Ketahanan tanaman terhadap kekeringan yang ditunjukkan dalam menghadapi kekeringan bukan hanya keajaiban alam, tetapi juga menjadi topik hangat baru dalam penelitian ilmiah. Seiring dengan meningkatnya tantangan perubahan iklim global, cara membudidayakan tanaman yang sangat tahan kekeringan telah menjadi fokus utama ilmu pertanian. Menurut penelitian, pengaturan air oleh tanaman bergantung pada berbagai mekanisme fisiologis dan molekuler, dan pemahaman terhadap mekanisme ini akan berdampak signifikan pada produksi pertanian.
Toleransi kekeringan adalah kemampuan tanaman untuk mempertahankan produksi biomassa dalam kondisi kekeringan, adaptasi yang memungkinkan banyak tanaman bertahan hidup di lingkungan yang keras.
Kekurangan air yang dihadapi tanaman dapat bersifat kronis atau jangka pendek. Dalam situasi ini, tanaman perlu menyesuaikan diri untuk meminimalkan kehilangan air dan memaksimalkan penyerapan air. Tanaman paling tidak tahan terhadap kekeringan selama tahap reproduksi pertumbuhan, terutama selama pembungaan dan perkembangan biji. Oleh karena itu, respons regulasi jangka panjang dan jangka pendek terhadap air sangat penting untuk reproduksi dan kelangsungan hidup tanaman.
Respons jangka pendekToleransi kekeringan tanaman melibatkan jaringan regulasi molekuler yang kompleks, di mana banyak faktor, termasuk faktor transkripsi, bekerja sama.
Dalam kondisi kekeringan, ekspresi gen tanaman berubah dan diaktifkan serta diatur oleh serangkaian faktor transkripsi. Faktor transkripsi ini mengikat elemen cis-acting tertentu dan mendorong ekspresi gen ketahanan stres. Beberapa faktor transkripsi utama pada tanaman meliputi protein pengikat elemen respons dehidrasi (DREB), faktor pengikat elemen respons ABA (AREB), dan tidak adanya kuncup terminal (NAM).
DREB1A, DREB1B, dan DREB1C adalah faktor transkripsi khusus tanaman yang dapat mengikat promotor gen ketahanan kekeringan, toleransi garam, dan toleransi suhu rendah. Dengan mengekspresikan gen-gen ini secara berlebihan, ketahanan stres tanaman dapat ditingkatkan.
AREB/ABF adalah kelas faktor transkripsi tipe bZIP yang responsif terhadap ABA yang memainkan peran penting dalam tahap pertumbuhan tanaman dan mengendalikan ekspresi gen yang terkait dengan respons dan toleransi kekeringan.
Tanaman yang beradaptasi dengan kekeringan di alam dapat dibagi menjadi empat kategori menurut lingkungan tempat tinggalnya: tipe yang dapat menghindar, tipe yang dapat menghindari, tipe yang dapat toleran, dan tipe yang dapat menahan stres.
Di lingkungan alami, tanaman menunjukkan mekanisme adaptasi yang berbeda terhadap ketahanan terhadap kekeringan. Misalnya, tanaman yang dapat menghindari hanya tumbuh dalam kondisi lembap, sedangkan tanaman yang toleran dapat mempertahankan pertumbuhan dalam kondisi yang sangat kering. Desain tanaman ini adalah kunci bagi kelangsungan hidup mereka.
Seiring dengan meningkatnya frekuensi dan keparahan kekeringan, hasil panen semakin terpengaruh. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari jalur molekuler toleransi kekeringan. Melalui bioteknologi, ilmuwan pertanian mengembangkan tanaman yang dimodifikasi secara genetik untuk meningkatkan ketahanannya terhadap kekeringan, membantu petani melindungi panen mereka di lingkungan yang keras.
Lembaga penelitian dan proyek kerja sama internasional berupaya meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan untuk mengatasi tantangan iklim yang lebih parah di masa mendatang.
Namun, proses komersialisasi tanaman tahan kekeringan tidaklah sederhana. Waktu dan uang yang dibutuhkan dari modifikasi genetik hingga peluncuran pasar sangat besar. Selain itu, paten dan keterbatasan teknis dalam proses modifikasi tanaman menyulitkan sebagian besar lembaga penelitian kecil untuk mendapatkan dukungan.
Seiring penelitian tentang ketahanan tanaman terhadap kekeringan terus mendalam dalam menghadapi perubahan kondisi iklim, kita mungkin tidak hanya melihat tanaman yang tangguh di masa depan, tetapi juga dapat menyaksikan evolusi yang lebih menakjubkan di kerajaan tanaman. Kejutan seperti apa yang akan diberikan ketahanan tanaman terhadap kekeringan kepada kita?