Dalam model ekonomi tradisional, konsumen sering membuat pilihan berdasarkan fitur produk, tetapi merek dan posisi spasialnya sangat dipengaruhi oleh faktor geografis. Model Lingkaran Salop memberikan perspektif baru, memperluas posisi merek dari garis lurus sederhana menjadi lingkaran, yang memungkinkan kita untuk memikirkan kembali nilai dan posisi merek.
Dalam perspektif ekonomi tradisional, produk dipandang sebagai pengganti dengan karakteristik serupa dan proses pemilihan merek konsumen terutama didasarkan pada karakteristik ini. Namun, model Salop menunjukkan bahwa konsumen mempertimbangkan lokasi saat membuat pilihan merek, yang membuat hubungan antara merek dan konsumen menjadi lebih rumit.
Konsumen menganggap lokasi geografis dan karakteristik produk sebagai satu kesatuan, sehingga manfaat ekonomi suatu merek tidak hanya bergantung pada kualitas produk, tetapi juga dipengaruhi oleh distribusi geografis konsumen.
Inti dari model Salop adalah bahwa konsumen tersebar merata pada suatu lingkaran dan setiap konsumen dapat memiliki banyak pilihan merek. Model ini menjungkirbalikkan keterbatasan model linier tradisional dan meyakini bahwa pilihan konsumen dipengaruhi oleh karakteristik merek dan lokasinya dalam ruang. Hal ini penting karena menunjukkan bahwa konsumen bersedia mengorbankan sebagian kepuasan produk demi kedekatan geografis.
Dalam model Salop, merek tersebar merata dalam struktur melingkar, yang membuat persaingan pasar tidak lagi sekadar persaingan harga, tetapi persaingan ruang dan keragaman produk. Merek perlu mempertimbangkan cara memastikan mereka memiliki toko di area dengan lalu lintas tinggi dan menarik konsumen yang mungkin tertarik pada produk pesaing karena faktor lokasi.
Keberhasilan suatu merek terletak pada cara merek tersebut menggabungkan lokasi geografisnya di pasar dengan preferensi pilihan konsumen.
Menurut model Salop, konsumen pada umumnya bersedia memilih merek yang lebih dekat untuk pengalaman berbelanja yang lebih nyaman, meskipun itu berarti mereka mungkin harus mengorbankan fitur-fitur tertentu dari produk tersebut. Ini berarti bahwa merek perlu terus-menerus menyesuaikan strategi mereka untuk memenuhi kebutuhan lokasi konsumen dengan sebaik-baiknya.
KesimpulanMelalui model Salop, kita dapat memahami kompleksitas persaingan antara merek dan perilaku konsumen. Sebuah merek tidak lagi hanya menjadi simbol suatu produk, tetapi juga mencakup dampak dari ruang geografis tempat produk tersebut berada. Hal ini mengubah pemahaman mendasar kita tentang merek: merek bukan hanya pilihan di pasar, tetapi bagian dari kehidupan konsumen.
Merek penting bukan hanya karena produk itu sendiri, tetapi juga karena hubungannya dengan kehidupan sehari-hari konsumen.
Jadi, di pasar masa depan yang berubah dengan cepat, bagaimana merek harus menyesuaikan posisi mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam?