinggi ditempatkan pada stator.
Selama sejarah pengembangan awal generator, medan stator berevolusi dari medan bipolar menjadi desain multikutub. Generator bipolar umumnya digunakan sebelum tahun 1890, tetapi secara bertahap digantikan dengan diperkenalkannya magnet medan multikutub. Perubahan ini memungkinkan generator untuk meningkatkan tegangan outputnya tanpa meningkatkan kecepatannya, karena lebih banyak kutub memungkinkan garis medan magnet lewat lebih efisien.
Desain generator multikutub tidak hanya menyederhanakan struktur, tetapi juga meningkatkan kekuatan dan efisiensi gaya magnet dan meminimalkan kebocoran medan elektromagnetik.
Bahan gulungan kumparan medan biasanya adalah kawat tembaga berisolasi, yang tidak diragukan lagi karena resistansinya yang rendah, yang dapat mengurangi konsumsi daya dan pembuangan panas kumparan. Namun, seiring dengan naiknya harga tembaga, penggunaan gulungan aluminium pun meningkat. Meskipun perak adalah bahan terbaik, bahan ini hanya digunakan dalam keadaan khusus karena harganya yang mahal. Secara historis, selama Perang Dunia II, Proyek Manhattan banyak meminjam dari perak Departemen Keuangan AS untuk membuat kumparan medan resistansi rendah yang efisien.
KesimpulanEvolusi kumparan medan dari DC ke AC tidak hanya meningkatkan stabilitas dan efisiensi motor, tetapi juga mendorong penggunaan material baru dan inovasi desain dalam prosesnya. Semua perubahan ini berasal dari upaya untuk menciptakan mesin elektromagnetik yang lebih efisien, andal, dan ekonomis. Namun, dengan kemajuan teknologi dan perubahan permintaan, ke mana arah desain kumparan medan di masa mendatang?