Fistula ani adalah kondisi kronis yang terjadi sebagai saluran abnormal antara saluran anus dan kulit di sekitar anus. Ciri patologis ini disebabkan oleh abses perianal yang tidak sembuh dengan baik. Pembentukan fistula ani umumnya dimulai dari kelenjar anus, yang sering terletak di antara sfingter ani internal dan eksternal. Jika drainase kelenjar ini tersumbat, abses dapat terbentuk, yang dapat meluas ke permukaan kulit dan membentuk fistula. Prosedur ini tidak nyaman dan menyakitkan, serta dapat menimbulkan risiko infeksi sistemik.
"Fistula ani sendiri tidak menyebabkan kerusakan serius pada tubuh, tetapi dapat menyebabkan nyeri hebat dan tekanan emosional."
Gejala fistula ani dapat meliputi pelunakan kulit, keluarnya nanah dan bau busuk, serta gatal. Jika terjadi infeksi, masalah seperti nyeri, pembengkakan, dan demam lebih mungkin terjadi. Diagnosis biasanya memerlukan pemeriksaan terperinci dalam pengaturan rawat jalan atau di bawah anestesi, dan dokter dapat menggunakan pemeriksaan anus, pemeriksaan abses, atau tes pencitraan seperti endoskopi anus.
Menurut hubungan antara fistula anus dan sfingter anus internal dan eksternal, fistula anus dapat dibagi menjadi banyak jenis, seperti fistula anus parasfingterik eksternal, fistula anus sagital, dll. Klasifikasi ini membantu menentukan pilihan pengobatan. Fistula anus sederhana seperti tingkat I dan II dapat diangkat melalui pembedahan, sedangkan tingkat III dan IV lebih rumit.
"Mengklasifikasikan fistula anus dapat membantu dokter memberikan pengobatan yang tepat sasaran dan mengurangi risiko komplikasi akibat pembedahan."
Pengobatan fistula anus biasanya memerlukan beberapa tahap untuk menghindari kekambuhan. Pilihan pengobatan meliputi pemasangan fistula terbuka sementara untuk mengeluarkan nanah dan mengeluarkan fistula secara perlahan menggunakan metode seperti shear cord. Menutup lubang internal dan mengobati infeksi juga penting. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi baru seperti terapi dengan bantuan endoskopi dan teknologi terapi sel secara bertahap telah diperkenalkan dalam pengobatan fistula ani dan telah menunjukkan hasil yang baik.
EpidemiologiMenurut data, fistula ani lebih umum terjadi pada pria, terutama mereka yang berusia 30 hingga 40 tahun. Ini berarti bahwa pasien kanker dalam kelompok usia ini mungkin perlu menanggung lebih banyak masalah yang terkait dengan fistula ani.
Ringkasan"Insiden fistula ani meningkat dari tahun ke tahun. Selain rasa sakit fisik, beban psikologis pada pasien tidak boleh dianggap remeh."
Meskipun fistula ani bukanlah penyakit yang fatal, rasa sakit dan tekanan emosional yang ditimbulkannya berdampak signifikan pada kualitas hidup pasien. Seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran, banyak orang yang mampu mengobati kondisi ini dengan cara yang lebih sederhana dan efektif. Namun, dalam proses ini, kita masih perlu memikirkan cara efektif untuk mencegah terjadinya fistula ani dalam kehidupan sehari-hari dan menjaga kesehatan kita sendiri?