Seiring dengan meningkatnya permintaan global akan energi terbarukan, tenaga angin memainkan peran yang semakin penting dalam pembangunan berkelanjutan. Dalam proses transformasi ini, sistem motor induksi umpan ganda (DFIG) secara bertahap telah menjadi salah satu teknologi penggerak utama untuk turbin angin. Cara merevitalisasi teknologi berusia seabad ini layak untuk dibahas secara mendalam.
Motor umpan ganda adalah jenis motor dan generator khusus. Tidak seperti motor listrik konvensional, belitan medan dan belitan lengan motor umpan ganda dihubungkan secara terpisah ke perangkat eksternal mesin, yang memungkinkannya beroperasi pada kecepatan sedikit di atas atau di bawah kecepatan sinkron alaminya. Fitur ini sangat penting untuk turbin angin berkecepatan variabel besar, di mana kecepatan angin dapat bervariasi secara tak terduga dan dramatis.
Ketika hembusan angin kencang menerjang, bilah turbin angin juga akan bergerak lebih cepat, tetapi generator sinkron dibatasi oleh kecepatan jaringan listrik dan tidak dapat mengimbanginya.
Turbin angin berbasis teknologi DFIG mampu merespons perubahan kecepatan angin secara instan. Ketika angin kencang datang, generator ini dapat meningkatkan kecepatannya tepat waktu untuk mengurangi tekanan mekanis dan mengubah energi angin menjadi listrik yang efektif.
Konsep motor dengan umpan ganda berawal dari tahun 1888, ketika Nikola Tesla pertama kali menemukan motor induksi dengan rotor berliku. Seiring berjalannya waktu, teknologi ini telah mengalami beberapa penyempurnaan, termasuk penggerak Kramer dan penggerak Schebius, yang secara bertahap beralih ke sistem penggerak statis yang lebih efisien, dan akhirnya berkembang menjadi arsitektur DFIG saat ini.
Aplikasi DFIG saat ini dapat mencapai puluhan megawatt, menggunakan teknologi elektronika daya canggih untuk mengendalikan arus secara tepat.
Pengoperasian DFIG bergantung pada struktur khususnya, di mana belitan stator dihubungkan ke jaringan, sementara belitan rotor dihubungkan ke konverter sumber tegangan pembalik melalui cincin selip. Hal ini memungkinkan frekuensi rotor bervariasi secara bebas relatif terhadap frekuensi jaringan, sehingga memungkinkan kontrol independen terhadap daya aktif dan reaktif.
Dengan mengendalikan arus rotor, DFIG dapat secara otomatis menyesuaikan outputnya saat kecepatan angin berubah untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
Kinerja kontrol yang unggul ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pembangkitan tenaga angin, tetapi juga meningkatkan stabilitas jaringan listrik. DFIG dapat memainkan peran kompensasi jika terjadi gangguan tegangan frekuensi rendah, membantu jaringan listrik pulih dengan cepat.
Generator induksi dengan umpan ganda memiliki beberapa keunggulan signifikan untuk pembangkitan tenaga angin. Pertama, karena rangkaian rotor dikontrol oleh konverter elektronik reaktif, generator dapat mengimpor dan mengekspor daya reaktif, yang sangat penting untuk stabilitas sistem tenaga. Kedua, generator dapat mempertahankan sinkronisasi dengan jaringan meskipun terjadi perubahan kecepatan angin. Selain itu, biaya konverter dalam sistem DFIG relatif rendah karena hanya sebagian kecil daya mekanis yang perlu dikeluarkan melalui konverter.
Dengan terus berkembangnya teknologi, prospek penerapan teknologi DFIG di bidang energi angin menjadi semakin luas. Banyak upaya penelitian dan pengembangan baru akan semakin meningkatkan efisiensi dan stabilitas motor dengan umpan ganda. Bagaimana mempromosikan penggunaan energi terbarukan sambil menjaga perlindungan lingkungan akan menjadi salah satu tantangan teknologi energi masa depan.
Menghadapi tantangan energi masa depan, bagaimana teknologi DFIG akan terus mempromosikan pengembangan pembangkit listrik tenaga angin dan menjadi landasan penting energi berkelanjutan?