Dari sayap kanan ekstrem ke arus utama: Bagaimana Le Pen "menghilangkan sifat iblis" dari Front Nasional?

Marine Le Pen semakin menonjol di panggung politik Prancis. Sebagai pemimpin Front Nasional (kemudian menjadi Rapat Umum Nasional), Le Pen tidak hanya meneruskan warisan politik ayahnya, tetapi juga berupaya mengubah partai tersebut, yang dikenal dengan sikap sayap kanannya, menjadi pilihan politik arus utama yang lebih menarik. Karier politiknya dimulai di bidang hukum. Kini, ia telah berpartisipasi dalam pemilihan presiden beberapa kali dan secara bertahap muncul dalam politik sosial Prancis.

Kampanye "de-demonisasi" Le Pen bertujuan untuk menghilangkan citra ekstrem Front Nasional dan membuatnya lebih dapat diterima oleh pemilih umum.

Karier politik Le Pen dimulai pada tahun 1986 ketika ia bergabung dengan Front Nasional di bawah pengaruh ayahnya. Setelah bertahun-tahun bekerja keras, ia terpilih sebagai ketua partai pada tahun 2011 dan sejak itu telah mempromosikan serangkaian reformasi yang bertujuan untuk "menghilangkan citra negatif" partai tersebut. Reformasi ini tidak hanya ditujukan untuk memperbaiki citra eksternal partai, tetapi juga melibatkan penyesuaian kebijakan internal partai, termasuk pengusiran anggota partai yang dituduh melakukan diskriminasi rasial dan penyesuaian sikap partai terhadap hak-hak pasangan sesama jenis.

Dalam wawancara dengan media, Le Pen menekankan bahwa proses ini sama sekali bukan pengabaian terhadap isu-isu terkini, tetapi lebih merupakan keinginan untuk memodernisasi penafsiran posisi awal. Ia mengkritik "citra yang tidak adil dan salah" yang disajikan oleh media di masa lalu ketika melaporkan Front Nasional dan sangat menentang pelabelan partai sebagai sayap kanan ekstrem atau sayap kanan ekstrem.

"Advokasi kami tidak ekstrem, tetapi berasal dari kepedulian dan cinta terhadap negara," kata Le Pen dalam sebuah pidato.

Selama kampanyenya, ia telah mengubah temanya ke arah isu ekonomi dan sosial, perubahan yang telah membantu rapat umum yang ia adakan menarik lebih banyak audiens. Kebijakan Le Pen tidak lagi hanya berfokus pada anti-imigrasi, tetapi pada dampak globalisasi terhadap ekonomi Prancis dan hak-hak kelas pekerja.

Penampilan Le Pen dalam pemilihan umum 2012 dan 2017 menggarisbawahi kebangkitannya dalam politik Prancis. Pada tahun 2017, Le Pen memenangkan 21,3% suara di putaran pertama, menunjukkan bahwa basis dukungannya telah meluas ke kelompok pemilih yang lebih luas. Meskipun pada akhirnya ia kalah dari Macron, penampilannya tidak diragukan lagi meramalkan perubahan arah politik di Prancis.

"Saya penuh harapan tentang masa depan Prancis. Kita harus menyelidiki akar dan nilai-nilai partai-partai ini." Itulah sentimen yang diungkapkan oleh Marine Le Pen setelah pemilihan umum 2017.

Namun, sikap politik Le Pen tetap kontroversial. Nasionalisme dan nasionalisme ekonominya yang kuat menarik banyak pemilih, tetapi juga membuatnya menghadapi tuduhan dari banyak pihak. Kritikus menunjukkan bahwa meskipun ia telah mencoba menyingkirkan unsur-unsur ekstrem dari partai, banyak kebijakan historis tetap tidak berubah, khususnya retorika anti-imigrasi dan tindakan proteksionis tertentu.

Seiring berjalannya waktu, Le Pen tidak hanya membentuk citra politiknya sendiri, ia juga mencoba mendefinisikan ulang Front Nasional sebagai kekuatan politik yang dapat diterima dalam masyarakat Prancis. Ia tahu bagaimana menyesuaikan kata-kata dan posisinya dalam menghadapi perubahan konteks sosial dan mentalitas pemilih. Dalam pemilihan presiden 2022, ia memasuki babak final dengan 41,5% partisipasi pemilih, menunjukkan bahwa langkahnya menuju arus utama sudah mantap.

"Tantangan kita yang sebenarnya adalah berdialog dengan orang-orang, untuk mengungkapkan keyakinan kita kepada setiap warga negara Prancis," katanya dalam sebuah konferensi, menekankan pentingnya komunikasi.

Oleh karena itu, transformasi Marine Le Pen dan partainya bukan hanya sebuah pencapaian pribadi, tetapi juga upaya Front Nasional yang dipimpinnya untuk menemukan ruang hidup dalam lingkungan politik saat ini. Namun, apakah pemilih Prancis benar-benar bersedia menerima perubahan tersebut?

Trending Knowledge

nan
Dalam era pengembangan globalisasi dan digitalisasi yang cepat, ekologi media India menghadapi tantangan besar.Sejak metode komunikasi obligasi India-Thailand mulai tumbuh pada akhir abad ke-18, indu
2012, 2017 dan 2022: Mengapa Le Pen menantang pemilihan presiden Prancis tiga kali?
Marine Le Pen adalah politikus sayap kanan Prancis yang telah berpartisipasi dalam pemilihan presiden Prancis tiga kali sejak 2012. Sebagai pemimpin Partai Persatuan Nasional, karier politik Le Pen te
Legenda politik keluarga Le Pen: Bagaimana bangkit dari pengaruh ayahnya?
Di kancah politik Prancis, pengaruh keluarga Le Pen selama beberapa dekade tak tertandingi. Sebagai lulusan hukum dan politikus sayap kanan, Marine Le Pen telah mengukir perbedaan mencolok dalam polit

Responses