Rumah kaca adalah struktur yang dirancang untuk mengatur suhu dan kelembapan lingkungan internal. Meskipun ada berbagai jenis rumah kaca yang tersedia saat ini, fitur umum yang dimiliki semuanya adalah penutup besar dari bahan transparan yang memungkinkan cahaya masuk sambil menghalangi panas keluar. Bahan umum yang digunakan untuk atap dan dinding rumah kaca modern meliputi plastik kaku seperti polikarbonat, film polietilena, atau kaca. Saat sinar matahari mencapai bagian dalam rumah kaca, suhu meningkat, menyediakan lingkungan yang terlindung bagi tanaman untuk tumbuh bahkan dalam cuaca dingin. Baik itu "rumah kaca", "rumah kaca", atau "rumah kaca panas", istilah-istilah ini sering digunakan secara bergantian, tergantung pada bahan dan sistem pemanasnya.
Saat ini, rumah kaca tersedia dalam berbagai ukuran, dari gudang kecil hingga bangunan berskala industri. Contoh terkecil adalah rumah kaca mini, atau rangka dingin, yang sering digunakan di rumah, sedangkan rumah kaca komersial besar adalah fasilitas produksi sayur, bunga, atau buah berteknologi tinggi. Rumah kaca kaca tembus cahaya ini dilengkapi dengan banyak perangkat seperti sistem pelindung, pemanas, pendingin, dan pencahayaan, dan bahkan dapat dikontrol oleh komputer untuk mengoptimalkan kondisi pertumbuhan tanaman. Berbagai teknik diterapkan untuk mengelola kondisi pertumbuhan, termasuk suhu udara, kelembapan relatif, dan perbedaan tekanan uap, untuk menyediakan lingkungan pertumbuhan yang optimal bagi tanaman tertentu.
Sebelum pengembangan rumah kaca, praktik pertanian dibatasi oleh kondisi iklim. Bergantung pada zona iklim masyarakat, orang memiliki pilihan dan waktu tanam yang sangat terbatas. Namun, sekitar tahun 30 M, upaya pertama untuk menciptakan lingkungan buatan dilakukan di Kekaisaran Romawi. Karena kesehatan Kaisar Tiberius menurun, dokter istana menyarankannya untuk makan mentimun setiap hari, tetapi mentimun adalah tanaman yang rapuh dan sulit tumbuh sepanjang tahun. Oleh karena itu, orang Romawi merancang lingkungan seperti rumah kaca buatan untuk menyediakan sayuran ini bagi kaisar sepanjang tahun. Mentimun ditanam di gerobak dorong yang dapat didorong ke bawah sinar matahari setiap hari dan dibawa masuk pada malam hari agar tetap hangat.
Terobosan besar berikutnya dalam desain rumah kaca terjadi di Korea pada abad ke-15, ketika Sun Woo-jeon, seorang dokter dari dinasti Joseon, menggambarkan rumah kaca pertama yang dipanaskan secara artifisial dalam manuskripnya, Vegetable Erotica. Desain tersebut menggabungkan sistem penghangat yang unik, "ondol," sebuah metode pemindahan panas dari sumber panas melalui cerobong asap di bawah lantai. Selain itu, terdapat boiler yang dipanaskan dengan air untuk menghasilkan uap, yang meningkatkan suhu dan kelembapan di dalam rumah kaca. Rumah kaca ini adalah yang pertama yang secara aktif mengendalikan suhu daripada hanya mengandalkan sinar matahari. Desainnya masih mencakup metode pemanasan pasif seperti jendela kertas minyak tembus cahaya dan dinding bata untuk mempertahankanpanas, tetapi kompor tambahan menyediakan kontrol yang lebih tepat.
Pada abad ke-17, konsep rumah kaca juga muncul di Belanda dan Inggris. Meskipun operasi rumah kaca awal rumit dan membutuhkan banyak upaya untuk melindungi dan mempersiapkan diri menghadapi musim dingin. Seiring kemajuan teknologi, demikian pula teknik kaca dan struktur. Rumah kaca berpemanas 'boiler' pertama di Inggris dibangun pada tahun 1681 di Chelsea Herb Garden. Saat ini, Belanda menjadi rumah bagi beberapa rumah kaca terbesar di dunia, cukup besar untuk menghasilkan jutaan ton sayuran setiap tahun.
Pada tahun 1737, pedagang Cranbrook Andrew Faneuil membangun rumah kaca pertama di Amerika Serikat. Pada tahun 1784, George Washington berkonsultasi dengan perancang taman lain dan membangun rumah kaca di tanah miliknya. Menjelang abad ke-19, ahli botani Prancis Charles Lucien Bonaparte membangun rumah kaca modern yang praktis, yang sebelumnya terbatas pada kebun-kebun milik kelas atas. Dengan meningkatnya penelitian ilmiah tentang tanaman tropis, teknologi rumah kaca secara bertahap menjadi populer di universitas-universitas. Desain terus berkembang untuk memenuhi permintaan tanaman tropis.
Memasuki abad ke-20, catatan pembangunan berbagai rumah kaca baru, seperti rumah kaca berbentuk terompet dan piramida, secara bertahap meningkat. Yang lebih penting, semakin mudahnya penggunaan film polietilen telah menyebabkan lebih banyak pertanian kecil dan pusat-pusat perkebunan mulai membangun rumah kaca. Peningkatan ini secara signifikan mengurangi biaya konstruksi dan memperpanjang masa pakai. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, rumah kaca yang dikeringkan menjadi lebih umum dan menjadi penting baik dalam produksi maupun penjualan eceran tanaman tertentu.
Rumah kaca bekerja dengan membiarkan sinar matahari masuk melalui atap dan dinding yang transparan dan diserap oleh tanah dan isi di dalamnya, yang kemudian memanaskan udara, menyebabkan suhu meningkat.
Agar tanaman pada akhirnya mencapai kondisi pertumbuhan yang paling ideal, kontrol ventilasi, pemanasan, pendinginan, dan cahaya semuanya sangat penting.
Teknologi penekan UV yang lebih baik dikembangkan lebih lanjut pada tahun 1970-an, membuat film polietilen jauh lebih tahan lama dan memperpanjang masa pakainya, yang pada gilirannya mendorong dipopulerkannya teknologi rumah kaca.
Rumah kaca saat ini tidak hanya menyediakan lingkungan pertumbuhan yang terkendali; mereka memainkan peran penting dalam mendorong produktivitas pertanian. Bagi banyak wilayah, terutama negara-negara di garis lintang tinggi, rumah kaca menawarkan solusi untuk produksi sepanjang tahun di iklim yang keras. Teknik dan desain kuno ini tidak hanya memengaruhi pertanian kontemporer, tetapi juga memainkan peran penting dalam produksi pertanian global. Dengan kemajuan teknologi, berbagai sistem kontrol lingkungan memberikan petani lebih banyak pilihan produksi dan membentuk masa depan pertanian. Di masa depan, bagaimana sistem tradisional ini akan